Bab 4

1 2 1
                                    

"Tuan, sepertinya si brengsek itu mulai mengincar nona, apa yang harus kita lakukan?" tanya Jerk pada Cakra yang masih setia mengotak-atik leptop miliknya.

"Terus awasin dia, setelah Catya, tidak ada lagi yang boleh diambil dari keluarga Anderson, jika dia berani, hanya kematian yang akan dia dapatkan."

"Baik tuan, saya akan memperketat penjagaan nona. Oh yah, apakah saya harus menaruh beberapa bodyguard di sekolah nona?"

Cakra menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak perlu, aku tidak ingin sekolah nya terganggu."

Setelah itu Jerk mengangguk mengerti, dia hanya perlu memperketat penjagaan di luar sekolah, dan tidak ikut campur dan pendidikan nonanya.

***

Azura melangkah masuk ke dalam kelas, karna sebentar lagi lonceng akan berbunyi. Baru saja masuk, para laki-laki brengsek di bangku belakang sudah menertawakan dirinya, apa yang lucu?, Apakah mereka sudah gila?.

Saat Azura melewati mereka salah satu di antara mereka menghentikan langkah Azura, jujur saja hari ini ia merasa sedikit lelah, tidak ingin emosinya naik, Azura hanya melangkah melewati mereka, setelah itu ia duduk di kursinya.

Astaga, hari ini sangat panas, sepertinya Azura akan dehidrasi jika tidak meminum air segera. Ia kemudian mengambil air milik nya yang ia bawah sendiri.

Saat tegukan pertama berhasil ia telan, betapa terkejutnya Azura ketika merasakan air yang begitu asin.

"Huekkk."

Azura menyemburkan semua air yang masuk ke dalam mulutnya. Azura ingin ke toilet sekarang, tapi kenapa dia tidak bisa lepas dari bangkunya?.

Yang benar saja?, Roknya tertempel di bangku, astaga, matilah dia. Sedangkan para laki-laki jahanam itu sedang menertawakan dirinya di belakang, sudah pasti ini semua ulah mereka. Saat Azura menoleh ke belakang, sudah ada Justin yang sedang tersenyum smirk.

"Satu sama."

Begitulah kira-kira yang Azura lihat dari gerakan mulut laki-laki itu, dia memang tidak mengeluarkan suara tapi gerakan mulutnya saja sudah membuat Azura murka.

"Ra, lo dipanggil pak Anton ke perpustakaan, katanya mau bahas soal olimpiade matematika," ucap Rina.

"Lo juga Tin, kalian di tungguin pak Anton, jadi buruan," lanjut Rina lalu berjalan menuju meja miliknya.

Justin bangun sambil tersenyum remeh. "Buruan, lama kek keong lo," ucapnya lalu berjalan duluan meninggalkan kelas.

Azura memukul mejanya dengan kuat, lihat saja, dasar laki-laki brengsek, Azura pasti akan membalas semua perbuatannya. Tapi tunggu, bagaimana sekarang?, Jika Azura memaksakan untuk bangun maka rok belakang nya akan robek.

"Ayo Ra, bisa nggak?, atau mau gue bantuin, hahahah."

"Brengsek lo."

Para laki-laki itu kini tengah merekam Azura, sepertinya mereka ingin sekali melihat rok Azura sobek, lihat saja, jika ia berhasil keluar dari jebakan tikus ini, habislah mereka semua.

Krek

Bunyi sobekan yang berhasil membuat satu kelas memperhatikan dirinya, astaga, roknya robek. Azura langsung menutupi roknya dengan buku lalu berlari keluar diiringi dengan tawa dari para laki-laki di kelasnya.

AZURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang