5. Memulai Persiapan Pernikahan

167 20 0
                                    

'Bukan hanya karena paras dan kedudukanmu saat ini, tapi perlakuanmu juga turut membuat aku berusaha untuk meletakkan hatiku di kamu.'

Noda Dalam Ikatan Suci

~Thierogiara

***

Hubungan sudah berjalan baik, Jodi juga tidak mau lama-lama lagi, kalau bisa hubungan mereka secepatnya berada dalam ikatan karena memang Jodi tidak mau kalau sampai Sesya berubah pikiran.

Hari ini dia mengajak Sesya untuk mulai berbelanja perlengkapan seserahan, iya, Jodi langsung mau melamar Sesya dalam waktu dekat ini. Sesya juga awalnya kaget, tapi tetap berusaha biasa saja, karena memang sejak awal sudah tahu bahwa ya Jodi yang akan menjadi suaminya, Jodi merupakan pilihan orang tuanya juga.

Jadi, Sesya sudah bersiap-siap, dia memakai baju casual, dengan make up tipis di wajahnya, hanya agar kelihatan lebih segar saja dia hari ini.

"Udah nyampe? Cepet banget," kata Sesya.

"Udah dari sepuluh menit lalu sebenarnya, aku hubungin kamu saat udah dijalan," ujar Jodi sembari tersenyum.

Karena Jodi sendiri juga kan sudah mengenal keluarga Sesya, jadi tidak canggung lagi meskipun datang ke rumah keluarga Sesya.

"Oh gitu, ya ampun kak, harusnya bilang dari tadi," ujar Sesya, ya Sesya tidak enak hati juga membuat orang lain menunggu.

"Nggak apa-apa kok, kamu mungkin emang butuh waktu buat siap-siap," ujar Jodi penuh pengertian.

Sungguh, setiap kali melihat Jodi, semua hal yang Jodi lakukan untuknya, membuat Sesya benar-benar kagum sekali, Jodi benar-benar menunjukkan sisi dirinya di mana dia memuliakan seorang perempuan.

Semua yang Jodi lakukan terasa sangat spesial untuk Sesya.

"Udah siap? Jalan sekarang?" tanya Jodi.

Sesya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Yuk," ajak Jodi.

Sesya mengangguk lagi dan akhirnya mengikuti Jodi dari belakang, keduanya sama-sama pamitan dengan kedua orang tua Sesya dan langsung masuk mobil, meninggalkan rumah keluarga Sesya.

***

"Kamu beli aja apa yang butuh Sya," ujar Jodi. "Yang kamu pengen ada juga di dalam hantaran ya beli aja, nggak apa-apa," lanjut Jodi lagi, karena mereka tidak harus selalu mengikuti standar orang lain kan?

Sesya tersenyum simpul, bayangkan saja dia mendengar kalimat seperti itu dari calon suaminya, karena kalimat sederhana begitu bisa berarti besar dan dalam jangka waktu yang panjang untuk mereka berdua.

"Jangan takut juga untuk beli brand yang mana yang kamu mau, aku mampu kok," ujar Jodi.

Sebenarnya tidak enak juga mengatakan hal semacam ini, tapi Jodi benar-benar ingin terang-terangan agar Sesya juga nyaman.

"Beneran mas?" tanya Sesya memastikan.

Karena kalau brand ternama, beli tas dan sepatu saja pasti harganya sudah puluhan juta, Sesya tidak merasa pantaslah untuk hal semacam itu, dia biasa saja, sejauh ini juga selalu berusaha biasa saja.

"Beneran, nggak apa-apa kok," jawab Jodi.

Sesya menunduk dan kembali tersenyum, ada tidak enak hatinya, tapi ya calon suaminya juga sudah memberikan izin. Malah setelah mereka sampai di depan tokonya, Sesya masih ragu-ragu, tapi Jodi langsung menggandeng tangan Sesya dan masuk ke dalamnya.

"Udah kamu pilih sepatu dan tas yang cocok buat kamu. Menikah itu sekali Sya, aku hanya mau membeikan yang tebaik buat kamu," ujar Jodi, di akhir kalimat dia tersenyum ke arah Sesya untuk menenangkan perasaan Sesya.

Sesya mengangguk lagi. "Makasih ya mas," ucap Sesya.

Jodi mengangguk. "Enjoy sayang," kata Jodi.

Agak kaget Sesya mendengar Jodi memanggilnya dengan sebutan sayang, tapi ya namanya juga calon suaminya, jelas pasti Jodi berusaha untuk mengubah dan memperbaiki hubungan yang ada di antara mereka karena saat mereka untuk menikah sudah semakin dekat.

Sesya mulai mencari-cari apa yang dibutuhkan, di temani oleh petugas toko di sana, sementara itu Jodi duduk di sofa menunggu Sesya sembari memainkan ponselnya.

Kemudian dia memilih sebuah sepatu, sepatu heels yang kelihatannya cocok untuknya, saat Sesya coba nyaman sekali, soalnya memang harganya juga tinggi sekali menurut Sesya ya, karena bayarnya pakai dollar.

"Bagus mas?" tanya Sesya.

Jodi langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel menuju Sesya.

Perlahan Jodi menganggukkan kepalanya. "Bagus banget sayang, cocok di kaki kamu," ujar Jodi, karena Sesya sebenarnya cantik, tipe cantik yang kalem gitu, apalagi memang selalu memakai soft make up, jadi ya kelihatan sangat lembut, itu membuatnya kelihatan bagus memakai apa pun.

Sesya tersenyum kemudian mengatakan pada petugas bahwa dia mau sepatu yang itu, Sesya memang selalu santai sebenarnya dalam berbelanja, ya kalau dia mau itu biasanya dia akan langsung ambil. Sesya bukan tipe orang yang suka keliling-keliling belanja ke sana kemari, jadi ya kalau dia mau langsung dia ambil.

Sepatu sudah dapat, sekarang saatnya melihat-lihat tas. Sesya mendengarkan penjelasan soal tas-tas yang ada di sana, mungkin untuk hantaran kali ini yang mau Sesya ambil adalah tas yang bisa dipakai untuk kondangan nantinya.

"Hanya ada satu ukuran ya mbak?" tanya Sesya.

"Benar Bu, tapi ada yang mirip dengan versinya sendiri, ini."

Pokoknya petugas toko terus menunjukkan apa yang Sesya butuhkan, menawarkan tambahan seperti scraft dan lain-lain. Tadi, sepatunya Sesya memilih warna putih gading, kali ini sepertinya tasnya juga sama.

"Mas, kalau ini, cocok nggak di aku?" tanya Sesya yang sudah memegang tasnya di tangannya.

"Cocok banget sayang," kata Jodi.

Semua yang ada di sana bagus, ya sebagai laki-laki juga Jodi menilainya bagus-bagus saja, soalnya memang tidak terlalu tahu juga.

Sesya mengangguk, sekali lagi Sesya itu orangnya simple, jadi ya ketika menurutnya bagus, dia langsung ambil.

"Oke mbak, tasnya yang ini aja ya," kata Sesya.

Setelahnya semua barang yang Sesya beli dibungkus, Sesya bergabung dengan Jodi menunggu pesanan mereka siap.

***

Selain beli tas dan sepatu, hari ini juga membeli pakaian dalam, setelah Sesya pikir-pikir ternyata ada banyak sekali yang mau dibeli, belum seperangkat alat sholat dan lain-lain.

"Mas, aku nggak penah mau memberatkan kamu sebenarnya," ujar Sesya, mereka sudah santai dan sedang makan sekarang ini.

"Nggak ada yang merasa keberatan kok Sya," ujar Jodi.

Sesya diam.

"Aku mau menikah sama kamu dan kamu adalah seseorang yang berharga, apa pun pemberian aku dalam bentuk materi, sama sekali nggak ada apa-apanya," jelas Jodi, kan mampu sekali memang seorang Jodi membuat Sesya merasa spesial.

Sesya menunduk lagi, dia kemudian mengangguk. "Makasih banyak ya mas," ucap Sesya, ya bagaimana tidak? Dari dulu Sesya merasa bahwa dia berbeda, dia anak angkat dan selalu merasa apa mungkin hidupnya akan beruntung suatu saat?

Tapi, Jodi membuktikan banyak hal, dia membuktikan bahwa Sesya berhak mendapatkan sesuatu di luar ekspektasinya.

"Kamu pantas dengan semua yang kamu dapatkan, jadi jangan terlalu takut atau sampai khawatir, aku ikhlas dan aku mau menghargai kamu."

***

Sasya polos banget, gila!

Gemes aku wkwkwk!

Jangan lupa dukungannya guys!

Noda Dalam Ikatan SuciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang