Aku melangkahkan kaki masuk ke dalam pub ini. Sudah kebiasanku, hampir setiap malam kemari. Aku kemari bukan untuk bekerja, tentu saja bukan. Aku kemari hanya untuk bersenang - senang. Bukan hal yang sulit bagiku untuk masuk ke dalam pub ini.
Uang bukanlah masalah untukku, ayahku adalah seorang General Manager di sebuah perusahaan yang sangat terkenal di Eropa dan Amerika, ayah menempati kantor yang berada di Los Angeles. Aku dapat meminta uang kepadanya kapanpun yang aku mau . Walaupun kami terpisahkan oleh jarak, aku selalu berkomunikasi dengan ayahku. Ia adalah laki-laki terbaik yang pernah aku miliki. Ibuku adalah orang bodoh, tega menyia-nyiakan pria sesempurna dia.
"Hei kenapa kau diam saja nona Carter? Duduklah manis" Pun aku menoleh ke sumber suara.
"Eh- Lou kau mengagetkanku saja. Dasar kau, asshole" ucapku seraya menduduki kursi yang disediakan. Lou adalah bar tender disini.
"Kau ini. Minumlah, aku buatkan ini khusus untuk gadis paling cantik ." Ia mengedipkan sebelah matanya.
"Kau memang teman terbaik, tahu saja seleraku. Terimakasih, Tomlinson"
"Apapun untukmu, Brie."
"Vodka please" aku mendengar seseorang berkata demikian. Louis pun langsung memberi kode kepadaku untuk menunggu dan segera bergerak ke arah botol-botol minuman keras di belakangnya.
"Hi, nona. Sepertinya aku mengenalmu?" Pun aku menengok ke arah pria yang memesan vodka tadi. Aku mengamati lekuk wajahnya dan aku mengingat siapa dia-
"Niall!! Go dammit, I miss you so bad." Dengan sekali hentakan aku memeluknya.
"Oh Brie, aku juga sangat merindukanmu. Ternyata kau sekarang sudah menjadi gadis nakal ya." Ia membalas pelukanku dengan hangat. Aku hanya terkekeh mendengar ucapannya. Setelah beberapa saat aku melepaskan pelukanku.
"Kenapa kau bisa disini?" Tanyaku antusias.
"Kau tahu, sekitar 7 bulan yang lalu. Aku pindah dari London ke New York. Aku kemari untuk melanjutkan pendidikanku di Universitas. Aku juga berharap dapat bertemu denganmu, Brie. Tapi ku kira kau berada di Los Angeles??" Menaruh nada bicara antusias.
"Seharusnya, tetapi ibu dan ayahku berpisah sekitar 3 tahun yang lalu. Ibuku memutuskan untuk pindah ke NYC karna ingin menjauh dari ayahku, tetapi tidak ingin memisahkan aku dengan Daddy" air muka niall berubah, menampakkan wajah simpatinya.
"Kau harus kuat, Brie. Hei.. Ternyata 7 tahun cukup lama untuk membuatmu menjadi gadis cantik" Ia memujiku, menampakkan senyuman kecilnya.
" Kau juga banyak berubah, Ni. Kemana kawat gigimu itu? Kemana pipi merahmu? " ucapku meledek.
"Hei! Kau tidak sadar. Pipimu dulu sangat tembam seperi bapao." Ia tertawa dan menampakkan giginya yang sangat rapih.
"Kau ini, pasti kau terus-terusan dibully oleh Si Robert Gendut selama aku tidak ada"
"Enak saja, aku selalu bisa melawannya"
"Ekhmm" ada suara deheman dari Louis yang mungkin merasa seperti obat nyamuk disini.
"Eh lou, kenalkan--" Louis memotong perkataanku
"Hei pirang, kau kemari lagi eh?" Aku terdiam. Louis mengenalnya?
Niall hanya menggaruk tengkuk nya yang kuyakini tidak gatal sama sekali. "Y-ya-- hei tidak apa bukan?"
"Setelah apa yang kau dengan teman-temanmu lakukan disini? Kau tidak tahu malu." Aku bingung dengam apa yang mereka berdu bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Uncle Harry
RomansaAku terjebak dalam permainan ini. Aku merasa seperti orang paling bodoh di dunia. Aku tidak mengetahui asal-usulku.Mengapa aku bisa jatuh cinta pada pamanku sendiri? Amazing cover by -baymax