Abigail terjatuh dari kursi kayu di depannya. Bagaimana bisa? Kursi plastiknya berubah menjadi kursi kayu tua? Abigail mengadahkan pandangannya ke sekeliling...
"D-dimana ini?!"
[Suara pintu terbuka.]
"Ambil ini dan gantilah pakaianmu." Titah seorang wanita berbadan gemuk itu melempar kain dari tangannya ke atas kasur.
"Tunggu sebentar, kau siapa? Dan dimana ini?"
"Aku pemilik tempat ini, dan sekarang kau sedang berada di Delphi." Jawabnya singkat sambil melangkahkan kaki keluar.
"Delphi? Tapi bagaimana bisa? Bukankah Delphi salah satu kota tua di Yunani yang terletak di salah satu lereng Gunung Parnassus? Apa ini mimpi?"
*Fyi : Abigail mendapatkan nilai A di mata pelajaran geografis.
Abigail melamun, apa karena ia sedang mengerjakan tugas Mitologi Yunani jadi sekarang terbawa mimpi?
Pertanyaan demi pertanyaan muncul bergantian di benak gadis itu, yang jelas ini pasti mimpi, tidak ada alasan lain lagi yang masuk akal. Kan?
Abigail menarik nafas. "Baiklah..." Ia kemudian mengambil baju berwarna pink pudar itu dari atas kasur dan memakainya.
"Baju ini terlihat sangat kuno."
*Ilustrasi
"Apa benar memakainya seperti ini?"
Tanpa pikir panjang Abigail melangkahkan kakinya keluar dari kamar sempit dan gelap itu, ia turun melewati anak tangga menuju ke lantai bawah.
Tempat ini lembab dan bau kayu, cahaya yang dihasilkan hanya melalui cahaya matahari yang masuk lewat jendela, sepertinya jika malam tiba hanya cahaya api dari obor lah yang akan menyinari tempat ini.
Setelah Abigail menginjakkan kakinya di lantai bawah, ia melihat ke sekeliling. Ramai, itu satu kata yang terlintas di kepalanya. Tempat ini semacam penginapan sekaligus... Tempat makan? Banyak sekali pengunjung yang sibuk menyantap makanannya di setiap meja dan lagi bau alkohol memenuhi ruangan itu. Abigail sempat terkejut dengan pemandangan para wanita dengan pakaian minim yang menggoda dan mengerumuni para lelaki yang sedang mabuk.
"Siapa gadis cantik rupawan ini? Aku belum pernah melihatnya..." Ucap seorang pria berjanggut tebal yang tiba tiba menghampiri Abigail dengan jalan sempoyongan.
Abigail melotot terkejut, Ia menatap horor kearah Bapak-bapak di depannya, ia melirik janggut si pria yang berwarna hitam kotor menjuntai panjang ke bawah dengan bentuk tak karuan. Abigail bergidik ngeri dan lari keluar dari penginapan.
*Ilustrasi
Wah... Benar-benar terlihat seperti yang ada di internet. Ini sih namanya cuci mata, Kota tua dengan bangunan-bangunan lama yang masih utuh. Belum ada kendaraan berasap seperti motor dan mobil, justru kereta kuda lah yang menjadi alat transportasi utama disini. Pakaian yang dikenakan orang-orang juga masih berbalut kain tipis berwarna pudar dengan model yang hampir serupa. Abigail mulai berfikir kembali memastikan yang sedang dilihatnya adalah mimpi atau bukan. Kalau ini mimpi kenapa terasa begitu nyata? Tapi kalau ini nyata...
"Ah tidak mungkin!"
"Apa yang tidak mungkin?" Tanya seorang pria muda sambil membawa kotak kayu berisikan beberapa botol susu.
Kebetulan sekali! "Hei pengantar susu boleh aku minta tolong sesuatu?" Pinta Abigail.
"Tentu ada apa?"
"Aku ingin memastikan sesuatu."
"Memastikan apa?"
"Bahwa ini adalah mimpi. Dan sebentar lagi aku pasti akan terbangun! Kalau begitu... Bisa tolong tampar pipiku?"
"Mimpi?" Pria tukang susu itu tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.
"Kenapa kamu tertawa?"
"Kamu sudah gila ya? Kamu sebut ini mimpi? HAHHAHAHA!"
Abigail hanya diam tanpa ekspresi tapi tatapannya menunjukkan keseriusan.
"Baiklah... baiklah... jangan salahkan aku jika ini bukan mimpi..."
PLAK!
KAMU SEDANG MEMBACA
Travel to Greece
FantasyMendapat nilai F di pelajaran Sejarah membuat Abigail Evergreen berkemungkinan tidak di luluskan tahun ini. Gurunya Matthew Sayersz memberikan Abigail tugas akhir sebagai bahan solusi penambahan nilai Sejarahnya. Memilih tema Mitologi Yunani membuat...