Bab 4: Mia Bevel

436 54 3
                                    

Cairon Bevel, pahlawan perang yang memegang gelar Marquess Bevel, datang ke istana dengan terburu-buru, wajahnya tegang dan serius. Saat ia masuk ke ruangan, ia melihat Mia yang tergeletak di tempat tidur dengan tubuhnya yang masih lelah dan lemas.

Cairon menatap Zoey dengan tajam, "apa yang terjadi padanya? Mia mengacau lagi?"

Zoey segera menghampirinya dan memberitahu Cairon apa yang terjadi pada Mia. "Tuan Marquess, maaf karena harus mengganggu Anda. Tapi Lady Mia mengalami kecelakaan dan jatuh ke danau, sepertinya Lady mengalami beberapa masalah di kepalanya dan hilang ingatan."

Cairon terlihat berusaha mengatur napas, dia kemudian menarik napas panjang dan memejamkan mata sejenak. Sosoknya yang tegas dan dingin pun kembali tenang. Dia menatap Mia, memicing dengan matanya yang tajam. Saat itu, Mia yang tengah menatap ke arah Cairon beradu pandang dengannya tanpa sengaja. Dia tercekat. Tatapan tajam itu seolah menelanjanginya. Belum pernah Mia melihat tatapan yang dingin dan menakutkan seperti itu.

"Bagaimana kata dokter? Pihak istana sudah memanggil dokter, kan?" Cairon bertanya lagi pada Zoey dan mengalihkan tatapannya dari Mia.

"Pangeran Mahkota telah memerintahkan pelayan untuk memanggil dokter, tapi sampai sekarang belum ada dokter yang memeriksa Nona." Zoey menjawab dengan lugas dan sopan.

Cairon terlihat tidak senang, dia melirik lagi ke arah putrinya dan mendengus keras. "Pembuat onar, bisa - bisanya kau mengacau di istana lagi, Mia? Apa kau tidak puas selalu membuatku malu?"

Kata - kata Cairon tajam dan dingin, terdengar seolah dia tidak menginginkan Mia. Seperti Mia adalah beban yang selalu mengacaukan hidupnya. Saat mendengar ucapan Cairon yang kejam itu, Mia hanya diam. Dia tahu satu hal sekarang. Mia Bevel yang asli tidak mendapatkan kasih sayang dari ayahnya. Jadi, dia hanya mengunci mulutnya rapat - rapat dan menatap ke luar jendela.

Sementara itu Cairon menyadari perbedaan sikap putrinya. Mia bukan tipe gadis yang akan menyerah begitu saja hanya karena di marahi oleh satu atau dua kalimat.

Biasanya dia akan berteriak padaku dan bilang kalau itu adalah kesalahan yang lain.

Dia juga akan merengek meminta masalah ini diselesaikan tanpa hukuman.

Lalu dia akan bilang kalau cepat atau lambat Yang Mulia Putra Mahkota akan jatuh hati padanya.

Setelahnya dia akan bertindak acuh seolah tak terjadi apa - apa.

Cairon tercenung saat melihat Mia termangu menatap pemandangan di jendela.

Apa ada yang salah dengan Mia?

Apa kepalanya terbentur sangat keras?

Apa dia tidak baik - baik saja?

Cairon mengerutkan kening. Dia biasanya berlaku keras pada Mia untuk mengajari putrinya sopan santun, dan sikap yang harus dimiliki oleh bangsawan. Cairon juga tidak memanjakan Mia lagi setelah sang istri meninggal dunia, berharap Mia akan tumbuh menjadi gadis yang mandiri dan tegar. Namun, selama empat tahun terakhir, Mia justru tumbuh menjadi gadis yang suka memberontak dan sulit di atur.

"Mia, aku bicara padamu." Cairon akhirnya mencoba bicara dengan nada yang lebih tenang, tapi itu terdengar datar dan dingin di telinga Mia.

Saat Mia menoleh, dia menatap langsung ke mata Cairon, yang mana itu tidak pernah dilakukan oleh Mia Bevel yang asli. Cairon sempat terkejut melihat perubahan itu, tapi dia diam saja, menunggu kata - kata Mia.

"Mia mana yang kau inginkan untuk menjawab? Mia Bevel putrimu, atau Mia Bevel yang tiba - tiba masuk ke dalam tubuh putrimu?"

"A- apa?" Cairon mengerutkan keningnya, dia tidak paham dengan kata - kata putrinya sendiri. "Mia, kau sedang bercanda ya?"

Really, I'm Not Antagonist!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang