12 tahun telah berlalu sejak kepergian sungchan yang memang harus bersama dengan ayah kandungnya. Bahkan sekarang jaemin dan renjun sudah bisa menerima kenyataan dan berbahagia dengan anak mereka. Bahkan sih kembar sulung yang saat itu masih berumur 5 tahun tak ingat dengan sungchan lagi karena memang jaemren tak pernah mengatakan apapun pada anak mereka mengenai sungchan.
Sekarang terlihat sepasang suami-istri itu masih tidur dengan nyenyak diatas tempat tidur mereka tanpa terganggu dengan sinar matahari yang baru saja terbit itu. Bahkan yang lebih mungil semakin merapatkan diri didalam pelukan hangat suaminya itu. Membuat yang lebih besar merasa terusik lalu membuka matanya secara perlahan dan tersenyum melihat istrinya yang masih tidur dengan nyenyak itu.
"Cantik." Gumam jaemin tersenyum lalu diapun mengecup pipi chubby istrinya itu membuat yang lebih mungil terusik dan membuka matanya secara perlahan.
"Nana?"
"Pagi sayang." Ucap jaemin tersenyum.
"Pagi." Balas renjun.
Cup.
Cup.
Cup.
Jaemin mengecup ringan bibir manis itu 3 kali.
"Nana berhenti menciumiku." Ucap renjun kesal. Dan jaemin hanya tertawa lalu memeluk renjun. Disaat bersamaan mereka mendengar ketukan pintu juga suara tangisan dari sih bungsu, Na Ayden yang berusia 4 tahun itu.
"Mama hiksss....." Renjun lantas melepaskan pelukan suaminya itu dan diapun langsung membuka pintu kamar mereka dan berjongkok untuk memeluk anak bungsunya.
"Kenapa sayangnya Mama?"
"Yden mimpi buluk." Ucapnya dan renjun langsung menggendong anaknya lalu membawa masuk dan mendekat pada jaemin yang tersenyum dan mengelus kepala anak bungsunya itu setelah renjun duduk disebelahnya.
"Tak apa sayang, itu hanya mimpi." Ucap renjun
"Jagoan papa tak boleh takut dengan mimpi itu, karena itu tak akan jadi kenyataan sayang." Ucap jaemin.
Sementara itu di lantai bawah, terlihat sih kembar yang sudah berusia 17 tahun tengah menonton film kartun yang ditayangkan dengan antusias, Na Eun Seok dan Na Chenle. Sih kembar lainnya yang berumur 12 tahun tengah bermain PS bersama Na Sung Hoon dan Na Minhee, lalu kembar berbeda gender satunya yang berumur 6 tahun tengah menggambar karena keduanya baru saja masuk taman kanak-kanak, Na sulyoon dan Na Junlin.
"Wah Jerry benar-benar sangat cerdik." Ucap Eun Seok.
"Lagian aku suka dia cerdik. Tom juga tak terlalu baik kok." Ucap chenle.
"Tapi, tetap saja tak baik lele." Ucap Eun Seok menatap adik kembarnya itu.
"Ya ya ya, aku mengerti." Ucap chenle yang malas berdebat dengan Eun Seok.
"Kau sepertinya terlalu banyak bermain dengan jisung makanya seperti ini." Ucap Eun Seok.
"Jisung bahkan tak sepertiku Eun Seok, dia sangat tenang dan aneh.' Ucap chenle dan Eun Seok hanya menggelengkan kepalanya. Karena walaupun sangat aneh kata sih kembarannya tapi tetap saja mereka tak terpisahkan, ajaib sekali.
"Sunghoon! Jangan begitu aku bisa kalah!" Kesal Minhee.
"Ini game, terserah ku mau bagaimana." Datar sunghoon.
"Kau menyebalkan Na sunghoon, setidaknya kau harus mengalah pada adikmu ini." Ucap minhee.
"Masih ingin bermain atau tidak? Kalau tidak aku hentikan sekarang." Ucap sunghoon.