"Apa? Kau kembali ke Jepang hari ini?" Shiho terkejut memandang Ran. Saat itu mereka sedang berdua saja di kursi taman.
"Eh, aku dan Sonoko pulang hari ini," sahut Ran.
"Kenapa sekalinya pulang pada pulang semua?"
"Ah, terlalu ramai tak bagus juga untuk pemulihan Shinichi kan,"
"Ya yang lain biar saja, tapi kau kenapa pulang?"
"Karena aku sudah tidak dibutuhkan lagi,"
"Eh?"
"Karena yang dibutuhkan Shinichi adalah Shiho-Chan saja,"
Shiho terdiam.
Ran mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya ke tangan Shiho.
"Lencana detektif?" Shiho memandang Ran tak mengerti.
"Itu ditemukan dalam genggaman tangan Shinichi saat kecelakaan terjadi. Aku akhirnya menyadari, di saat-saat terakhirnya yang ia pikirkan adalah Shiho, bukan aku padahal hari itu adalah hari pernikahan kami,"
"Aku..."
"Tak perlu merasa tak enak hati Shiho. Aku berteman dengan Shinichi dari kecil, tapi 7 tahun belakangan ini, aku hampir tak mengenalnya. Kebiasaannya banyak yang berubah. Ia mengganti kopinya dengan black tea, ia menyukai sandwich blueberry-kacang. Kadang aku melihatnya terdiam di depan sebuah majalah fashion wanita. Aku kira dia echi, tapi ternyata itu adalah majalah kesukaan Shiho-Chan. Ah dan dia juga jadi pemerhati binatang,"
Shiho mengerjap, terkejut dengan penuturan Ran.
"Kemudian aku melihat Shiho tak suka kismis, kalian seperti tertukar saja jiwanya,"
Shiho menatap lencana detektif itu lagi.
"Ah... Shinichi juga suka menatap lencananya seperti itu. Kau juga selalu membawa lencana itu kan? Kalian tanpa sadar bertukar kebiasaan sebagai refleksi dari kerinduan,"
"Bagaimana jika nanti Kudo-Kun mencarimu?"
"Aku yakin tak bakal dicari. Kalau memang dicari, bilang saja aku sudah kembali ke Jepang, aku rasa ekspresinya juga akan datar saja," ujar Ran riang, tak terlihat bersedih.
"Dia mencintaimu Ran-San..."
"Tapi kau belahan jiwanya Shiho,"
Wajah Shiho merona.
"Cinta bisa datang dan pergi, tapi belahan jiwa abadi, tidak sulit untuk memupuk cinta dari yang sudah menjadi belahan jiwa bukan?"
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Aku akan menemukan belahan jiwaku sendiri. Bagiku melihat Shinichi hidup saja sudah lebih dari cukup. Aku tak mau membiarkannya dan juga dirimu hidup dalam derita kekosongan. Benang merah kalian tidak akan pernah bisa dimasuki oleh siapapun termasuk diriku,"
"Ran-San..."
Ran bangkit berdiri, Shiho mengikutinya.
"Pokoknya mulai sekarang, aku serahkan Shinichi padamu Shiho... Aku yakin kau dapat menjaganya lebih baik..." pinta Ran sembari mengenggam tangan Shiho.
"Uhm," Shiho mengangguk.
"Jangan menahan perasaanmu lagi Shiho. Kini kau bebas mencintainya, kalian bebas untuk saling mencintai," Ran memeluknya.
"Jaga dirimu Ran-San,"
"Kau juga,"
Mereka akhirnya berpisah.
Shiho akhirnya kembali ke kamar Shinichi dan menemukan Yukiko sendirian di sana. Shinichi masih tidur.
"Ah Shiho-Chan," panggil Yukiko riang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Relationship That No One Can Enter
FanfictionIde FF ini muncul dadakan setelah membaca wawancara Minami Takayama (Seiyu Conan) mengenai hubungan unik Conan-Ai. Hubungan unik yang tidak dapat dimasuki oleh siapapun, tidak oleh Ran tidak oleh Hakase. FF ini berusaha menonjolkan hubungan unik itu...