jaemin first love

326 26 1
                                    

Winwin menggelengkan kepalanya,astaga kenapa waktu cepat sekali berlalu?, padahal baru kemarin rasanya melihat jaemin bisa berbicara

"Yaudah udahan aja yuk, udah mulai panas ini juga udah bersih tinggal beberapa tanaman nanti buna siramin lagi"
.

.

.

Jaemin merebahkan tubuhnya di ranjang dan menatap langit-langit kamarnya

Blushh

Jaemin jadi malu sendiri mengingat kejadian tadi,bagaimana jika bunanya membocorkan hal ini kepada aunty taeyong?, itu memalukan

Fyi:jaemin dan Jeno tidak pernah akur setiap mereka bertemu selalu saja ada hal yang mereka ributkan, jadi menurut jaemin itu memalukan jika ibunya dan aunty taeyong tau jika ia menyukai jeno.

Lama ia melamun sampai tak sadar jika bunanya sudah memasuki kamarnya

"Lagi ngapain kak? Mikirin Jeno ya?"

TIDAK!, jaemin tidak terkejut hanya saja ia merasa malu sendiri ketika bunanya mengatakan itu

"Buna apa apaan sih"

"Habis kamu diem aja ngeliat ke atas, ngelamunin apa sih?"

Jaemin menggeleng kecil dan menatap Buna nya

"Buna ke sini mau ngapain?"

"Ayo kebawah bantuin buna masak aunty doy bakal ke sini nanti"

Jaemin yang mendengar itu agak terkejut pasalnya terakhir kali ia bertemu aunty doy itu saat dirinya masih kelas 2 di JHS, itupun di bandara saat aunty doy akan pindah ke Amerika bersama suaminya, moon taeil

"Buna duluan deh, jaemin mau mandi"

Winwin menatap anaknya tak percaya

"Yakin mau mandi?"

Jaemin terkekeh, menganggukkan kepalanya dan berjalan ke kamar mandi, menyisakan Winwin di yang masih terduduk di kasur jaemin memperhatikan kamar anaknya yang cukup rapih untuk ukuran laki-laki lalu ia menyiapkan pakaian untuk jaemin pakai setelah itu berjalan keluar dari kamar jaemin tak lupa menutup pintunya kembali

Tak lama setelah Winwin pergi jaemin keluar dari kamar mandi dengan rambut basah dan handuk di pinggangnya melihat pakaian yang tergeletak di ranjang kamarnya, lalu bergegas memakainya

Jaemin memperhatikan pakaiannya cukup berbeda dari biasanya, pakaian yang di pilih oleh bunanya terlihat agak, feminim?

Jaemin bergegas turun dari kamarnya menuju dapur
Dilihatnya Winwin berkutat di depan kompor, menyadari kehadiran jaemin winwin menoleh sebentar dan kembali fokus dengan pekerjaannya mengabaikan jaemin yang terdiam, #bingungpart2

"Bunaaaa"

"Kenapa kak?"

Winwin bertanya tanpa menoleh

"Fungsi aku di sini ngapain bun?"

Ah iya Winwin ingat tadi dia sendiri yang memanggilnya jaemin agar segera ke bawah setelah mandim.

"Ke ruang tamu aja temenin jeno tuh"

Jaemin menegang, benarkan bunanya ini kadang di luar perkiraan kenapa harus ada Jeno juga di sini?

"K-kok ada Jeno juga ihh, buna yang panggil ya?"

"Kita sama keluarga Jeno kan deket sekalian panggil juga gapapa dong"

"buna ga ngerti perasaan ku"

Jaemin malah ngedrama di depan bunanya padahal aslinya jaemin juga seneng tuh gaperlu cari alasan biar ketemu sama jeno buktinya sekarang jeno sudah ada di rumahnya, beruntung yah jadi seorang Nakamoto jaemin.

.

.

.

Jaemin menarik nafas saat sudah dekat dengan pintu ruang tamu, rasanya seperti ingin menikah saja ayolah bahkan untuk sekedar bertemu di ruang tamu saja jaemin malu bagai mana jika bunanya memberi tahu jika ia menyukai jeno, itu tidak lucu sama sekali.

Sesampainya di ruang tamu jaemin melihat jeno sedang sibuk dengan ponselnya, Jeno sendiri merasa ada seseorang datang mengalihkan pandangannya kearah jaemin dan tersenyum, jaemin ingin pingsan saja rasanya.

"Eh, kakaknya renjun"

Astagaaa tolong ingatkan jaemin agar tidak melamun seperti sekarang

"Na?, halooo"

Jaemin tersadar dan mengerjapkan matanya lalu berjalan duduk di samping jeno, mungkin jika orang melihat itu mereka malah akan mengira jaemin dan jeno seperti social distancing mereka duduk bersebelahan tapi berjauhan

"Kenapa jauh jauh nana?, deketan sinii loh kosong juga kan?"

Jaemin mengerjap bingung, nana?

"Kau memanggilku nana?"

Jeno hanya mengangguk dan kembali fokus pada ponselnya, 15 menit berlalu jaemin dan Jeno masih sama jaemin yang diam memperhatikan jeno dan Jeno yang fokus pada ponselnya, lama di abaikan membuat jaemin merasa jengkel saja, apa gunanya ia di sini jika hanya di diamkan? Jaemin tuh ingin diajak ngobrol sama Jeno bukan sibuk masing-masing seperti ini!.

"Jeno"

"Ah maaf, ada apa na?"

Jeno menjawab tapi tak mengalihkan pandangannya pada ponselnya

"Kau itu sebenarnya sedang apa sih? Sibuk sekali"

"Ah, aku sedang bertukar pesan dengan karina"

"Karina?"

"Pacarku na!"

JDERR

rasanya seperti di sambar petir di siang hari, jaemin hanya tersenyum miris 'yahh dia tampan sih, mana ada orang seperti dia tidak punya pacar siapa pacarnya tadi? Karina? Primadona sekolah yahh mereka serasi'
Monolog nya.

Sibuk dengan pikiran nya dia tak sadar jika jeno terus memperhatikan nya,

"Na?"

"Ah iya?"

"Kau melamun?"

'Kagak gw beraq'
"Ah tidak maafkan aku Jeno"

"Dan bisa kau berhenti memanggilku nana?"

"Memangnya kenapa?bukankah itu bagus?"

Jaemin mengagguk kecil

"Tapi aku tidak terbiasa,mianhe"

"Baiklah maaf membuatmu tak nyaman"

Jaemin hanya tersenyum kecil menanggapi nya,sungguh sebenarnya hatinya tak nyaman membicarakan hal tadi,ia merasa sakit hati
Entahlah padahal dia dan Jeno hanya sekedar teman dekat.

Haii maaf nih aku tulis ulang sebenarnya tuh aku udah selesai di chap ini pas aku liat lagi kepotong hampir setengahnya 😭😭, and chap ini akhirnya fokusin ke jaemin siapa tau aja gitu kann ada yang tertarik aku lanjutin buat nomin,aku buka kolom request tuhh kalian kalo mau req silahkan aku malah seneng bangett oke bahaya readers sayangg💗💗💗💗

Baby Renjuniee~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang