Stupid 6

1.7K 98 17
                                    

Selamat membaca.






JENNIE POV

"Aaah" aku melengkung merasakan jari lisa meggesek klitorisku dengan tekanan nikmat, aku tidak bisa mengendalikan tubuhku, smuanya murni naluri dari tubuhku yang mengingkan lisa. Aku mengabaikan harga diri dan kemungkinan buruk yang akan terjadi ketika aku tidak bisa menahan diri untuk disentuh oleh lisa. aku menginginkan lisa lebih dari yang aku bayangkan. Dengan amarah seolah aku menjadi lebih berani, aku tidak tahu dari mana asalnya keberanian gila itu tapi aku tidak menyesal, merasakan sentuhan lisa sama sekali tidak akan membuatku menyesal, aku dapat merasakan betapa dia menginginkan aku. Sekeras apapun dia menghidar, dia tidak akan bisa karena aku akan memaksanya untuk melawan benteng kami. Dan aku berhasil.

Lisa terengah, mengerang hanya dengan menyentuhku, dia mengumpat ketika dia menyentuh dan merasakan tubuku. Matanya sama sekali tidak berbohong, dia menginginkan aku sama besarnya seperti aku menginginkan dia.

Dia menghisap putingku dengan keras dengan bersamaan jari-jarinya mengitari klitorisku dibawah sana, aku gila, benar-benar gila dengan sentuhan lisa. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesah hebat karena aku menikmati, sangat.

"Fuck" aku mengumpat saat aku merasakan jari lisa menembusku didalam, menyakitkan sekaligus nikmat, kenikmatan yang tidak bisa aku jabarkan kecuali dengan erangan kuat yang tanpa sengaja keluar begitu saja. Kepalaku mendongak keatas, aku memejamkan mata dengan tubuh melengkung. Dengan dorongan aku meremas bantal dan selimut ketika aku kembali merasakan jari lisa bergerak keluar masuk dengan lembut dibawah sana, aku terengah, nafasku tidak beraturan. Semacam gelombang listrik menjalar diseluruh tubuhku, tubuhku menengang hampir bergetar saat lisa mengulangi pekerjaannya denga tempo yang semakin cepat dipusatku.

"Eeggghh" aku mendesah mengeluh lagi. Berusaha untuk melihat apa yang lisa lakukan. aku mengangkat kepalaku menopangnya dengan susah payah tanpa sengaja tatapan kami bertemu dan lisa tersenyum padaku dengan senyuman seksi hanya dalam hitungan detik kepalanya hilang diantara kakiku yang terbentang lebar untuknya. Tangannya kirinya memengang sebelah kakiku agar aku tidak merubah posisi "ooh" aku memejamkan mata merasakan sesuatu yang kenyal dan lembut menjilat dan mengitari kewanitaaanku, lidah lisa lihai, menekan dan menggesekannya naik turun di bawahku, aku mendesah lebih keras dengan kesenangan.

"Se-Seperti i-tu" aku mengintruksi meminta lisa untuk mengulangi tekanannya dipusatku, aku kehilangan kesabaran saat aku merasakan keinginan lebih. Aku mulai meraih kepalanya, meremas rambutnya, mendorong nya agar lebih dalam dibawahku. Bahkan pinggulku dengan kemauannya sendiri bergerak mengikuti berlawanan dengan apa yang lidahnya berikan "oh. di si-tu" aku tidak kuat menerima kenikmatan sangat banyak jadi aku memejamkan mata meremas rambutnya lebih keras.


Dia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, menghisapku dengan sangat keras dan dia menekan lidahnya dipusatku lebih dalam dan cepat, aku sudah cum 2 kali tapi lisa bisa dengan cepat menghabiskan cairanku mengisapnya hingga aku keualahan berkali-kali. Gilanya walaupun lelah aku tidak ingin berhenti, aku menginginkan lebih dan lebih lagi.

"Aagh li" aku melengkung, tubuhku kesemutan, memejamkan mata dengan erat. Lisa mecumbuku dengan jari dan lidahnya bersamaan, tempo yang awalnya lembut dan pelan sekarang menjadi lebih keras cepat dan dalam, aku gemetar hebat saat aku merasakan perutku mulai kaku, aku ingin cum sekali lagi "fuck aku-ingin cum" aku berterik meremas bantal dikepalaku.

(Gerah. Tenggorakan aku yang kering 🥵)


Aku terengah menatap langit-langit putih, aku bahkan berkunang kelelahan. Aku merasakan lisa merangkak naik lalu menatap mataku tepat diatasku dia menopang tubunya dengan tangannya. lalu Dia tersenyum manis setelahnya dia mencium bibirku dengan lebut, ciuman itu murni ciuman tanpa pamrih. Aku memejamkan mata, entah kenapa aku ingin menangis, perasaanku lebih hangat dari sebelumnya, merasakan bibirnya menyatu dengan bibirku dengan lembut membuat aku bahagia, perutku tergelitik menyenangkan. Aku seperti memiliki lisa seutuhnya walau aku tahu aku tidak memilikinya untuk sesuatu yang lebih dari sekedar teman tapi untuk saat ini aku ingin merasakannya, melupan semua yang menyakitiku.

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang