Aku terbangun karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela sangatlah menyilaukan. Kulihat ke sekeliling, ini kamarku. Bukannya Niall tidak tahu dimana rumahku ya? Aku benar-benar tidak mengingat kejadian semalam setelah aku mabuk.
Ada suara deritan pintu yang artinya pintu itu dibuka oleh seseorang. Dari balik pintu tampak wanita yang sudah sangat aku kenal.
"Mom?"
"Morning, Brie. Aku membawakanmu sarapan dan juga Aspirin untuk meredakan rasa sakit di kepalamu." Ia tersenyum dan berjalan menghampiriku dengan membawa nampan berisi sarapanku.
"Terimakasih." Aku tersenyum kearahnya.
"Untung saja kau tidak pulang sendiri semalam. Aku sungguh sangat khawatir jika kau menyetir sendiri dalam keadaan mabuk. Louis rela meluangkan waktunya untuk mengantarmu pulang dan menggendongmu ke kamar." Ucapnya simpati pada Louis. Di matanya nampak rona kekaguman.
"Louis? Bukan Niall?"
Ia tercengang dan melebarkan matanya. " Niall? Bukankah ia berada di London?" Ohh aku lupa memberitahunya.
"Iya, semalam aku bertemu dengannya di pub. Ia pindah kemari untuk melanjutkan pendidikannya." Aku menjelaskan dengan tenang.
"Benarkah? Kenapa Maureen tidak memberitahuku." Ia menatap jari-jarinya, berpikir.
"Aku tidak tahu." Aku menjawab lalu menggigit roti panggang yang telah Mom masak untukku. Dan meminum sebutir Aspirin.
"Lalu bagaimana dengan Niall? Kenapa ia tidak kemari?" Tanyanya langsung mengubah arah pembicaraan.
"Aku tidak tahu, kukira Niall akan mengantarku pulang semalam." Aku masih melanjutkan makan hingga semua roti di piringku habis. Mom hanya menatapku yg sedang menghabiskan roti di mulutku. Setelah tertelan semua, aku pun langsung berdiri dari kasur untuk berjalan ke kamar mandi.
"Kau mau kemana Brie?" Ia menatapku yg berjalan ke kamar mandi.
"Aku mau ke rumah Louis." Aku langsung menutup pintu kamar mandi.
"Kau ini, yasudah Mom berangkat bekerja ya."
"IYA" aku berteriak dari dalam kamar mandi. Jika kau bertanya kenapa aku ke rumah Louis pagi-pagi sekali. 1, Aku ingin meminta penjelasan Louis mengenai kejadian semalam. 2, Aku tidak perlu banyak membuang waktu karna rumah Louis tepat di sebelah rumahku.
*****
"Louis!!! Bangun!!! Dasar kau pemalas." Aku loncat-loncat di atas kasur Louis. Ia menutup telinganya dengan bantal dan kembali menarik selimut yang sempat aku tarik tadi.
"Jangan ganggu tidurku, Brie. Aku masih mengantuk." Iya bergumam keras. Kesadarannya masih belum penuh.
"Tidak bisa. Kau harus menjelaskan kejadian semalam." Aku tetap kekeuh dengan pendirianku.
"Baik, baik." Ia pun akhirnya menyerah. "dan hei! Bagaimana kau bisa kemari?" Ia terduduk dan mengucek-ngucek matanya.
"Makanya, lebih baik kau mengunci pintu rumahmu sebelum tidur. Apakah kau tidak sadar kalau kau tinggal sendirian? Bagaimana jika kau sial, dan ada maling yang siap menikammu dan--"
"Sudahlah, Brie. Kau kemari untuk mendengar penjelasanku atau berceloteh?" Ia memotong pembicaraanku.
"Well, kalau begitu ceritakan." aku berusaha tutup mulut dan mendengarkan cerita Louis. Sungguh, jika kau memotong kalimatnya. Jangan harap ia mau melanjutkan ceritanya.
" Semalam saat di pub aku sudah memberitahumu, kan, bahwa aku akan menyusul?" Ia mengangkat sebelah alisnya dan akupun mengangguk. " Nah, saat aku datang ke frat. Kulihat kau di bopong oleh Niall, ia bersusah payah membopongmu. Karna kupikir pasti Niall tidak mengetahui dimana rumahmu, akupun berinisiatif untuk membawamu pulang. Karna kebetulan aku datang ke frat menggunakan bus umum jadi Niall mengantar kau dan aku pulang. Dan aku menggendongmu ke kamar karna aku menyuruh Niall untuk langsung pulang. Sebenarnya apa hubunganmu dengan Niall?"

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend is Uncle Harry
RomanceAku terjebak dalam permainan ini. Aku merasa seperti orang paling bodoh di dunia. Aku tidak mengetahui asal-usulku.Mengapa aku bisa jatuh cinta pada pamanku sendiri? Amazing cover by -baymax