Chapter 4 :

1.1K 51 4
                                    

Malam itu terasa sangat dingin, Hinata masih mengenakan gaun pengantinnya dan terduduk diam diranjang yang akan ditempati tuan Hatake dan dirinya. Jantungnya mulai berdegup kencang. Sementara itu pengantin pria tuan Hatake sendiri berada di luar ruangan sedang merokok.

Hinata mencoba menghilangkan kegugupannya saat itu, ia melepas baju pengantinnya dan beranjak ke kamar mandi membersihkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hinata mencoba menghilangkan kegugupannya saat itu, ia melepas baju pengantinnya dan beranjak ke kamar mandi membersihkan diri. Saat itu dia berpikir kembali bahwa ini tak seperti yang direncanakannya. Dia satu sisi ia bahagia melihat ayahnya mulai membaik, namun disisi lain dia ragu apakah bisa melakukan kewajibannya sebagai seorang istri.

"Tidak, aku harus tenang! Hanya melakukannya kan ? Itu mudah, kau.. kau.. kau hanya perlu menurut saja Hinata. Lagipula kau sudah pernah melakukannya dengan Sasuke dulu." Hinata mengguyur tubuhnya dengan shower.

"Tidak, tapi dia sedikit berbeda. Tangannya begitu besar. Aku takut tidak bisa mengimbanginya.. terlebih lagi pengalamanku hanya dengan Sasuke." Hinata mulai meremas rambutnya dibawah guyuran air.

"Hinata, kenapa kau jadi mesum seperti ini sih ?" Hinata mulai menggila.

"Lagipula itu sudah lama sekali, aku tidak ingat lagi bagaimana caranya bercinta."

.
.
.

Setelah selesai mandi dengan hanya berbalut kain handuk, Hinata masuk ke dalam kamar dan mencari hairdryer.

"Celaka! Pakaianku kan masih di ruang tamu. Mana mungkin aku bisa keluar dengan penampilan seperti ini." Hinata kemudian duduk di kasurnya. Ia terlihat panik.

"Tuan Hatake ada di balkon depan, jika dia melihatku entah apa yang akan dipikirkannya." Hinata pun memberanikan diri untuk keluar kamar dan disaat bersamaan pintu itu didorong dari luar. Nyaris saja membuat Hinata jatuh terjungkal ke belakang, namun dengan cepat si tuan Hatake itu meraih tubuh mungilnya.

 Nyaris saja membuat Hinata jatuh terjungkal ke belakang, namun dengan cepat si tuan Hatake itu meraih tubuh mungilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Handuk yang dikenakan Hinata hampir saja terlepas, tuan Hatake melihat bagian celah dada Hinata yang sedikit melorot. Saat itu pula tuan Hatake mulai sedikit lepas kendali. Dengan cepat tuan Hatake merangkul tubuhnya dan menidurkannya ke kasur.

"Kau kecil-kecil nakal juga ya, sudah berani menggodaku ?" Bisik tuan Hatake tepat di telinga Hinata, dengan sengaja juga dia membuat nafasnya menggelitik bulu-bulu halus di sekitar leher bagian belakang Hinata.

"Tuan Hatake, hentikan." Teriak Hinata pelan. Wajahnya mulai memerah.

"Em ? Tuan Hatake ? Begitukah panggilan yang kau buat pada suamimu sendiri ?"

"Hentikan! Aku belum ingin.." Ucap Hinata kecil.

"Oh ?" Si mesum itupun mulai menekan bagian sensitif Hinata dengan lutut kanannya. Tuan Hatake sedikit kaget, ia bisa merasakannya langsung dan sadar gadis itu tidak memakai dalaman sama sekali selain handuk.

"Hanya tinggal dinikmati kah ? Bagaimana jika aku langsung membuka handukmu saja ?" Tuan Hatake mulai menggodanya.

Tak lama setelah itu sepertinya tuan Hatake merasa tidak nyaman, dia menyudahinya begitu saja dan pergi ke ruang tamu meninggalkan Hinata yang sudah tak berdaya.

.
.
.

"Bagaimana mungkin gadis itu ?" Ia duduk di sofa dan memasukkan tangan kirinya ke dalam celana.

"Dia bisa membuatnya keluar secepat ini.. Shikamaru sialan, aku hampir saja kalah darimu."

.
.
.

Malam pun berganti dengan cepat dan tuan Hatake berakhir tidur di sofa ruang tamu. Setidaknya Hinata aman untuk sementara waktu. Pagi-pagi sekali Hinata sudah bangun, ia menyiapkan sarapan untuk suaminya. Aroma harum dari masakan Hinata pun membangunkannya, padahal Hinata sudah bersusah payah tidak membuat keributan dari tadi.

"Apa ini ?" Tuan Hatake menggeliat di sofa, dan kemudian terjatuh.

"Ah.." Rintihnya, Hinata yang khawatir pun berlari menghampiri suaminya dari arah dapur.

"Selamat pagi tuan Hatake, kau tidak apa-apa ?" Hinata mengulurkan tangan mungilnya.

"Apa yang kau buat pagi-pagi begini nyonya ? Perutku jadi lapar." Tuan Hatake berdiri dan pergi ke arah meja. Hinata pun mengikuti dari belakang.

"Aku terlalu bersemangat jadi memasaknya terlalu banyak.. kau bisa memakan rotinya saja jika terasa berat tuan." Hinata mengambil selai strawberry untuk sang suami.

"Hinata, memangnya kau pembantuku ? Panggil aku dengan nama depanku! Jangan tuan, itu sangat mengganggu. Dan mengenai semalam aku minta maaf." Tuan Hatake yang tadinya angkuh mulai menunjukkan rasa bersalah terhadap Hinata.

"Tapi kau ingat, kau istriku jadi cepat atau lambat kau harus melakukannya denganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi kau ingat, kau istriku jadi cepat atau lambat kau harus melakukannya denganku." Pria itu mulai menyunggingkan senyuman licik pada Hinata.

"Ya, aku tau tuan.. tapi aku minta waktu." Hinata hanya menunduk.

Tiba-tiba suara handphone Hinata berbunyi keras, ternyata itu dari Sakura. Dia baru ingat sudah lama tidak saling berkirim kabar dengan sahabatnya itu.

"Maaf tuan, maksudku Kakashi-san.."

"Oi, memangnya aku orang asing ? Kenapa kau tidak panggil honey.. atau baby.. darling.. sweetie.."

"Maaf danna-sama aku harus mengangkat telponnya." Hinata berlalu meninggalkan dapur.

"Cih, danna-sama ? Istri yang penurut, boleh juga.."

.
.
.

"Hinata.. jadi benar berita itu ? Aku benar-benar kaget setengah mati melihatmu di tv." Sakura menelpon lewat video call, dan tak lama setelahnya menyambungkan dengan Ino serta Kiba.

"Ini berita besar. Semua orang di jepang membicarakamu tuan putri." Ino menambahkan.

"Aku ingat betul dulu pas kita membicarakannya, kau tidak mengenalnya Hinata." Sakura memandanginya lekat dari layar handphone.

"Dan yang lebih penting pamanku bertanya tentangmu, 'Kiba keponakanku, kapan temanmu itu akan mulai bekerja ?' Itu membuatku bingung harus mengatakan apa setelah aku tau kau sudah menikah dengan seorang CEO kaya raya." Kiba ikut menambah runyam percakapan mereka.

"Maafkan aku, mungkin jika kita bertemu nanti aku akan menjelaskannya teman-teman. Tapi sekarang aku harus mematikan telponnya." Hinata melambaikan tangan ke arah mereka bertiga memandang.

"Hinata.. apa dia memintamu melayaninya lagi ?" Sambung Ino penasaran.

"Ino babi mesum!" Sakura membentaknya.

"Maaf teman-teman aku sudahi dulu ya."

.
.
.

Di meja makan tuan Hatake sedang asik menyuap satu persatu makanan yang dimasak Hinata.

Hinata x KakashiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang