Alicia sudah sampai di kost-kostan Ryana. Gadis berponi tebal itu kaget karena ia melihat dua orang yang saling bercumbu mesra di luar kost-kostan. Mereka berdua pun naik ke atas dengan tangga tanpa memperdulikan dua orang yang bercumbu itu. Kamar kost Ryana dekat sekali dengan tangga. Gadis berkacamata tebal itu membuka pintu kost-kostannya dan menyuruh Alicia masuk.
Setelah Alicia masuk Ryana pun masuk dan menutup pintu kost-kostannya. Gadis berkacamata itu berucap ke Alicia. "Lo nggak usah kaget kali kostan gue emang bebas banget," Ryana pun bertanya ke gadis poni tebal itu. "Oiya Li, Lo kok berani-beraninya sih nyebrang pulau dari Kalimantan ke Jakarta tanpa bekal apapun. Udah gitu lo ndak punya kenalan sama sekali disini. Nekat bener sih lo Li,"
Gadis poni tebal itu menghela nafasnya sejenak. Ryana pun berdiri sambil mengambil minuman bir kaleng di kulkas. Alicia pun bercerita ke Ryana." Tadinya awal ke Jakarta gue pikir bisa kuliah sambil kerja paruh waktu dan semuanya gampang. Ternyata hampir sepuluh bulan gue disini gue nggak dapat kerjaan apa-apa. Uang tabungan buat kuliah juga udah menipis mau balik ke kampung malu,"
Ryana pun memberikan bir kaleng yang udah terbuka untuk Alicia. Gadis poni tebal itu pun meminumnya sedikit.
Ryana pun membuka jendela kost-kostannya sambil menatap kereta api yang lewat. Ia pun berucap ke Alicia."Banyak banget orang yang terjebak dengan pemikiran yang sama dengan lo Li. Tapi yaudahlah yang tau lo cuma diri lo sendiri," Alicia menghabiskan bir kalengnya lalu tertidur sedangkan Ryana hanya menatap pemandangan belakang kost-kostannya sebelum ia menutup jendela kamarnya kembali dan tidur menatap gadis poni tebal itu.
Ryana pun menatap gadis itu dengan tulus dan mengelus-elus rambutnya.
*****
Malam harinya di klab malam Alicia pun menggunakan baju seksi yang diberikan oleh Ryana kepadanya.
Dan di klab itu juga pria berkacamata yang merupakan bos klab tersebut sedang memantau para pengunjung yang melihat tari striptease. Alicia pun menghampiri pria berkacamata itu dan bertanya. "Ada apa bang?" Pria berkacamata itu menyapa Alicia lalu menyuruh gadis poni tebal itu untuk melayani customer yang ada di lantai dua. "Hai sayang. Kamu tolong kesana ada tamu special dan kamu service dia. Kasih dia puas. Dan jangan mengecewakan,"
Alicia pun menurut lalu menghampiri pria berjas itu dan menyapanya. "Sendirian aja om," pria itu membalas sapaan Alicia. "Ohhh okay," Alicia pun berasa-basi ke pria berjas itu. "Mau saya temani om," pria berjas itu menjawab. "Oh tentu saja boleh sayang. Sini duduk dekat om,"
Alicia pun duduk dekat pria tambun berjas itu muka pria itu sangatlah seram dengan jenggot dan kumis tebalnya namun ia berusaha melayani pria itu dengan menuangkan minuman wine-nya.
Alicia pun memberikan gelas berisi wine tersebut ke pria berjas itu. Pria berjas itu meminumnya sedangkan gadis berponi tebal itu hanya terdiam saja.
Pria itu bertanya ke Alicia. "Kamu anak baru ya disini?" Alicia pun hanya mengangguk. Pria itu berucap kembali. "Pantas kemarin-kemarin saya nggak lihat kamu. Yasudah lupakan yang penting kita happy," Pria berjas itu pun merangkul Alicia.
Alicia ketakutan namun ia masih berusaha melayani pria itu dengan menuangkan wine ke gelas kembali. "Tambah minumannya Om,"
Saat pria itu memegang bagian bawah tubuhnya tiba-tiba Alicia menggeram dan menampar pria itu. Pria itu pun marah ke Alicia. "Kurang ajar kamu melecehkan saya! Kamu nggak tahu siapa saya!" Tiba-tiba Pria kacamata yang sekaligus bos dari klab tersebut menenangkan Pria berjas itu. "Sabar bos sabar,"
Di ruangan boss pria berkacamata itu misuh-misuh ke Alicia. "Lili kamu tau nggak sih apa yang kamu buat! Kamu tuh bikin kesalahan fatal! Pak Rigen ini orang yang buang banyak duit disini!" Alicia pun berucap dengan takut. "Tapi bang dia itu bener-bener.... bener-bener," Pria Berkacamata itu memarahi Alicia "Bener-bener apa..... bener-bener apa?! Kamu tuh benar-benar Tolol!"
Ryana pun menghampiri mereka berdua dan berusaha berbicara ke pria berkacamata itu. "Yaudahlah Bang, Alicia ini kan masih baru mungkin dia nggak tahu cara bersikap dengan customer," Pria berkacamata itu merespons Ryana. "Hey dia kan bisa belajar sama yang lain. Bisa belajar dari kamu juga," Pria berkacamata itu berteriak ke Alicia yang ketakutan. "BISA KAN!" Alicia pun memohon ke pria berkacamata itu. "Saya minta kesempatan sekali lagi Bang. Saya janji. Saya bakal belajar gimana cara ngasih service yang paling baik untuk tamu-tamu,"
Ryana pun melanjutkan ucapan Alicia dan kembali bernegosiasi ke pria berkacamata itu. "Oke gini Bang. Gue minta waktu untuk mendidik dan ngajarin Alicia. Gue yakin Alicia bakalan bisa jadi LC yang baik dan disukai para customer,"
Pria Berkacamata itu menatap Alicia tajam. "Satu kali lagi kesempatan buat kamu. Kalau kamu masih blo'on. Kamu boleh pergi dari sini. Boleh keluar. OUT!"
Pria Berkacamata itu meninggalkan Alicia dan Ryana.
Alicia ketakutan sampai nafasnya tersengat-sengal. Ryana pun menenangkan Alicia. "Li, lo pasti bisa gue akan ajarin lo gimana cara jadi LC yang baik ya," Gadis poni tebal itu hanya mengangguk. Ryana pun menasihati Alicia. "Hidup itu keras jangan dihadapi dengan keras juga,"
*****
Alicia pun melihat Ryana melakukan kerjaannya sebagai Lady Escort. Gadis berponi tebal itu pun berusaha mengingat-ingat ucapan Ryana sambil dicatat kembali di diary-nya.
"Pekerjaan seperti kita emang selalu dicap buruk sama orang lain tapi nikmatin aja kalau ada tamu yang grepe-grepe atau macam-macam. Cuekin aja anggap aja tamu tersebut pacar kita yang harus kita bikin senang atau bahagia. Atau lo bayangin aja tamu lo itu seorang artis K-Pop yang tampan rupawan,"
Alicia pun menatap Ryana yang sedang bermesraan dengan pria hidung belang sejenak lalu menutup wajahnya kembali dengan buku.
Ryana sedang bersamaan dengan pria hidung belang diparkiran mobil. Sedangkan Alicia kembali mencatat ucapan Ryana di tempat lain sambil memantau gadis berkacamata tebal itu. "Tiap tamu kita mau pulang. Jangan lupa minta tips yang banyak."
Ryana pun berucap kembali ke Alicia lalu dipraktekkan. "Terus kalau ada tamu yang ngajakin tidur atau ML dan lo nggak mau sebisa mungkin lo nolaknya dengan cara yang lembut. Alasan apa kek bilang aja lagi palang merah. Makanya jangan lupa bawa pembalut tiap hari,"
Pria hidung belang itu mengajak Alicia untuk tidur bareng."Neng bobo sama Aa' yuk," Alicia pun berucap. "Maaf Om. Aku lagi nggak bisa," Pria hidung belang itu bertanya. "Kenapa sayang? Aku dah kepengen banget. Dah diujung," Alicia pun menjawab sambil mengambil pembalut di tas-nya. "Maaf saya lagi mens,"
Alicia pun berpamitan sambil memegang pembalut. "Saya ke toilet dulu ya Om. Mau ganti pembalut. Takut bocor,"
Alicia pun pergi meninggalkan pria hidung belang itu.
Alicia kembali mempraktekkan kembali ucapan dari Ryana di parkiran klab. "Tamu yang tipsy berat paling enak diporotin. Pokoknya Li sejengkal tubuh kita ada harganya,"
Setelah memasukkan pria hidung belang ke dalam mobil dan mau masuk ke klab malam. Alicia dipanggil oleh seseorang pria. "Alicia,"
Gadis poni tebal itu langsung berbalik dan ia mengingat kembali wajah pria itu lalu memanggilnya. "Benny"
Benny pun langsung menyapa Alicia. "Kamu apa kabar Li," Benny pun pangling dengan tampilan gadis poni tebal itu. "Kamu terlihat lebih cantik,"
Alicia pun malu-malu dan mengulurkan tangannya ke Benny. Benny pun membalas uluran tangan Alicia.
*To Be Continued*
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta Story : The Sexy City
РазноеAlicia (Grace Octaviani) nekad datang ke Jakarta untuk mengejar cita-citanya. Namun ia kaget saat mengetahui betapa keras hidup di Jakarta, hingga ia melamar kerja di sebuah klab malam milik Om Alfin (Akhmad Fadli). Beruntung Alicia bertemu dengan R...