03

485 93 3
                                    

Gaada revisi sama sekali, semoga aja gaada yang typo dan enak dibaca.

















































Beres dengan sanksi sosialnya, Seulgi pamit pulang ke temen-temennya.

Muka Seulgi udah keliatan bete, kesel, pokoknya aura Seulgi bener-bener suram dah.

Sekarang udah jam lima sore, lingkungan sekolah udah sepi banget. Cuma sisa Seulgi dan kawanannya yang udah pada balik juga. Meskipun ditawarin tebengan Seulgi selalu nolak.

Bukan tanpa alasan sih, sebenernya dia ngeliat Irene di parkiran sendirian. Dia sengaja nunggu semua temennya balik dan dia bisa nyamperin Irene secara personal dan private.

Halah

"Woi jelek, betah amat lu disini?"

Seulgi nyamperin Irene, langsung dapet tatapan sinis dari yang lebih pendek.

"Menurut lo?"

"Lah, mana itu temen-temen rempong lo? Ditinggal yha~" Seulgi bukannya bantuin tapi malah bikin Irene tambah kesel.

"Daripada lo- gapunya temen!"

"Eh, gue emang gapunya temen, tapi kenalan gue ada dimana-mana! Ga sama kaya lo!"

"Ga sama kaya gue apanya?! Gue cantik jelita paripurna! Haha!" Tawa yang dibuat-buat itu bikin Seulgi tersenyum tengil.

Kini keduanya udah berhadap-hadapan dengan muka tengil masing-masing. Seulgi masukin tangannya ke saku hoodie dan Irene menyilangkan tangannya di depan dada.

"Jadi lo beneran gamau pulang?" Tanya Seulgi dengan suara yang terkesan tenang; tapi masih tengil.

"Lo goblok." Irene ngatain dia juga dengan suara yang tenang.

"Lah kok?"

"Ya gue mau pulang lah! Tapi mobil gue mogok! Akal lo kemana sih?! Ikutan kebuang ya pas lo buang sampah?!" Kali ini diskusi tenang mereka berubah menjadi riweuh karena Irene ngomongnya pake urat.

"Gausah nyolot dong! Gue tinggal tau rasa lo!"

Raut wajah Irene sedikit berubah, tapi buru-buru dia pertahanin keningnya yang berkerut dan urat-uratnya yang nonjol itu.

"Yaudah! Gue kan independent woman!"

Kini wajah Seulgi yang berubah jadi kaget. Dan senyuman tengilnya muncul lagi.

Seulgi mulai mundur, berniat buat pergi. "Oke independent woman~ Udah mulai sepiiii~ Biasanya makhluk-makhluk lain bakal muncul~~ Dan yang- eh?"

Seulgi lebih kaget lagi karena Irene megang lengannya. Mana Irene-nya nundukin kepalanya.

"Tolongin gue.." Cicit Irene pelan.

Seulgi bingung dong. Semenetara Seulgi masih bingung- Irene di dalam rambutnya lagi berusaha buat ngilangin malu beserta gengsinya.

Ya karena jujur dia takut. Entah kenapa dia ga ngeliat satpam atau siapapun disini selain orang terngeselin sejagat raya; Seulgi.

Sementara Irene masih megangin lengan Seulgi pake kedua tangannya, Seulgi ngeliatin lengannya yang dipegang Irene sambil beberapa kali mengulum bibirnya canggung.

"O-oke.. Gu-gue punya ide.."

Irene langsung ngangkat kepalanya dengan semangat. Matanya membulat dan perlahan senyumnya mengembang.

"Apa?!"

Irene ngelepasin pegangannya. Seulgi melipat kedua lengannya di dada. Dan nunjukin juga senyumannya. "Pulang pake bus! Besok pagi lo urus mobil lo. Gimana?"

The Perfect Pair [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang