"Lo dimana nyet?" satu pesan ramah dari Haris yang muncul di notifikasi HP Navarro, sesegera mungkin cowok itu membalasnya, "Di luar lapangan" singkat, padat dan jelas. Navarro masuk ke dalam lapangan, cowok itu meneliti setiap nama bendera kelompok. Di barisan ketiga paling kanan, ia melihat bendera kelompoknya dan ia langsung menghampiri gerombolan barisan kelompoknya.
"Lama banget lo dateng" Seru Haris, teman satu kelompoknya untuk ospek satu minggu ke depan.
Entah takdir atau bukan, Varro dan Haris udah bareng sejak SD.
Yang lain seperti Juan, Jarrel, Calvin, Madha, sama Rafael itu temenan dari SMA. Satu lagi Calvin sama Navarro itu tetanggaan satu perumahan residence."Belum telat" Jawab Navarro singkat. Varro itu tipikal orang yang dingin banget, ngomongnya selalu singkat kadang kebiasaan jawab pake deheman doang, syukurnya sifatnya Navarro kalo ketemu ayah bunda itu beda, Navarro bakal manja banget kalo udah nemplok sama bunda nya.
"Iyain, untung gue udah kebal" Sindir Haris, pertemanan nya dari SD udah ngebuat Haris nggak frustasi sama kesingkatan nya Navarro, tapi kadang frustasi juga sih wkwk.
"Weh Na, asal lo tau ya tadi gue ketemu maba cakep banget anjir" Ucap Haris antusias, ketika mengingat kejadian dia nggak sengaja ketabrak sama maba cantik.
"Tapi Na, gue lupa kenalan sama doi" Ucapnya lagi. Navarro cuma ngangguk doang, ngelihat Navarro yang nggak bereaksi sama sekali ngebuat Haris kesel "Anjir, lo dengerin gue gak sih?" Navarro hanya menjawab anggukan dengan pandangan yang melihat kedepan.
"Ah lo mah ga seru!" Desis Haris, "Pokoknya ya Na, cewek itu udah gue tandain buat jadi incaran gue" Navarro lagi dan lagi hanya membalas dengan anggukan "Iya".
"Perhatian seluruhnya, masing-masing kelompok silahkan membuat barisan yang rapi!" Korlap atau kordinator lapangan udah bersuara, saatnya ospek dimulai.
Riuh suara panitia mulai terdengar ketika kegiatan pengumpulan tugas. Panitia mulai senyum aneh ketika ngeliat banyak maba yang nggak bawa tugas. Biasalah waktunya perpeloncoan bagi mereka.
"Untung gue bawa semua tugas, kalo nggak gue udah pasti dihukum" Ucap Haris penuh syukur. Cowok itu mengangkat tugasnya dengan muka sombong.
Korlap lagi-lagi bersuara, "Hari pertama, Hari pertama kalian sudah banyak yang tidak membawa tugas?!" Panitia yang lain riuh manas-manasin suasana, tipikal ospek banget.
"Hukum aja kak! Siapa suruh nggak tertib" Teriak satu panitia yang dijawab anggukan sama korlap.
"Yang tidak membawa tugas silahkan maju ke depan!" Semua maba yang nggak bawa tugas udah maju dan membuat barisan.
Tapi, tiba-tiba satu panitia berbisik sama korlap, entah apa yang di diskusiin, tapi feeling berkata bakalan ada drama.
"Wah, wah banyak juga yang nggak bawa tugas!"
"Kalian mau dihukum apa tidak?!" Maba yang nggak bawa tugas cuma diem nggak berani jawab."Sesuai aturan, apabila tidak tertib akan mendapatkan hukuman!" Ucapnya lagi dan disambut riuh sama panitia lainnya.
"Tapi kampus Neo itu menjungjung tinggi rasa korsa, apabila satu yang terkena hukuman maka semua akan kena hukuman" kali ini semua panitia full senyum.
"Kalian semua berdiri! Silahkan jongkok bangun 20 kali!" Para maba yang nggak kena hukuman langsung riuh nggak terima, banyak yang terpaksa bangun karena nggak terima kena hukuman.
"Ayo bangun semua!" Akhirnya semua maba bangun dan bersiap untuk menerima hadiah dari panitia.
Tetapi baru hitungan pertama, satu maba mengangkat tangannya. Maba itu maju ke tengah lapangan membelakangi barisan kelompok maba.
Navarro pov:
"Silahkan, perkenalan diri" Ucap korlap yang sedikit terkejut, ketika melihat maba yang berani memberontak.
"Perkenalkan nama saya Arabella Kinandita, Fakultas Ekonomi Bisnis, Kelompok Jakarta" Ucap gadis itu dengan lantang.
Arabella Kinandita, nama yang cantik dengan suara tegas dan manis. Gue lihat, gadis itu cukup berani untuk maju ke depan terlebih menjadi pusat perhatian.
"Arabella Kinandita, Silahkan kamu mau ngapain?" Tanya korlap dengan nada yang menantang.
"Terima kasih atas waktunya, saya hanya ingin menyampaikan suara saya yang pasti menjadi suara perwakilan teman-teman saya.
Saya tidak setuju atas hukuman yang kakak panitia berikan, ini nggak adil. Kita semua sudah membuat tugas masing-masing dengan jerih payah kami, tapi apa? dengan hanya kata korsa kita semua harus terkena hukuman? its not fair.
Saya tanya, kalau kakak panitia diminta memakan tai dengan menjunjung kata korsa, apa kakak akan memakannya?" Arabella Kinandita berhasil menyampaikan pendapatnya dengan sempurna, kakak panitia yang diawal riuh karena akan melihat maba akan dihukum semuanya diam membisu, bahkan gue liat korlap juga nggak bisa berkata kata.
Sekarang giliran barisan maba yang riuh senang karena ada yang mewakili isi hati mereka."Na anjir, itu cewek yang gue bilang tadi, sumpah gue merinding woi" Gue sedikit terkejut waktu denger ucapan Haris, ternyata ucapannya nggak sekedar bualan belaka, cewek yang dibilang betulan cantik, sangat cantik.
"Anjir gue udah tau namanya, FEB kan? semakin gampang nih buat gue tepe-tepe" Ucapnya lagi, yang entah kenapa ngebuat gue nggak suka, ada rasa mengganjal ketika tau si Haris bakalan ngincar cewek itu.
"Tarik" Ucap gue, yang nggak tau mau ngomong apa.
"Hah? apanya yang mau ditarik? tas lo?" Tanya Haris yang sedikit bingung.
"Ucapan lo, tarik" Si Haris langsung senyum aneh waktu gue ngomong gitu.
"Anjirrrrrr, akhirnya lo pecah telor na!".
"Asli lo suka ya sama cewek tadi?" Alis Haris naik turun, wajahnya juga semakin maju mendesak gue buat jawab pertanyaan dia.
Gue cuma mengedikan bahu, nggak tau mau jawab apa.
Gue nggak tau gue suka apa nggak, tapi Arabella Kinandita, Gadis cantik dan pemberani dari kelompok Jakarta, I've got my eyes on you.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Couple
FanfictionKisah ringan sepasang kekasih yang digadang-gadang sebagai Couple Goals nya Kampus Neo. Kisah ini dijalani oleh Arabelle Kinandita dan Navarro Baskara dan tak lupa antek-antek dari dua sejoli itu. Jaemin x Karina local story