07 : Day 2

231 15 1
                                    

Alice menutup buku Diarynya sambil tersenyum lebar dan menatap langit. Ian menggandengnya! Bahkan Ia meminta maaf kepada orang tua Alice karena telah meminjam putrinya terlalu lama. Apakah Alice dipinjam terlalu lama? Tidak. Bahkan mungkin, jika Alice tidak dikembalikanpun, itu bukan suatu masalah.

"Pooya." Kata Alice sambil menatap boneka Winnie The Pooh kesayangannya itu.

"Is it okay if i've moved on?" Tanya Alice, lebih kepada dirinya sendiri.

Alice mengambil sebuah foto di selipan buku kesayangannya. Sebuah foto yang memaparkan seorang perempuan dan laki-laki. Seorang perempuan yang sedang tertawa lepas, dan seorang laki-laki yang menatap perempuan itu dengan mata yang memancarkan kasih sayang. Alice mendengus perlahan.

Seandainya mereka tidak bertengkar hebat sore itu..

Alice buru-buru menghilangkan pikiran itu dari kepalanya. Alice menaruh foto itu kembali ke tempatnya dan beranjak menuju tempat tidurnya. Alice memejamkan matanya dan berjanji pada dirinya sendiri untuk membiarkan segala sesuatu yang sudah berlalu, berlalu.

•••

"San. Lo tau nggak, Ray kemana? Kok dia nggak ada di rumahnya?"

"Lah lo nggak tau?"

Seorang gadis yang sedang membawa coklat dengan kedua tangannya itu menggeleng perlahan.

"Dia ke Australia, Lice. Kemarin malam."

"Australia?" Tanya gadis yang dipanggil Alice itu dengan terkejut. Tak sadar, Ia menjatuhkan kotak coklat yang dibawanya.

"Iya, dan setau gue, dia pergi sama Cessa deh semalem."

Alice membekap mulutnya dan bersusah payah menahan tangis. Cowok itu, pergi sama Cessa? Siapa juga Cessa itu? Alice tidak mau peduli lagi, setelah bertengkar hebat kemarin sore, Ray langsung pergi ke Australia tanpa sepengetahuannya? Hebat. Sangat hebat. Alice bergegas lari menuju mobilnya tanpa mempedulikan Sandy yang sedang berusaha memanggilnya. Tangis yang telah susah payah ditahannya akhirnya keluar juga tanpa bisa dicegah lagi.

"Alice?" Panggil Elle.

"Alissss." Ulangnya lebih keras.

"ALIS MATAAAAA." Ulangnya nyaris berteriak.

"Eh?" Jawab Alice tanpa menoleh.

"Lagi mikirin apa sih?" Tanya Elle gemas sambil menyeruput Jus Blueberry-nya.

Alice hanya menggeleng, "Maaf, tadi lo cerita sampe mana?"

Elle memutar kedua bolamatanya, "Kebiasaan deh. Kalo udah mikirin sesuatu, bidadari di depannya dikacangin."

Alice hanya mengangkat bahu, "Emang lo ngomong apa barusan?"

"Ngga jadi. Lupain aja."

Alice mengalihkan pandangannya dan menatap jendela.

"Ihh cuek banget sih?! Kalo orang bete sama lo tuh dihibur kek, diapain kek, ditraktir es krim kek?"

Alice tertawa dan menatap Elle, "HAHA emang lo bete sama gue? Gue salah apa sih emang? Ditraktir es krim mah, maunya elo. Ngerugiin gue. Utang lo aja nggak dibayar-bayar, masih punya nyali minta ditraktir ya. Dasar ikan lele."

RaindropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang