3. Hutan Yang Tak Boleh Dimasuki #2

129 19 11
                                    

"Nevin! Kamu mau kemana?!"

"Hahh?! Mau kabur kemana lagi tu anak!"

Tampak Nevin yang sudah berlari menjauh, membuat Malik dan Marvel mengejarnya. Terpaksa ikut masuk dalam hutan berbahaya itu.

"Balik kamu, Nevin!!"

"Gak bakal!"

Malik terus menyibakkan dedaunan atau ranting besar yang menghalanginya, menerobos masuk mengejar Nevin yang berlari cepat. Menginjak semak-semak belukar.

"Dia semakin jauh!" Marvel memberitahu.

"Dasar menyebalkan!"

Nevin memegang sebuah tali dan langsung melayang di udara, dikarenakan lubang besar yang entah menuju kemana berada di hadapannya. Ia juga mendarat dengan aman dan tepat.

Malik membelalakkan matanya. B- bagaimana bocah itu dengan cepat langsung mengayun dengan nyamannya?!

Lebih mengejutkannya lagi, Marvel juga ikut melakukan hal yang sama dengan Nevin. Mengambil tali itu dan melewati lubang besar. Melakukannya dengan cepat dan tepat!

"Ayo, Lik!" teriak Marvel ketika sudah mendarat di kejauhan sana, hanya membuat Malik menganga.

Ish! Nekat juga dua bocah itu! Membuatnya repot saja!

"Kejarlah dia duluan! Nanti hilang jejaknya!" balas Malik, yang ditanggapi oleh anggukan Marvel, segera berlari.

Sebenarnya, ada alasan lain lagi. Agar Marvel tak melihatnya takut-takut mengambil tali itu.

Karena kecaman dari Malik, saya tidak dapat menjelaskan bagaimana dia melayang melewati lubang itu. Hohohoho...

... Yang pasti dia berteriak

---

Gubrak!

"Ah! Ini harus terjun! Aduhh, memangnya aku harus sampai senekat ini ya??"

Nevin dilanda kebingungan. Terdapat sebuah kayu di hadapannya yang bisa ia duduki. Tetapi ia merasa sudah terlalu jauh berlari, padahal niatnya dia akan berhenti di 10 meter sebelumnya. Aduh, dah kayak dikejar penjahat aja dia ini...

"Vin! Udah, Vin!!"

Sudah terdengar teriakan dari Marvel, juga suara terengah-engahnya.

"Lu kok... berhenti?..."

"E- ee... Kayaknya kita dah terlalu jauh, Vel–"

"WOII!!! BOCAH! KEMBALI KALIAN!!"

"Malik?!"

Malik dengan cepat menyusul, berlari ke arah mereka juga. Tetapi Malik tak mengetahui, kalau ia tidak boleh menginjak sekitarnya.

Brak!

"Dasar bocah sialan ini!"

Brak! Sekali lagi Malik menginjak tanah (?) atau kayu yang dipijaknya.

"Jauh sekali kalian berlari! Sampai ke hutan sini, hah?!!" geramnya.

Brak bruk! Semakin parah Malik menginjaknya karena ia semakin kesal. Ia melangkah dengan penuh amarah dan penekanan.

Tak disangka, kayu itu meluncur cepat! Membuat mereka bertiga yang berdiri di atas kayu itu meluncur ke bawah. Ke sebuah turunan yang curam.

"AAHHH!!! KENAPA INI?!!"

Wooosshh!!

"WOHHH!! KITA MELUNCUR!!"

Betul dugaan mereka, mereka bertiga memegang kuat-kuat ujung kayu karena cepatnya kayu itu meluncur, menjaga keseimbangan karena menabrak bebatuan besar. Suara ribut mengenai benda apapun mengisi kebisingan telinga.

Di Hutan Terlarang [YTMC] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang