bab 6

77 8 0
                                    


Pagi harinya...

tok tok tok

"Ra kamu udah bangun belom," panggil seorang pemuda yang tak lain ialah Deren.

"Udah bang... bentar," jawab Rora dari dalam kamar nya.

Beberapa menit kemudian Rora pun keluar dengan pakaian olah raga nya.

"Udah ayok bang," ujar Rora semangat.

"Iya ayok," jawab deren lembut.

Lalu mereka pun turuh kebawah untuk sarapan setelah sarapan mereka Akan langsung pergi untuk jogging.

tak tak tak

"Good morning mom, dad," sapa mereka berdua, Rora dengan wajah ceria nya sedangkan deren dengan wajah datar nya.

"Morning too sayang," jawab kedua orang tuanya.

Sedangkan ketiga abang Rora yang lain terkejut dengan sifat Rora yang sekarang, karna dulu ia Akan selalu menyapa mereka bahkan sampai selalu menempeli mereka tapi apa? sekarang bahkan Rora yang seperti nya sangat enggan melihat wajah mereka.

"Sini sayang duduk dulu," ucap sang mommy lembut mempersilahkan Rora untuk duduk di dekat nya sedangkan Deren duduk berhadapan dengan Rora.

Beberapa saat kemudian mereka pun telah selesai dengan sarapan mereka.

"Mom, dad, Rora sama bang Deren ijin mau jogging dulu ya," kata Rora ceria, yang membuat kedua orang tuanya juga ikut senang.

"Iya tapi hati-hati ya sayang," ucap sang mommy kepada kedua anak nya itu.

"Dan kamu boy jaga adikmu baik-baik ya? jangan sampai dia kenapa-napa," ucap sang daddy.

"Baik dad," jawab Deren datar.

"Yaudah kalo gitu kami pamit dulu, Assalamualaikum," pamit Deren dan pergi dari Sana setelah bersalaman kepada kedua orang tuanya.

"Iya, waalaikumsalam," jawab mereka kedua orang tuanya sedangkan para abang Rora yang lain sudah kembali kekamar masing-masing Dengan pikiran yang berkecamuk karena memikirkan Rora.

𝘿𝙞 𝙩𝙖𝙢𝙖𝙣

"Dek istirahat dulu ajah disini, lagian pasti kamu cape kan?" tanya Deren kepada Rora, saat mereka berada di taman karena sedang istirahat setelah jogging.

"Iya bang... adek cape," jawab Rora lesu.

Deren yang melihat itupun berini siatip untuk membelikan Rora minuman.

"Dek tunggu sini dulu ya? abang mau beli minuman dulu buat kamu," pamit Deren kepada Rora.

"Iya bang... adek tunggu sini ya," kata Rora tersenyum sedangkan Deren hanya Meng anggukan kepala nya dan pergi dari Sana untuk membeli minuman.

Saat Rora sendang memandangi taman, tiba-tiba ia melihat seorang anak perempuan berusia sekitar 3 tahun yang sedang duduk sendiri di kursi taman sambil menangis, Rora yang tidak tega pun mendekati anak itu.

"Hai adik manis, kenapa kamu menangis sayang?" tanya Rora lembut kepada anak perempuan itu.

"Kakak ciapa?" tanya anak itu cadel dan menatap Rora takut.

Rora yang melihat itupun segera memperkenalkan diri.

"Kamu jangan takut sayang, perkenalkan nama kakak, Anindita Fraurora Cetriana Putri Axelio, panggil saja kak Rora dan kalau nama kamu siapa sayang?" tanya Rora lembut kepada anak perempuan itu.

"Emm halo ka pelkenalkan nama aku adalah, Velana zetlianica keyca Putli Xaviel, panggil ajah Vela," ucap anak itu cadel.

"Owh jadi nama kamu itu Vela ya, Salam kenal Vela," Salam kenal Rora.

"Ihhh bukan Vela ka... tapi Vela," kesal anak itu.

Sedang Rora ia sedang memikirkan nama anak itu.

"Owh kakak tau. Pasti nama kamu itu, Verana Zetrianika Keysa Putri Xavier, bener ga?" tanya Rora menebak.

"Iya benel ka" ucap Vera senang karena Rora bisa menebak nama lengkapnya.

"Vera kesini sama siapa? kok bisa sendirian?" tanya Rora lembut kepada Vera.

"Tadi vela cama abang... tapi tadi abang izin ke Vela, kalo abang mau beli esklim dulu buat Vela, tapi kalna tadi Vela liat kupu-kupu telus Vela ikutin. tapi, Vela lupa jalan yang tadi jadi nya Vela telcecat," jelas Vera sedih, Rora yang melihat itupun menjadi kasihan kepada Vera.

"Lain kali, kalo mau kemana-mana itu izin dulu ya sayang... biar kamu ga tersesat kaya gini," ujar Rora lembut serta tersenyum kepada anak itu.

"Iya ka... Vela tau vela salah," ucap Bera menunduk.

Lalu Rora pun menangkup wajah Vera dan berucap sesuatu yang membuat anak itu senang.

"Yaudah kalo gitu, mau ga kakak temenin kamu nunggu di sini sampe abang kamu dateng?" tanya Rora kepada Vera.

"Boleh ka?" tanya Vera tidak enak.

"Boleh dong sayang, kebetulan kakak juga lagi nunggu abang kakak yg lagi beli minuman," jelas Rora lembut.

"Makacih kaka cantik," ucap anak itu senang karena bisa bertemu dengan kakak cantik serta baik itu.

"Sama-sama sayang," ucap Rora tersenyum manis kepada Vera, Vera yg melihat itupun menjadi terpesona dengan  kecantikan Rora, yang berkali-kali lipat lebih cantik ketika tersenyum.

Transmigrasi Zoya [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang