mengisahkan tentang perjuangan taehyung untuk mendapatkan kepercayaan dan cinta yang pernah dihancurkan olehnya di kehidupan yang sebelumnya.
Lalu apa yang akan terjadi jika sang pujaan selalu menolak bahkan membencinya?
apakah dia akan berhasil ata...
Setelah sampai didepan kelasnya taehyung bisa mendengar guru yang sedang mengajar, dengan hati hati dia membuka pintu dan melihat ternyata pak Deo guru tua yang sangat killer itu sudah menatapnya dengan tajam.
"Kenapa baru datang taehyung,kau tidak lihat ini jam berapa?"nadanya memang tenang tapi tatapannya sangat mengerikan membuat seluruh kelas menjadi sunyi dan tubuh taehyung bergetar dibuatnya.
Dengan tersenyum dia menjawab "maaf pak tadi saya bangun kesiangan hehehe"ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Aura wajah sang guru semakin keruh saja saat mendengar alasan dari nya"baiklah jika begitu lari keliling lapangan sebanyak 10 putaran dan tidak ada berhenti sebelum selesai"setelah mengatakan itu guru nya malah menutup pintu tanpa mendengar pendapat nya lagi.
Dengan langkah gontai taehyung menuju lapangan "hah sial sekali hari ini sudah telat bangun,nggak sarapan ditambah harus lari sekarang 10 putaran lagi "
Sinar matahari semakin terik saja terasa di kulit nya rasanya seperti mau terbakar, mungkin karena memang tidak sarapan membuat tubuh taehyung menjadi oleng dan untungnya sebelum jatuh ada seseorang yang menarik tangan nya"heh alien, jangan pingsan disini"
Sekarang keduanya taehyung dan Jimin sahabat sehidup tidak sematinya sedang makan di kantin,ya setelah drama taehyung yang akan pingsan membuat mereka mau tidak mau memutuskan untuk bolos.
Taehyung makan dengan lahapnya sampai Jimin hanya bisa terheran heran "Tae kau ini lemah sekali baru lari sebentar sudah mau pingsan"Jimin mengejek dengan tampang songong.
Terdengar suara tamparan yang nyaring berasal dari kepala Jimin yang dipukul taehyung "tadi aku tidak sempat sarapan karena bangun terlambat tadi"
(Ringan sekali ya tangannya)
Jimin meringis kesakitan "sialan kau, tapi Tae bukankah tadi malam kau tidur lebih awal?"kepalanya berdenyut sungguh pukulan taehyung memang tidak kuat tetapi tetap saja sakit.
Ya memang tadi malam mereka main game tetapi taehyung lebih dulu berhenti bermain karena katanya mengantuk.
Taehyung mengangguk membenarkan "memang aku tidur lebih awal tadi malam"belum sempat meneruskan ucapannya sudah dulu dipotong Jimin.
"Memangnya apa yang membuatmu bangun kesiangan apakah kau minum obat tidur ?"pertanyaan konyol yang Jimin tanyakan membuat kepalanya kena pukul lagi.
"Jangan memotong ucapan ku bodoh, Sudah cukup tubuh mu saja yang bantet jangan otakmu juga kau pikir buat apa aku meminum obat tidur memang nya aku insomnia apa"
Sungguh sahabat laknat, untung Jimin anak baik dan sabar kalau tidak sudah dibuang kelaut biar dimakan ikan paus baru tau rasa.
dengan sisa kesabarannya Jimin hanya bisa menghela nafas "baiklah Tae, Sekarang kenapa kau bangun telat hari ini?"ucapnya tersenyum paksa.
Tiba-tiba taehyung mendekat kan wajahnya sambil memegang keningnya"kau baik baik saja kan? tidak kesurupan kan?kau menakuti ku tau"sungguh temannya ini sangat idiot, kenapa juga dia harus memiliki sahabat seperti ini.
Habis lah sudah kesabaran Jimin jadi dengan sekuat tenaga dia memukul kepala sahabatnya itu dengan penuh cinta dan menendang tulang keringnya sebagai pelengkap.
Seketika suasana kantin yang awalnya sepi menjadi penuh dengan teriakan Taehyung dan suara tawa menggelegar Jimin.
Kini sudah saatnya jam pulang, taehyung dengan semangat membereskan tasnya"Jim nanti kita main game di rumahmu saja ya,bosen main jauh jauhan gak seru"
Jimin memutar matanya malas"Halah bilang aja numpang makan,apa susahnya sih"ya memang begini persahabatan mereka, jadi tidak ada yang merasa sakit hati karena sudah terbiasa.
Dengan senyum kotaknya taehyung merangkul sahabat nya itu "Tau aja Lo, soalnya tadi habis disemprot kak jin hehehe jadi gak berani pulang"
Persahabatan antara taehyung si pecicilan dan Jimin si emosian, persahabatan yang tulus walaupun kadang kadang bikin emosi.
Bersambung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
