Selama tiga hari berikutnya, Ran, Sonoko, Yusaku dan Yukiko bergantian jaga seperti biasa. Selama waktu itu entah mereka sudah berapa ratus kali melihat Shiho bolak-balik saat menjalankan pekerjaannya. Ada pasien baru masuk di seberang kamar Shinichi, seorang wanita tua yang tampaknya juga sedang dalam persiapan untuk operasi. Shiho rutin juga mengunjunginya, berbincang-bincang ramah dengan senyum professional seorang dokter saat menenangkan pasien yang gugup pra operasi. Kemudian di waktu lain ada masuk pasien darurat yang tidak dapat ditangani oleh dokter junior karena mengalami pendarahan hebat. Shiho menanganinya dengan kesigapan namun tetap tenang. Ia benar-benar mampu memegang kendali dengan baik. Nanti di waktu lain, di saat Shiho baru saja keluar dari ruang operasi, bahkan belum mengganti seragam hijaunya namun sudah dikerubungi para koas yang ingin bertanya padanya, Shiho tetap sabar meladeni pertanyaan mereka satu per satu. Lalu pernah pula pasien dokter lain mendadak drop, dokter yang menanganinya sudah pulang sementara Shiho yang masih standby akhirnya menanganinya dan melakukan kejut jantung hingga detaknya kembali. Di lain kesempatan, terlihat Shiho berjalan bersama para rekan sejawatnya, beriringan sambil berbincang-bincang, tampak mereka sepertinya baru selesai melakukan pertemuan.
"Bagaimana dia bisa tetap se-prima itu dengan aktivitas segudang? Belum lagi yang ditanganinya hidup dan kematian. Aku yang lihatnya saja capek," gumam Sonoko saat sedang gantian jaga malam bersama Ran sehari sebelum operasi Shinichi.
"Entahlah," sahut Ran melamun saat melihat Shiho di ruangan seberang, "aku hanya berharap Shiho tidak kelelahan saat operasi Shinichi besok,"
Keluar dari ruangan seberang, Shiho memasuki ruangan Shinichi. Ran dan Sonoko berdiri untuk melihatnya memeriksa Shinichi dari kaca. Setelah selesai, Shiho keluar lagi menemui mereka berdua.
"Aku sudah mendapatkan semua hasil pemeriksaan Kudo-Kun," Shiho berkata, "tidak ada kerusakan organ dalam. Semuanya stabil, operasi tetap bisa dilakukan besok pagi,"
Ran dan Sonoko terlihat lega.
"Yukata... Arigatou Shiho..." ucap Ran berkaca-kaca.
"Sudah tugasku Ran-San. Tapi PR masih banyak, doakan saja semuanya lancar besok,"
"Kau juga harus istirahat Shiho, kau benar-benar sibuk sekali," ujar Ran.
Shiho tersenyum tipis, "aku baik-baik saja. Aku tinggal dulu,"
Baru saja Shiho berbalik badan, sudah ada bocah kecil lain mengenakan topi kupluk rajutan berlari menghampirinya sambil lompat-lompat. Tangan mungilnya membawa sebuah buku.
"Arthur! Arthur!" Shiho memperingatkan, "sudah dokter bilang tidak boleh lompat, tidak boleh berlari nanti jahitannya lepas lagi,"
"Dokter Miyano!" panggil Arthur riang, usianya baru empat tahun.
"Diam dulu diam, kalau tidak maka tidak ada pembacaan dongeng,"
"Maaf Dokter, saya sudah berusaha memperingatkan Arthur," kata suster yang mendampingi Arthur.
"Tidak apa-apa, biar kutangani," kata Shiho.
"Ini sudah, Arthur sudah diam, Dokter," kata Arthur manis.
"Oke benar begitu,"
"Tolong bacakan aku dongeng,"
Shiho berjongkok di hadapannya, "kali ini mau dongeng apa?"
"Aladin dan Lampu Ajaib," Arthur menyerahkan buku cerita gambar berwarnanya.
"Oke," Shiho menerima buku tersebut kemudian berdiri sambil menggendong Arthur, "habis ini jangan lari-lari lagi ya, ini rumah sakit bukan taman bermain,"
KAMU SEDANG MEMBACA
A Relationship That No One Can Enter
FanfictionIde FF ini muncul dadakan setelah membaca wawancara Minami Takayama (Seiyu Conan) mengenai hubungan unik Conan-Ai. Hubungan unik yang tidak dapat dimasuki oleh siapapun, tidak oleh Ran tidak oleh Hakase. FF ini berusaha menonjolkan hubungan unik itu...