SAVE ME AKAN TERBIT DI PENERBIT
id.squad
AWAL BULAN JUNI.
Pantengin terus akun Instagram id.squad buat info terbitanya Save Me.
Tokoh di cerita ini juga punya akun roleplayer di Instagram lho. Ayo follow buat interaksi sama mereka. Kalau kalian pengen ngehujat Tigu, hujat aja di akun Instagramnya.
Nih username akunnya.
@sadawiraa
@tigu_bavatmanOKEY
Sebelum baca vote dulu.
Minimal 1k komen dan 1k vote dulu buat update ke chapter selanjutnya.
Yang udah baca chapter ini minta tolong tag aku di Instagram ya
Are you ready?
® Happy reading ®
---000---
"Mbak, aku takut," ucap seorang wanita yang duduk di kursi roda.
"Kamu harus yakin, kamu pasti sembuh," ucap sang kakak sambil mendorong kursi roda adiknya itu di sepanjang koridor rumah sakit.
"Mbak denger, ada pasien di rumah sakit ini yang sudah bertahun-tahun koma, sekarang sadar. Jadi kamu harus yakin kalau kamu pasti juga akan sembuh," lanjutnya.
Sedari tadi Cakrawala berjalan di belakang dua perempuan itu dan ia mendengar percakapan mereka, namun tidak begitu ia hiraukan.
Saat ini Cakrawala sedang bersama Moa, mereka berdua berjalan berdampingan di sepanjang koridor rumah sakit. Moa menemani Cakrawala untuk menjenguk Zalisha. Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya mereka menemukan dimana ruang rawat gadis itu.
Zalisha yang sedang terbaring di ranjang, menoleh saat pintu kamar rawatnya terbuka. Moa dan Cakrawala lalu melangkah masuk mendekatinya.
"Za, maafin gue," ucap Cakrawala untuk yang kesekian kalinya. Ia benar-benar diliputi rasa bersalah teramat dalam.
Zalisha yang sudah sadar hanya bisa mengangguk lemah. Lagipula sejak awal cowok itu juga tidak pernah ada niatan buruk untuk mencelakainya. Cakrawala menoleh ketika pintu ruang rawat terbuka. Disana Moa berdiri memandang ke arah mereka.
"Kamu dari tadi belum makan apapun, ayo makan," ajak Moa.
Cakrawala menggeleng, ia tidak mau beranjak pergi dan meninggalkan Zalisha sendiri. Namun Moa berhasil meyakinkannya bahwa Zalisha akan baik-baik saja.
"Nggak perlu khawatir, sebentar lagi ayahnya Zalisha akan datang," ucap Moa.
"Gue juga ngantuk mau istirahat," imbuh Zalisha. Ia berusaha mengusir cowok itu secara halus.
Setelah berpikir akhirnya Cakrawala mau beranjak pergi dari ruang rawat Zalisha. "Gue pergi dulu," pamitnya.
Kalau ayah Zalisha sampai datang dan melihat Cakrawala berada disitu nanti akan tambah merepotkan juga mengingat selama ini ayah Zalisha tidak begitu menyukai Cakrawala karena dia adalah anak dari Tigu yang merupakan musuhnya. Terlebih setelah Cakrawala membuat Kalingga celaka hingga hampir kehilangan nyawa. Sampai saat ini ayah Zalisha juga belum tahu kalau anaknya celaka karena Cakrawala.

KAMU SEDANG MEMBACA
3. SAVE ME
Teen FictionMoa Jatraji, seorang psikiater yang didatangkan ke boarding school SMA Elang setelah seorang anak bernama Cakrawala Sadawira hampir membunuh teman satu dorm-nya yang ternyata adalah anak anggota dewan. Namun semuanya menjadi semakin rumit ketika ter...