Reo seorang mahasiswa hukum berumur yang berumur 19 tahun ini baru saja memasuki kampus ternama bernama bluelock univ, siapa yang tidak terpukau dengan reo, seorang pria yang ceria , cerdas, perhatian pada sekitar dan juga baik terhadap siapapun dan...
Pagi hari tiba, reo yang masih tertidur pulas 5 menit yang lalu akhirnya terbangun dengan suara yang berasal dari lantai bawah, dia cukup kesusahan untuk duduk karna hanya memakai satu tangan tapi akhirnya dia bisa juga terduduk di samping ranjang tidur
"Pagi nyonya" Sapa sang maid yang datang dengan sarapan pagi di tangan nya, di sana reo di sedia kan cupcakes , roti yang di atasnya ada telur, beef, sayuran, dan sedikit saos dengan teh hijau untuk minuman pagi hari
"Pagi... Bisa panggil saya reo saja? " Tanya reo yang emang sempat kaget di panggil nyonya oleh sang maid di sana
"Ah maaf bukan nya sayang ingin membantah tapi ini suruhan dari tuan"
'Tuan? Nagi kah' akhirnya tanpa jawaban kembali maid itu pergi dari kamarnya dan meninggalkan reo sendiri
'Astaga pengap sekali di sini, dan apa apaan itu? Garpu dan sendok? Apa dia lupa dengan apa yang di lakukannya pada tangan ku yang kanan? Dia masih bisa membawakan ku garpu dan sendok? Apa dia hanya ingin mengejekku? Nagi kurang ajar'
Tersengar kembali pintu yang terbuka menandakan ada orang yang masuk membuat reo menoleh dan mendapati Nagi di sana dengan baju santai
"Pagi... Sudah bangun ya? Ayo sarapan"
'Yah... Ternyata orang ini buta atau bodoh? '
"Tidak kau lihat mataku yang sudah terbuka ini? Kau masih bilang aku belum bangun? Dan kau tidak lihat makanan di depan ku ini? Dengan satu tangan? Apa aku bisa makan hah? Mikir dong" Ucap reo marah di hadapan Nagi
"Kau itu mengkode ku ya? "
"Hah apa? " Reo tidak percaya apa yang dia dengar, mengode Nagi? Aku? Bisa bisanya dia bilang seperti itu saat aku marah seperti ini
"Hey aku ini sedang marah"
"Lebih baik kau makan dari pada terus marah padaku reo" Ucap Nagi sambil duduk di hadapan reo dengan kursi yang ada di ruangan itu
"Bagaimana aku bisa makan dengan tangan satu hah? " Ucap reo lagi
"Biar ku suapin kau" Yah mau tidak mau reo harus menerima suapan yang di berikan oleh Nagi, walau reo sebenarnya enggan tapi apa boleh buat untuk melanjutkan hidup nya dia harus makan kan? Yah... Walaupun sebenarnya dia mau saja mati dari pada harus menerima siksaan seperti ini
Setelah makanan nya itu habis akhirnya Nagi keluar untuk memanggil maid untuk membawakan nampan itu kembali
"Ada apa kau datang ke sini" Tanya reo
"Ah... Benar hampir saja lupa" Nagi mengodok kantong celana nya dan memperlihatkan sebuah kotak yang seukuran tangan nya
"Aku ingin memberikan ini padamu" Ucap Nagi yang sekarang sudah duduk di samping reo
"Apa itu? " Tanya reo lagi tentunya dengan nada sini
Nagi membuka kotak itu dan di perlihatkan lah sebuah cincin kalung yang bersinar, sepertinya mahal?
Nagi seketika tanpa sepertujuan reo dia pun memakaikan nya pada leher jenjang reo
"Untuk apa ini? "
Nagi tersenyum setelah memakaikan nya
"Minggu depan kita nikah sayang.... Siapkan diri ya jangan nakal" Ucap Nagi sambil menciun kening reo
"Apa... Kau sama sekali... Tidak menanyakan pendapat ku Nagi" Teriak reo saat melihat Nagi ingin keluar dari kamar nya
"Kau milik ku... Tidak perlu jawaban mu untuk menikahi mu kan, oh iya dan satu lagi... Aku ingin di pernikahan ku... Rambut mu panjang, aku suka rambut mu" Ucap Nagi sampai akhir nya bayang nya sudah tidak terlihat lagi
'Apa.. Apa apan dia? Menikah? Minggu depan? Aku harus bagaimana? Aku belum siap'
__________________________________________
Lupa ngasih tau, contoh cincin kalung nya gini ya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.