Limo

1.9K 116 0
                                    

"Woyy buruan elah lama amat." ujar Aldo yang sudah berada di dalam mobil Evan.

"Bentar ege, gue lagi kunci pintu elah." ujar Raka.

Ya. Kemarin mereka bilang bakal kumpul di rumah Evan namun nyatanya tidak jadi karena Raka masih sibuk di warungnya, jadilah Aldo dan Evan jemput Raka dirumahnya.

Kini Raka sudah masuk kedalam mobil Evan dan tanpa banyak alasan Evan melajukan mobilnya menuju bar yang sekarang jarang mereka kunjungi.

"Btw lu kemarin disekolah kenapa Rak, kek banyak pikiran gitu." tanya Aldo.

"Hm? Gak papa tuh cuma pusing aja gue." ujar Raka. Sebenernya Raka memikirkan kejadian dimana Chava yang membuat tanda di lehernya di gudang waktu itu, pengen rasanya Raka robek mulut Cava.

Kalo diingat-ingat Raka jadi kesal sendiri.

Oke skip. Sekarang mereka udah sampai di depan bar yang bertulisan "Butterfly Bar", bar yang diisi dari umur 17-tua.

Singkat cerita kini mereka bertiga sudah berada didalam bar, terlihat disana banyak sekali manusia yang sedang berdansa ria dan ada juga yang melakukan hal yang tidak senonoh.

______

Disisi lain Cava sedang galau, ya galau karena memikirkan baby boy nya yang ia ganggu kemarin.

"Ck. Jadi kangen gue sama dia." gumamnya.

"Kangen siapa lu." celetuk Gara membuat Cava terkejut.

"Anjing! Kaget gue cok!" Umpat Cava kepada Gara, sedangkan gara hanya nyengir tanpa dosa.

"Sorry, lo kangen siapa? Perasaan gak ada yang deket sama lo." ujar Gara.

"Kepo banget kek monyet." ujar Cava.

"Btw ke bar yang biasanya kuy, gue traktir." lanjut Cava.

Mendengar traktiran Leon langsung mendekat kearah kedua temannya.

"Gass lah anjir!" Sahut Leon.

"Giliran kata traktir aja lu pada semangat." ujar Cava.

Skip time.

Sekarang Cava dkk sudah berada di bar yang sering mereka kunjungi. Disini mereka hanya minum dan melihat orang-orang yang sedang asik berjoget.

Gara yang asik melihat lihat tanpa sengaja menemukan subjek yang sangat bagus pun memberi tahu Cava.

"Cav, lihat noh ada musuh kita." ucap Gara menunjuk kearah seseorang.

Cava dan Leon pun menengok kearah yang ditunjuk oleh Gara. "Raka?" Gumamnya pelan.

Dilihat ada seorang pemuda yang sedang mencoba membangunkan salah satu pemuda lainnya yang sedang mabuk.

"Oii Raka jangan teler dulu elah, belum juga apa apa udah k.o aja Lo." ujar Aldo sambil menggoyang tubuh Raka.

"Berisik!" Teriak Raka tanpa sadar karena sedang mabuk.

"Pulang aja kita lagian Raka juga udah gak sadar gitu." ucap Evan kemudian.

"Tunggu!" Ucap seseorang menghentikan mereka.

Mereka berdua pun menengok kearah belakang dan dilihat itu adalah Cava dkk.

"Lo?! Ngapain disini?" tanya Aldo.

"Tempat umum." itu Gara yang jawab.

"Heh gue gak tanya sama lo ya!" Sarkas Aldo.

Mengabaikan dua orang yang sedang adu mulut, Cava mengambil alih Evan untuk memapah Raka.

"Heh ngapain lo?" Tanya Evan.

"Biar gue aja yang bawa dia, gue juga punya urusan sama dia. Lo berdua juga udah mulai mabuk jadi Raka biar jadi urusan gue." jawab Cava panjang dan cuma diangguki oleh Evan.

Oke disini mereka tidak perduli musuh atau apapun itu, ya karena Raka dkk udah mulai mabuk juga.

"Jangan apa apain temen gue." ucap Evan.

Cava hanya mengangguk, "Tenang aman sama gue." ucap Cava.

Singkat cerita kini mereka sudah berada diparkiran bar, lebih tepatnya hanya Cava dan Raka didalam mobil Cava.

Cava menatap Raka yang sedang tidur layaknya bayi baru lahir.

"Lo kalo tidur kek gini kayak bayi tapi kalo udah bangun kayak singa lagi emosi." ujar Cava diakhiri kekehan kecil.

Setelah selesai mengamati wajah Raka, Cava melajukan mobilnya menuju apartement nya. Diperjalanan menuju apartement Cava, Raka selalu bergumam tidak jelas.

"Ughh.. panass." ujar Raka dengan mata tertutup sambil membuka kancing kemejanya.

Cava yang melihat itupun hanya menggelengkan kepalanya, "padahal AC di mobil udah nyala." ucapnya pelan.

20 menit berlalu.

Cava mengendong Raka menuju kamar apartement nya, sampainya didalam apartement, Cava langsung membaringkan tubuh Raka di tempat tidur miliknya.

"Gue pengen lo jadi milik gue Raka." ucapnya sambil mengelus lembut pipi Raka.

"Mhh." gumamnya merasa tidak nyaman.

Cava tersenyum lalu membuka baju Raka dan menggantinya dengan baju miliknya. Selesai mengganti pakaian Raka kini Cava keluar dari kamar nya dan duduk disofa depan televisi.

Mengambil ponselnya dari saku celana dan menghubungi seseorang.

"Saya mau pindah sekolah ke SMA Merpati"

"..."

"Ingin mengejar milik ku."

Setelah mengucapkan itu Cava memutuskan panggilan tersebut.

Kembali menuju kamarnya dan kemudian berbaring disamping Raka yang tertidur pulas.

"Good night baby." ucapnya lalu mengecup singkat bibir Raka.

Asal kalaan tau, itu first kiss Raka. Jika Raka tau itu pasti dia akan marah besar pada pelaku yang mencuri first kiss nya.

Tbc.

Sorry for typo dan sorry kalo kurang jelas. Namanya juga penulis baru🗿

Lima Belas Ribu [BL] [ONGOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang