⚠️Jangan lupa votenya
Happy ReadingDi dalam kamar, seorang wanita tengah bercermin. Menatap pantulan dirinya sendiri yang amat berantakan. Gaun pengantin yang seharusnya terlihat indah dan elegan, kini seperti tengah di pakai oleh tukang rongsokan.
Wanita yang memakai gaun lusuh itu menatap kosong pada dirinya sendiri. Pikirannya berkecamuk, hatinya terasa remuk. Tubuh kecilnya lemah tak berdaya.
Sudah dua hari dia tidak melepas gaun pengantinnya. Sudah dua hari pula dia tidak keluar dari kamarnya. Bahkan, sudah selama itu pula dia tidak makan dan minum. Dia depresi.
Pernikahan yang seharusnya menjadi momen paling indah dalam hidupnya, itu tidak pernah terjadi hingga kini.
"Dasar bajingan! Seharusnya kau menjadi salah satu korban pembunuhan, bukan menjadi orang terkasih dalam hidupku." Wanita ini bergumam geram. Lantas dia terkekeh, tertawa, hingga pecah sudah tawa besarnya.
"Ahahahahah! Lionel pecundang! Aku benar-benar akan membunuhmu mendahului malaikat maut!"
Kacau. Liora seperti wanita gila. Make up pada wajahnya berantakan, menghalangi wajah cantiknya. Bahkan rambutnya berantakan tak karuan. Tak lupa jejak-jejak air mata di kedua matanya hingga ke pipi.
"Aku benci cinta! Hal konyol seperti ini seharusnya tidak ada di dunia. Ini, ini benar-benar gila! Aku sengsara hanya karena cinta? Oh ayolah. Sejauh ini aku bisa hidup karena bernafas juga jantungku yang tak berhenti berdetak."
Linglung, seperti orang kehilangan setengah jiwanya Liora berprilaku.
Sedangkan di kamar Javas. Seorang ayah ini menatap sendu pada layar di hadapannya yang menampilkan keadaan Liora di dalam kamarnya. Bahkan Javas mampu mendengar apa yang putrinya ucapkan.
"Kurasa ini adalah cara licik pria itu untuk menghancurkan hidup putriku. Hah! Sepertinya aku akan ikut gila jika melihat putriku seperti orang gila." Kata Javas. Dia berpikir jika Lionel melakukan cara licik bukan untuk mendapatkan Liora, melainkan menghancurkan hidupnya.
Entah apa yang harus Javas lakukan. Dia ingin putrinya kembali normal, tapi masuk kamarnya pun tak bisa. Walau sejauh ini Liora tidak melakukan tindakan percobaan bunuh diri, tetap saja Javas khawatir. Terlebih sudah dua hari Liora tidak makan dan minum.
Jadi untuk sekarang, Javas harus berbuat apa? Dia ingin mendatangi Lionel, tapi kata bawahannya, mansion keluarga itu sangat sepi. Mungkinkah mereka melarikan diri? Sungguh, Javas ingin menghantamkan wajah tampan Lionel pada tumpukan batu krikil.
"Gevariel!" Panggil Javas seraya keluar dari kamarnya lantas memasuki kamar putranya. Terlihat Gevariel tengah berkutat dengan laptopnya di temani banyaknya berkas di sekitar mejanya.
Tanpa menatap sang ayah, Gevariel menyahut, "ada apa?"
"Kau teman dekatnya. Selama ini ayah yakin, kau sudah tahu seluk-beluk tentang pria itu. Sekarang katakan, di mana dia?" Tanya Javas.
Gevariel pun menghembuskan nafasnya, barulah dia menatap sang ayah. "Sepertinya ayah berusaha keras untuk menemukannya. Tapi ayah, dia sudah tiada. Kecelakaan itu berhasil merenggut nyawanya."
◆◇◆◇◆◇◆◇
Beberapa hari pun berlalu. Liora mencoba menstabilkan kesehatan tubuhnya juga mentalnya. Di temani oleh Katrina si ibu hamil yang ketika mengidam selalu aneh-aneh permintaannya, serta sikap randomnya ketika berhadapan dengan Saga.
Bahkan saat ini Liora di paksa untuk bergelut dalam dunia bisnis. Katrina melakukan ini supaya pikiran Liora terlempar dari insiden gagalnya pernikahan. Biarlah Liora tampak pusing oleh pekerjaan dari pada dibuat pusing oleh harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Parella Perigosa {END}
General FictionKetika seorang mafia jatuh cinta pada gadis psychopath, apakah yang akan terjadi? Terutama saat sang gadis menerima cinta dari seorang mafia yang terus mengejarnya. Lionel, dan Liora. Dua insan yang tanpa sadar saling mengejar cintanya. Setelah kedu...