^_[chapter tiga belas]_^

222 33 6
                                    




✧(。•̀ᴗ-)✧




!!VOTE!!
!!KOMEN!!




Hari Sabtu jam sepuluh pagi setelah kuliah yang berjalan cuma sebentar.

Devan sedang bersantai di taman belakang rumah dengan nenek.

"Taman ini dulunya cuma tanah kosong. Nenek awalnya bingung mau jadiin tanah ini buat apa" ucap nenek.

Orang kaya pikirannya emang gitu.udah beli tanah luas tapi gak tau mau di jadiin apa.

"Tapi akhirnya setelah Hiro dan Hero lahir.nenek jadi ingin sekali buat tanah yang dulu menjadi taman seperti sekarang ini.biar nenek sama mereka bisa main bareng di taman ini" ucap nenek lagi.

"Eumm...,pantesan di sana ada ayunan" ucap Devan.

Nenek tertawa pelan.

"Hahaha...,iya..itu ayunan udah umur dua puluh tahun lebih.tapi nenek dan kakek selalu rawat teman ini biar semua masih tetap bisa di gunain" lanjut nenek.

"Eu-kalau boleh tau ini taman masih ada yang mainin?" Tanya Devan.

Soalnya taman belakang rumah itu luas banget.dan sekarang orang orang yang berada di rumah ini gak ada anak kecil. Apa masih ada yang gunain?

"Udah jaranggg.....banget.semenjak kehilangan Derren, taman ini udah gak ada lagi yang gunain.taman ini di rawat karena di dalamnya masih banyak kenangan" jawab nenek.

Devan mengangguk.

"Sejak Hiro dan Hero kecil.mereka sering bermain di sini.kemudian Derren lahir, sebagai adik mereka.tapi nyatanya semua berjalan dengan cepat.Derren menghilang entah kemana.sejak saat itu Hiro dan Hero jarang pergi ke taman belakang ini karena udah mulai tumbuh besar, fokus belajar.dan sekarang Hiro pastinya fokus kerja" lanjut nenek.

Devan bangkit dari duduknya.

"Devan boleh main di ayunannya kan?" Izin Devan.

Nenek mengangguk.setelah itu Devan langsung berlari kecil ke arah ayunan yang terdiri dari tiga ayunan.dia duduk di ayunan yang tengah.

Siapapun bisa naik, karena ayunan ini bisa untuk usia berapapun.

Saat Devan duduk di ayunan.rasanya dia juga seperti teringat masa lalunya.ia selalu pergi ke taman dekat rumah neneknya setiap sore untuk bermain bersama dengan nenek dan kakeknya.

Tapi setelah ia berumur lima belas tahun.ia sudah jarang pergi ke taman karena memang ia juga sudah besar dan harus fokus belajar.

Devan menggoyangkan ayunannya pelan.nenek yang melihat itu jadi tersenyum haru.setelah sekian lama kurang lebih delapan tahun, akhirnya ayunan tersebut di pakai lagi, dan ini adalah orang baru yaitu Devan.

Nenek mendekat ke arah Devan.ia duduk di ayunan sebelah kanan Devan.

"Hehe, rasanya agak aneh aja kalau naik ayunan tapi udah besar" ucap Devan.

Nenek tertawa pelan.

"Naik ayunan itu gak harus anak kecil. Ini juga ayunan untuk semua usia" ucap nenek.

BELOVED || HARUBBY / HARUYOUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang