Chapter IX-(9)

274 26 12
                                    

4 Hari Kemudian.

4 hari kemudian, Tim Ekspedisi ke-2 atau 2nd Reconnaissanc Team memulai Ekspedisi lagi untuk mencari informasi yang ada di Wilayah istimewa.

Saat ini Sang MC Kita yaitu Arief,
Seperti biasa membaca Kamus kecilnya yang berisi tentang panduan lengkap bahasa Dunia lain. Sedangkan di kursi belakang, para Personil saling berbicara satu sama lain.

"ĉu vii voulaas edziiĝi kont mijz, hov belaa knaabinou ..?(apakah mau mau menikah denganku wahai Gadis cantik..?)" Arief belajar tentang Bahasa dunia lain ini beberapa Minggu yang lalu, namun dia dengan waktu yang cepat bisa menghafal setengah kosakata bahasa Dunia lain. Yang bahkan Personil(Personil permanen Dunia Lain) lain saja masih belum mahir sekali, bahkan logatnya pun sangat-sangat kaku.

"Seperti biasa Lettu.. Logatmu selalu kaku.. " Ledek Sersan Bagus. Arief menurunkan Kamus itu dari hadapannya dan melirik tajam ke Sersan Bagus.

"A-ah.. Saya hanya bercanda Lettu.. jangan dibawa serius..."
Sersan Bagus memohon ampun kepada Arief yang memunculkan ekspresi wajah yang Sweatdrop serta Depresi.
".... Baiklah.. aku maafkan..
Tapi... Jika kamu tetap seperti itu..? Maka Saya Jitak kepala kamu.. mau..?" Arief mengancam kepada Sersan Bagus, namun Sersan Bagus tidak menanggapinya dengan serius sebab mana bisa menjitaknya? Kepalanya dilindungi oleh Helm.

"Yah.. coba saja jika bisa.. Kepala saya dilindungi oleh Helm.. jadi mustahil.." Perkataan Sersan Bagus membuat Arief menjadi jengkel dan mencubit Lengan Sersan Bagus.

"ADUH! SAKIIIT!!! Sakit Lettu!
Apa Anda ingin membunuh saya..!!?" Air mata terjatuh dari
Mata Sersan Bagus.
"Awokawokawok..! Lihat matamu itu..! Udah berkaca-kaca.. Cengeng-Cengeng gini kok bisa jadi tentara... Mana udah gede lagi.. Gak malu sama keponakan saya..?" Ucap Arief sembari menyodorkan sebuah cermin ke Muka Sersan Bagus. Membuat Sersan malu.

Sedangkan orang-orang Di kursi belakang hanya tergelak melihat aksi dua orang Random di depan.

""Ahahahahahaha!!"

"Bagus Lettu! Saya mendukungmu!"

Sersan Bagus mengelap Air matanya yang terus menetes menggunakan lengannya.
Sersan melihat dengan jelas, sebuah Benteng Tinggi, yang pastinya itu adalah sebuah kota. Lantas Sersan Bagus pun menyadarkan Arief.

"Lettu.! Lettu.! Lihat didepan!
Ada benteng Tinggi..!" Sersan bagus menggoyang-goyangkan tubuh Arief yang fokus membaca Kamus.

"Hmm..? Ada apa..?" Arief melihat ke depan, tepat apa yang ditunjuk oleh Sersan Bagus. Seketika Arief tersadar dengan apa yang dimaksud dengan Sersannya.

'Sebuah Benteng..?' Pikirnya.
"Apa itu..? Apa kamu tahu benteng apa itu Sersan.?" Tanyanya kepada sersan bagus.

"Tidak tahu Lettu.. namun dugaan saya itu adalah Kota.. seperti di Anime Isekai..." Jawab
Sersan Bagus.

"Maaf menyela.. benteng itu seperti di film-film fantasi atau sejarah.. kemungkinan itu adalah Benteng militer atau benteng yang melindungi Kota.." Sela Serma Adi.

".... Kita akan ke sana, demi mencari informasi sebanyak mungkin" Arief.

Arief mengambil Mikrofon dan
Berbicara kepada semua Personil.

"Perintah untuk Unit 2 dan 3, kalian Ikuti kami! Kita akan masuk ke benteng di depan! Mengerti.?" Tanyanya di Radio.

""<Siap Lettu!!>""

Ketiga kendaraan memperlambat kecepatannya, agar tak disangka sebagai penyerang serta Agresif.

Tak terasa, mereka dengan cepat sampai di Pintu gerbang di benteng tersebut. Para warga sipil melihat Konvoi-konvoi Kendaraan TNI dengan tatapan Khawatir, sebuah kereta kuda tanpa kuda, entah siapa yang menariknya.

 GATE: Thus The TNI Fought There!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang