Tidak terasa, ternyata masa mpls mereka sudah selesai dari satu tahun yang lalu. Dan beginilah kondisi kelas Azura, ribut dan gaduh. Bahkan yang lebih anehnya lagi, sumber kegaduhan ini berasal dari Azura sendiri.
Wah, dimana gadis pendiam yang tidak menyukai keributan itu?, Sepertinya sifat itu sudah berakhir bersama dengan selesai nya masa pengenalan lingkungan sekolah mereka.
"SEMUANYA!, BUKA DIKIT?"
"JOS!"
Begitulah kira-kira kondisi kelas Azura yang sekarang tengah mengadakan acara dangdutan. Azura naik ke atas salah satu meja, kemudian gadis itu mulai bergoyang ria. Bagi murid-murid kelas lain, mereka memang tidak meragukan lagi kelas yang satu ini, bahkan guru-guru tidak berani menegur atau memarahi mereka.
Bagaimana mau memarahi kalau mereka saja berasal dari kelas unggulan, kelas kesayangan para guru, kelas yang selalu diutus dalam olimpiade. Fisika, kimia, matematika, sudah mereka ikuti dan tentu saja membawa pulang piala untuk sma Ganesa.
Bahkan bukan hanya dalam bidang akademik, non akademik pun mereka ikut serta di dalamnya, karna itulah mereka menjadi kesayangan para guru.
Tetapi, tingkah mereka ini yang diluar nalar, jika biasanya kelas unggulan akan tenang dan sibuk belajar, lain lagi dengan kelas 11 Ipa satu ini, mereka berbeda. Nakal, pembuat ulah, dan juga selalu berisik.
Saat sedang asik berjoget ria, tiba-tiba saja pintu kelas terbuka dengan sangat kuat, sepertinya pintu itu ditendang oleh seseorang. Dan benar saja, saat pintu itu terbuka, disana ada tiga orang laki-laki yang memasang wajah marah.
Osis, yah mereka memang pengganggu, tapi itu lah tugas dari penegak hukum di sekolah. Azura turun dari atas meja kemudian merapikan pakaiannya.
Sam melangkah masuk ke dalam ruangan, tujuan utamanya adalah Azura, gadis itu memang biang onar, syukur saja dia selalu dibantu dengan prestasi yang ia raih, jika tidak sudah dipastikan dia akan di skors ataupun yang lebih buruknya lagi dikeluarkan dari sekolah.
"Lo nggak bisa yah, satu hari aja nggak buat onar di sini?"
"Nggak."
Begitulah Azura, sifat tidak peduli nya itu membuat semua orang geram. Sam mengepal kedua tangannya.
"Lah, tuh, tuh, mau ngapain?" tanya Azura sambil menunjuk tangan Sam dengan lirikan matanya.
"Bim, Kar. Bawa dia," ucap Sam lalu melangkah keluar duluan dari ruangan kelas Azura.
Sedangkan kedua temannya yang disuruh oleh Sam langsung memegang tangan Azura dan membawanya keluar kelas. Gadis itu terus memberontak ketika mendapat perlakuan ini, rasanya ingin sekali Azura menghajar mereka satu persatu, tapi ia terlalu malas melakukan itu.
***
Clara tersenyum ketika melihat wajahnya di cermin. "Gimana-gimana?, Gue udah cantik belum?" tanya Clara sambil terus menata rambutnya.
"Of course dong Clar, you mah always pretty," ucap Ketty, salah satu sahabat Clara yang memang seorang blasteran, jadi tidak heran lagi jika cara bicaranya seperti itu.
"Eh Clar, i nggak suka deh sama si Azura, dia tuh selalu bikin i kesel. You kesel juga nggak sama dia?" kali ini Anggi yang bertanya.
Clara terdiam lalu mengerutkan keningnya sebentar, Azura, ahh, anak yang membuat ulah dengan dirinya saat masa mpls dulu, dia memang menjengkelkan, dan Clara masih mengingat kejadian dimana dia menampar pipi wanita ini.
"Udah deh, mending lo ngambil lipstik gue. Gue males ngomongin perempuan nggak tahu diri kaya dia."
"But Clara, you nggak ngerasa yah, dia itu always buat onar biar bisa dekatan sama your baby hunny Sam," ucap Ketty sambil memainkan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZURA
Teen Fiction⚠️Budayakan untuk memfollow terlebih dahulu Dimana ada Azura disitu sudah pasti ada Justin. Sebenarnya kata-kata itu ditujukan saat seseorang sedang merasa jatuh cinta atau dalam vase masa-masa indah. Lain halnya dengan Azura dan Justin, kedua justr...