chap 5 | lavender

212 39 39
                                    

[day 4]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[day 4]

ada sedikit penyesalan yang menyusup ke dalam benak jisung di hari keempatnya menjejakkan kaki di kota ujung barat daya inggris ini. jisung lupa membawa tikar, sebuah benda sakral yang seharusnya wajib ada dalam daftar perlengkapannya ketika mengunjungi brandon hill.

terletak di ujung barat daya bristol, di antara distrik clifton dan hotwell, merupakan kawasan perbukitan yang cocok menjadi lokasi camping. terdapat cabot tower di puncak bukit ini yang menjadi salah satu landmark kota bristol.

rasa penyesalan jisung makin meluber ketika sepasang manik hitam itu tak sengaja menatap beberapa kelompok orang yang sibuk habiskan waktu di atas tikar berteman teh dan kue kering sembari asyik bergurau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

rasa penyesalan jisung makin meluber ketika sepasang manik hitam itu tak sengaja menatap beberapa kelompok orang yang sibuk habiskan waktu di atas tikar berteman teh dan kue kering sembari asyik bergurau.

"kita ke sini buat senang-senang, jisung. kenapa muka lo ditekuk gitu?" seungmin menceletuk, heran dengan tingkah jisung yang lebih diam dari kemarin-kemarin. wajah pemuda itu ditekuk, bibirnya sedikit cemberut sementara sudutnya melengkung ke bawah.

"gue lupa bawa tikar, seungmin. tujuan gue ke sini kan mau camping!"

seungmin tanpa sadar memindai jisung dari atas sampai bawah. bukan untuk menilai penampilannya, melainkan mengamati bawaan pemuda itu yang ternyata sedikit lebih banyak dari biasanya.

di ransel jisung terdapat tumblr besar berisikan teh hangat dan tangan kanan memegang keranjang yang seungmin pikir berisikan beberapa potong kue.

seungmin, dengan kepala menggeleng pelan, terkekeh geli melihat persiapan jisung yang rupanya kurang matang.

"jangan kayak orang susah deh, sung," cetusnya, mengundang protesan dari jisung yang belum sempat terucap karena seungmin buru-buru melanjutkan. "kita bisa menyatu dengan alam kok. kayak gini nih,"

sekonyong-konyong seungmin menjatuhkan ranselnya, daratkan pantat untuk bertemu gemerisik rumput hijau yang sedikit basah akibat embun di ujung-ujung. pemuda itu menekuk lutut, naikkan pandangannya pada jisung yang menatap terkejut.

"nggak ada bedanya mau lo bawa atau nggak bawa tikar, jisung. kita tetap sama-sama duduk atas rumput, kan?"

pemuda han mendengus, ikut menjatuhkan ransel sebelum pertemukan pantat di sebelah seungmin. letakkan keranjang kuenya di antara mereka dan ikut menekuk kaki bersama pemuda kim.

forget me not; seungsung ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang