Bab 22 Sin β | Pernikahan

895 170 67
                                    

🎵Play music : Terimakasih - Hal🎵

🎵Play music : Terimakasih - Hal🎵

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🐝🐝

Sin menghela nafas panjang sebelum melangkahkan kaki ke dalam gedung pernikahan. Sesampainya di dalam ia disambut oleh dekorasi yang sangat mewah.

Lagi-lagi Sin menghela nafas. Lelaki itu mengadah, menahan air mata.

Enam tahun merantau ke negeri Paman Sam untuk kuliah, dan akhirnya kembali ke Indonesia untuk melamar gadis pujaannya hatinya. Namun bukannya menikah dengan Beta, ia malah hadir di pernikahan gadis itu.

Pengantin akhirnya keluar. Sin melihat Beta sangat anggun dengan dress mewah, menggandeng laki-laki berseragam tentara. Pesta pedang pora pun berlangsung dengan sangat fantastis, membuat siapa saja yang melihat terperangah.

Hingga tibalah saat para tamu bersalaman dengan pengantin. Sin naik ke atas panggung. Lelaki itu terlihat sangat tegar. Yang pertama ia salimi adalah kedua orang tua Beta.

"Om Tante, selamat ya."

"Sin, terima kasih udah dateng Nak," ucap Dana.

Citra tak dapat membendung air matanya, dengan buru-buru ia peluk Sin dengan erat.

"Maaf ya Nak, belum berjodoh dengan Beta."

"Iya Tante, maaf Sin terlalu lama."

Pelukan Citra terlepas. Sin lalu bersalaman dengan Nafi.

"Selamat ya, saya titip Beta."

Nafi hanya mengernyit bingung.

Sin beralih ke Beta. Menangkupkan tanganya.

"Selamat ya Ta, gue turut bahagia."

Beta berkaca-kaca, mengangguk kecil sembari tersenyum. "Terima kasih Kak Sin."

Setelah menyalimi orang tua Nafi, Sin lalu turun dari panggung. Belum juga genap sepuluh langkah, tiba-tiba saja ada sosok yang memeluknya erat.

"Abang Sin!"

"Gama?" Sin berbinar melihat Gama. "Masyaallah udah besar sekarang, kelas berapa Gama?"

"Kelas lima Bang. Abang, Gama kangen."

"Abang juga kangen Gama."

"Kenapa Abang lama belajarnya?"

"Biar pinter dong Gama."

"Sekarang udah selesai kan belajarnya? Bisa ketemu Gama terus?"

Sin menggeleng. "Abang mau belajar lagi Gama."

"Kenapa sih Abang suka belajar?!" Gama bersungut-sungut setelah melepas pelukannya.

"Gama!" pekik seorang wanita muda.

"Ya Allah Gama, Kakak cariin ternyata ada di sini. Maaf ya, mungkin Gama salah orang. Ayo Gama," perempuan itu menarik tangan Gama, tapi dengan segera Gama lepas.

Sin βTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang