Episode 7

89 11 8
                                    

Malam harinya di kost-kostan. Ryana baru saja selesai mandi dan sedang menelpon seseorang. Sedangkan Neva sedang merokok dan Alicia sedang membaca alkitab injil milik Ryana.

Alicia pun kepo sama isi dalam buku alkitab injil itu dan ingin mempelajarinya. Sedangkan sang pemilik Alkitab yaitu Ryana sedang melakukan make over klab libur.

Alicia pun menutup alkitab injil itu lalu bertanya ke Ryana. "Malam-malam kok lo dandan sih Ry? Kan lagi libur," Neva pun meledek Ryana. "Tau lo Ry. Tumben dandanan lo cakep banget. Mana lepas kacamata lagi. Pasti lo mau ngedate ya sama cowok," Ryana pun merespons Neva. "Ada deh kepo banget sih lo," Neva berucap kembali. "Yee pake rahasia-rahasiaan lagi lo," Dan Alicia pun kembali menurunkan kacamata bacanya lalu bertanya ke Ryana. "Mau kemana sih Ry?" Ryana pun menjawab. "Tadi Bang Alfin telepon gue. Katanya sih ada pelanggan baru yang booking gue keluar makanya makanya gue nggak mau ngecewain." Alicia hanya terdiam dan kembali membaca alkitab injil milik Ryana. Sedangkan Neva berucap ke Ryana. "Ry, pasti pelanggan baru lo ntar mau makai lo deh," Ryana pun merespons Neva. "Hushhh.... Ngawur lo! Nggak. Hmmm mereka mau bikin private party. Dan lo tau apa. Gue diminta nude,"

Alicia yang sedang fokus membaca alkitab pun menghentikan bacanya mendengar Ryana berkata begitu. Ia pun berbicara ke Ryana. "Lo dah gila ya. Kok kerjaan kaya gitu lo ambil sih Ry." Alicia pun khawatir ke Ryana. "Udahlah batalin aja. Kalau nggak oper aja deh ke teman lain! Iya," Ryana pun merespons Alicia. "Lili, penyegaran kan sekali-kali boleh. Lagipula gue bosen nari yang gitu-gitu aja dipanggung klab. Gue tuh butuh sensasi yang baru!" Gadis bersweater hijau itu pun mengangkat alisnya lalu berdiri dari meja rias dan berpamitan ke Alicia dan Neva. "Byeee girls," Neva dan Alicia pun hanya terdiam saja. Alicia pun khawatir Ryana kenapa-napa diluar sana.

*****

Ryana pun diantar oleh seseorang menuju ke sebuah tempat. Tempat itu sangatlah luas dan super mewah. Gadis berjaket hijau itu berjalan santai masuk ke tempat itu.

Ryana masuk ke sebuah lobby dan disambut oleh seseorang. "Hallo kamu pasti Ryana ya." Orang itu bergaya menggunakan jas dan mempunyai kumis tebal. "Saya kira kamu nggak jadi datang," Ryana pun merespons orang berjas itu. "Saya nggak mungkin mengecewakan customer saya apalagi untuk pertama kalinya," Orang itu pun berucap kembali. "Jadi dah siap," Ryana pun merespons dengan senyuman. "Buat nude kan,"

Ryana pun melakukan tarian erotis dengan baju khas india. Gadis itu pun melakukannya diatas meja dan dikelilingi oleh orang-orang.

Ryana pun berusaha menggoda orang sekelilingnya dengan membuka sedikit demi sedikit kain khas india yang melilit tubuhnya. Gadis itu pun menggila didepan orang-orang. Saat ia mau memperlihatkan payudaranya tiba-tiba ada suara seseorang yang memanggilnya sambil memukul kaca. "Ryana! Ryana!" Gadis itu pun langsung berhenti menarinya lalu melirik ke belakang. Ryana pun kaget bukan kepalang karena sang bunda sedang disandera oleh lima orang. "Ryana! Stop! Jangan Ry! Ryana!"

Bunda Ryana (Anggita) berucap ke orang-orang yang menyanderanya. "Kalian jangan sakitin anakku. Tolonglah!" Salah satu orang yang menyandera Anggita merespons. "Hutang-hutang kau dah banyak Ta. Dan aku ni dah bosen lah pakai dio." Orang itupun melanjutkan pembicaraannya. "Aku ni nak jual dio ke germo kelas kakap. Untuk melunasi hutang-hutang kau yang udah banyak,"

Ryana pun ketakutan begitupun dengan Anggita. Ryana akhirnya menawarkan dirinya untuk disandera oleh para mafia.

*****

Sedangkan di kost-kostan Alicia pun mendapatkan telepon dari Ryana yang disandera. Gadis itu pun tampak shock."Apa Ry! 150 juta!"

Kembali ke Ryana. Gadis itu pun berucap kembali ke Alicia melalui telepon. "Kalau dalam seminggu nggak dapat 150 juta. Gue bakalan dijual ke germo,"

Kekhawatiran Alicia pun terbukti. Gadis itu pun bingung. "Gimana caranya dalam seminggu gue bisa nyari 150 juta?!"

Telepon yang dipegang Ryana pun disita sedangkan Alicia khawatir akan kondisi temannya itu. Ia pun kebingungan gimana caranya ngebebasin Ryana dalam penyanderaan.

Alicia pun berdiskusi dengan Neva. "Apa pun caranya. Kita harus cari cara buat bantuin Ryana. Cuma kita satu-satunya harapan buat dia Nev," Neva pun menjawab. "Gue siap Li. Melakukan apa saja demi Ryana. Tapi.... Gue bisa bantu apaan," Kedua gadis pun nampak kebingungan untuk mencari 150 juta dalam waktu seminggu. Alicia pun membatin. "Apa gue harus minjam uang klab ya siapa tau Bang Alfin mau ngizinin,"

*****

Di klab malam. Alicia pun sedang berada di ruangan Alfin. Gadis poni tebal itu memohon ke pria berkacamata itu untuk meminjamkan uang. Dan Alicia direspons kaget oleh Alfin."Gila aja lo! 150 jeti tuh bukan uang sedikit. Itu banyak banget Li," Alicia pun kembali memohon. "Tapi saya butuh banget Bang. Saya bisa kasbon dulu. Saya pasti ganti kok," Alfin pun menjawab. "Alicia, Alicia. Ini bukan masalah ganti atau masalah kasbon. Ini bukan masalah itu. Bukan." Alfin pun menjelaskan ke Alicia. "Seandainya saya juga nih. Misalnya saya pinjam sama Bos Albar. 150 juta. Nggak bakalan dapat.... Nggak bakalan dapat... 150 juta!" Alfin pun bergumam. "Huh 150 jeti gituloh,"

Alicia pun bingung harus gimana lagi karena gagal minjam uang ke Alfin. Alfin pun hanya menatap Alicia saja. Gadis poni tebal itu pun harus gimana lagi. Ia pun harus berputar otak.

*****

Di kost-kostan. Alicia dan Neva pun mengemasi barang-barang mereka yang bisa dijual. Alicia pun melihat dua ponsel pintar model flip milik Ryana yang tertinggal. Ia pun melepaskan simcard dari Samsung Galaxy young 3-nya dan memindahkannya ke Samsung Flip-2 milik Ryana yang jarang dipakai.

Alicia akhirnya menuju Pasar Glodok untuk menjual barang-barang bawaannya. Ia pun berjalan dari satu toko ke toko lainnya untuk menawarkan barang-barang bawaannya. Alicia pun menjual ponsel miliknya ke toko ponsel. "Haiyaa.... ini ponsel model lama lah. Semua orang pada ogah ha pakai ponsel ginian. Sekarang orang-orang pada cari model fold dek," Alicia pun berucap. "Ya koko mau bayarin berapa deh,"

Setelah mendapatkan uang Alicia pun pulang ke kost-kostan. Ia sempat menghitung uang tersebut. Wajah Alicia pun sedih karena uangnya kurang.

Di kost-kostan Alicia pun masuk ke kamar dengan wajah murung lalu ia merebahkan dirinya. Neva pun bertanya kepada gadis poni tebal itu. "Gimana Li? Dapat berapa?" Alicia pun menjawab dengan sedih. "Cuma enam juta lebih. Padahal semua barang udah hampir ludes terjual. Kalau sampai 150 juta nggak kita dapat. Gue nggak tau nasib Ryana bakal gimana,"

Neva pun mengacak-ngacak rambutnya bingung. Lalu ia mendobrak meja. Neva pun mengambil sebatang rokok lalu membuka jendela kost-kostan ia pun berpikir sambil menatap kereta api yang lewat. Gadis itu pun berucap." Apa gue harus jual diri ya." Alicia yang mendengar itu langsung menghampiri Neva. "Lo jangan gila deh Nev! Lo ingat kata-kata gue! Sebanyak apapun kita butuh uang. Kita nggak perlu sampai jual diri!" Neva pun merespons. "Tapi darimana lagi kita dapat uang sebanyak itu Li!" Alicia pun terdiam sejenak. Neva pun melanjutkan bicaranya. "Ini demi Ryana! Cuma itu yang bisa gue lakuin demi balas budi ke dia. Karena dia sudah kasih kita tempat untuk istirahat di kost-kostan ini." Alicia pun memeluk Neva. Dan Neva menambahkan. "Lagipula ini bukan pertama kalinya buat gue," Pelukan Alicia ke Neva makin erat.

Perjuangan Alicia untuk menyelamatkan Ryana belum selesai selagi masih ada Neva yang menemaninya.

*To Be Continued*

Jakarta Story : The Sexy City Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang