Chenle kembali tanpa membawa susu untuk Ayden sama sekali. Diapun mendapat tatapan bingung dari Eun Seok.
"Lele?" Membuat sang empu menatap sang kembaran.
"Mana susu untuk Ayden?"
"Aku lupa." eunseok menatap bingung kembarannya karena seingatnya kembarannya itu sangat teliti bagaimana mungkin dia lupa saat tujuannya memang itu.
"Kau kenapa lele?" Ucap jisung memegang bahu chenle.
"Aku sepertinya lelah." Ucap chenle lalu diapun langsung duduk disalah satu sofa.
Ayden yang menyadari chenle kembali lantas mendekat pada kakaknya itu.
"Hyung? Susu yden mana?" Bingungnya.
"Minta sama eunseok, Hyung sedang tidak sehat. Hmm?"
"Apa perlu yden panggil Mama?"
"Anio, Hyung baik-baik saja." Ucap chenle tersenyum dan ayden pun mengangguk lalu diapun mendekat pada eunseok.
"Hyung?" Eunseok lantas berjongkok dan diapun tersenyum pada adik bungsunya itu.
"Waeyo?"
"Susu."
"Biar—"
"Jie Hyung akan mengambilnya pada mama renjun, Ayden tunggu sebentar ya?"
"Ne." Angguk Ayden lalu jisungpun pergi menuju ruang tengah mansion xiaodery.
Ruang tengah.
Jisung merasakan aura yang aneh saat sampai di tempat para orang tua itu, dia seperti merasa para orang tua tengah bicara serius saat ini, tapi dia harus meminta susu pada renjun karena ayden menginginkannya.
"Mama renjun?"
"Loh? Kenapa kau turun jie? Kau di jahili oleh adikmu?" Ucap Haechan bingung pada anak sulungnya itu.
"Anio, Mama renjun, Ayden meminta susunya." Ucap jisung.
"Aaa, jie kembali saja dulu ya. Mama akan membuatkan susu untuk Ayden dan mengantarkannya."
"Ne." Angguk jisung lalu diapun kembali.
"Kita sudahi pembicaraan ini. Kita tetap harus biasa saja, ini bisa kita bicarakan lain kali." Ucap renjun datar lalu diapun segera pergi dengan membawa tas kebutuhan Ayden dimana ada susu Ayden disana.
"Jaemin, oniichan harap kau bisa membujuk renjun."Ucap Samuel datar.
"Samuel benar jaemin, aku tak mau adikku menderita lagi." Ucap dejun.
"Aku juga ingin kau melakukan apapun caranya agar sungchan kembali pada ayahnya." Ucap Yushi datar.
"Hyung pasti tahu bukan? Kami tak mau kehilangan sama sekali. Jadi, pikirkan caranya." Ucap haruto datar.
"Kali ini hanya kau harapanku jaemin, aku tak mau sampai kejadian yang tak kita inginkan terjadi." Ucap Haechan. Dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya.
"Aku tak mau keponakanku kenapa-napa karenanya hyung." Ucap Taehyun.
"Aku juga tak mau anak dan istriku kenapa-napa." Datar jaemin.
Sementara itu, renjunpun pergi menuju ruangan bermain dan diapun langsung melihat semuanya.
"Mama!" Ucap Ayden lantas diapun mendekat pada renjun, renjun tersenyum dan diapun memberikan susu pada Ayden sembari mengelus kepala anak bungsunya itu.
"Mama apa benar kita akan melakukan camping?" Ucap Minhee.
"Mungkin, Mama juga tak terlalu tahu."
"Mama?" Renjun menatap eunseok bingung.
"Chenle agak aneh ma, sepertinya chenle mendadak sakit."
"Dimana sekarang kembaranmu?"
"Disana ma." Ucap eunseok menjuk keluar dimana ada sofa di balkon ruangan bermain itu.
"Baiklah, Mama ke chenle dulu." Ucap renjun lantas diapun pergi menuju balkon.
Sreet.
Jisung melihat kedatangan renjun dan diapun langsung berdiri.
"Jie? Boleh tinggalkan kami?"
"Ne." Angguk jisung dan diapun keluar sembari menutup pintu kearah balkon. Chenle hanya menatap ibunya tanpa ada niat bicara sama sekali. Renjun tahu kalau anaknya tengah menyembunyikan sesuatu saat ini, diapun lantas mendekat dan duduk disebelah chenle dan mengelus kepala anaknya itu, karena mau bagaimanapun, mau semirip apapun chenle dengannya, sifatnya tetap sifat keras jaemin.
"Anak mama kenapa?" Chenle hanya diam saja.
"Apa ada yang sakit sayang? Katakan saja pada mama. Mama akan beritahu papa dan membawamu berobat." Ucap renjun tapi chenle hanya diam saja dan diapun menatap renjun dan memeluknya erat membuat renjun membalas pelukan anaknya itu.
"Mama jangan tinggalkan chenle dan adik-adik."
"Mama tidak akan melakukannya. Apa lele bermimpi buruk tadi?" Chenle hanya menggelengkan kepalanya saja.
"Apa ada yang sakit?"
"Anio, geundae mama—" chenle menggantung ucapannya dan menatap renjun.
"Kenapa hmm? Anak mama mau minta apa?"
"Bisakah sungchan Hyung tak tinggal dengan kita?"
"Kenapa? Bukannya lele sangat senang? Bahkan eunseok juga sama."
"Anio, lele keliru ma. Lele tidak senang dengan keberadaan sungchan Hyung. Dia bukan keluarga kita. Bisakah lele meminta itu ma? Lagian lele hanya meminta ini pada mama. Hmm?" Ucap chenle dan renjun hanya diam saja.
"Mama terlihat sangat keberatan sekali. Kalau begitu terserah Mama saja. Bisa tinggalkan lele sendiri ma?" Ucap chenle melepaskan pelukannya pada renjun. Renjun hanya bisa mengiyakan. Walaupun jauh didalam hatinya dia sangat sakit melihat anaknya bahkan perlahan menjauh. Perkataan semuanya benar, renjun tak mau berjauhan dari anak kandungnya. Mungkinkah pilihannya hanya mengusir sungchan dan membiarkannya tinggal sendirian?
~Tbc~