The Beginning.

7 0 0
                                    

Caca sibuk memotret berbagai sudut di bandara. Ia tidak mau melewatkan momen pertamanya melakukan penerbangan. Ia juga mengambil beberapa gambar Ellen.

"Ell, liat deh. Cakep banget kan?" ia menunjukkan salah satu hasil potretnya kepada Ellen.

"Anak mama mah cakep, bodynya bagus..." mereka tergelak bersama mengingat salah satu orang tua artis yang memuji sang anak.

Keberangkatan mereka hari ini untuk mengikuti salah satu program mahasiswa. Mereka akan mencoba menuntut ilmu di salah satu perguruan tinggi negeri di Nusa Tenggara Barat.

"Maira sama Kaina gimana ya, Ell?" tanya Caca. Sedikit sedih karna mereka terpisah menjadi dua.

Ellen Sairish Ozora, Salsabilla Anaya, Maira Janetta, Kaina Kamaliah adalah 4 bersahabat yang saat ini harus terpisah demi menggapai cita-cita. Ellen dan Caca menuju NTB, sementara Maira dan Kaina pergi ke Lampung.

"Mereka pasti nyampe duluan, Ca. Lagian lampung deket." jawab Ellen.

"Trus ntar itu orang berdua makannya pada gimana, ya?" Caca terkekeh. Jujur saja ia memilih NTB juga bukan karna keinginannya. Ia hanya tidak tau mau kemana. Dia tidak mau sendiri di kota lain. Kalaupun harus ke Lampung bersama Maira dan Kaina, ia tau temannya yang dua itu sama sekali tidak bisa memasak. Jadilah ia memilih bersama Ellen yang memang sangat hobi memasak.

"Udah pasti belilah tiap hari." Ellen juga tertawa. ketiga temannya itu memang hanya pandai memasak nasi. Lain hal dengan Kaina yang sedikit lebih maju sebab bisa menggoreng telur dan sosis.

"Ell, ayo foto berdua abis itu kita kirim ke grup."

Setelah selesai berganti banyak gaya, mereka mampir ke starbucks untuk beli minuman tentunya. "Mas, saya mau pesen grande green tea latte with dolce sauce satu," Ellen menjeda pesanannya dan mencari Caca yang masih sibuk dengan kamera ponselnya. "Pesenan lo apa, Ca?"

Caca sedikit berlari menyusul Ellen dan langsung tampak berfikir ingin pesan apa. "Choco velvet cream frappucino, sama smoked beef mushroom panininya satu."

"Ukuran minumannya mau apa, mba?" tanya si barista.

"Yang tall aja, mas."

"Atas nama siapa?"

"Ellen, sama Caca mas."

"Oke mba, ditunggu ya."

Kedua gadis itu memilih tempat duduk yang tidak jauh dari counter. "Laper mba?" ledek Ellen.

"Kaya nggatau gue aja."

"Trus bakso yang kita makan tadi larinya kemana, Ca?"

"Lambung gue banyak lacinya, Ell. Pokonya nyampe NTB gue mau makan lagi."

"di NTB makanannya apa ya, Ca? Takut banget kalo aneh."

"Lo ngga research dulu sebelum milih NTB?"

"Engga. Gue kan sebenernya ke NTB mau healing. Liburan berkedok ngampus. Masalah ilmu yang gue dapet, bonuslah."

"Sungkem lo sama gue. Gue udah research. Pokonya makanan khas NTB itu ya lumayan masuk ke kita. Masih style kita kok, Ell." Memang Ellen dan Caca ini penyuka makanan pedas. Berbeda dengan Maira dan Kaina yang makan mie gacoan saja harus level 0.

"Nice!"

"Lagian, lo kan bisa masak. Gampanglah kalo soal makan."

"Yeuuu, lo mah enak tinggal makan doang."

Pesanan mereka sudah selesai, dan Ellen berinisiatif mengambilnya ke meja counter. "Have a great day, mba Ellen."

Jujur saja Ellen lumayan kaget mendengar perkataan barista itu. "Oh iya, makasih ya, mas." gadis itu melempar senyuman canggung dan segera menuju tempat duduknya bersama Caca.

CARNATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang