Kehidupan

753 5 0
                                    

Namaku Rico, tinggiku 179 dan potongan rambut ku cepak memiliki tubuh yang sedikit atletis ,berkulit sawo matang. Aku bekerja sebagai pengusaha bisnis kuliner, dan bisnis ini sudah kujalankan 10tahun lebih, mulai dari tahun 2017 hingga 2027. Yap mulai saya lulus kuliah hingga saya berumur 33Tahun. Banyak orang menyuruh saya menikah, tapi saya belum menemukan seseorang yang bisa mendampingi ku, dan di rumah ,saya tinggal bersama ART yang sering ku panggil Bibi.

Bibi juga bekerja mulai dari jam 6 pagi hingga pukul 5 sore, itupun pekerjaannya cuma nyapu, masak dan merawat tanaman. Dan tidak setiap hari datang ke rumahku, jam kerjanya mulai dari senin-jumat. Kalau saya pergi keluar kota, bibi tak suruh tidur disana buat menjaga rumahku dan biasanya bibi mengajak anaknya dan suaminya. Kebetulan bibi sudah menjadi tangan kanan keluarga ku, ya sudah 10 tahun lebih lah bibi mengabdi, Dulu saat masih umur 35 dia bekerja di rumah keluarga yang berada di Jakarta, dan saat umur 45 tahun bibi ingin resign karena harus merawat suami dan anaknya yang berada di Solo.

Dan tempat kerjaku berada di daerah Solo juga dan disini pusatnya, kenapa milih di solo karena bagiku Solo itu kota yang nyaman, murah buat tinggal dan kebudayaan ,sekaligus kulinernya yang sangat enak dan murah. Dan disini ku tinggal di daerah Banyuanyar. Memang gak milih perumahan karena aku gak suka aja ma perumahan dan lebih seneng suasananya perkampungan. Dan enaknya tinggal disini tu tetangganya yang masih menganut gotong Royong jadi kalau ada yang nikah pasti mereka bantuin "rewang" , dan nyinom yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi.

"Mas gak ikut kerja bakti?" Tanya tetanggaku yang bernama Dina.

"Ikut kok, ni aja belum kumpul jadi nyantai dulu lah sambil minum teh" Jawabku.

"Owalah, ya sih. Suamiku malah mancing. Aneh kok"

"Hahaha, ya ndak papa. Hiburan kaum laki"

"Pusing aku mas, ma dia. Tiap hari mabuk, mancing dan gak kerja-kerja"

"Ayoh mah, balik" Kata Carla anaknya Dina.

"Ya, bentar lagi ya" Jawabnya.

Karena udah mulai kerja baktinya, akhirnya ku berpamitan dengan Dina dan Dia pulang bersama anaknya.

Setelah 3 jaman kerja bakti buat bersih-bersih kampung, bapak-bapak banyak yang istirahat dan ngobrol sambil minum dan makan snak.

"Ni mas dimakan" Kata pak Agus, sambil menyodorkan makanan.

"Siap pak, ni juga baru ambil teh kok" Jawabku.

"Besuk kalo si Reno nikah, apa mau bantu buat beres-beres, dan bersih-bersih? " Tanya pak Sukir.

"Saya tu juga bingung, anak e sombong, kadang ketemu orang diam aja. Kayak orang gak tau sopan santun" Kata Pak Ipin.

"Ya, mungkin orangnya gitu pak. Kalau anak zaman sekarang bilang e 'KUPER' "kata pak RT.

" Tapi kuper gitu kok ya kuliah ya?" Tanya pak Dani.

"Orang kuliah atau gak tergantung orangnya, ada lho orang kuliah kuper tapi ada juga yang gak kuper, begitupun sebaliknya. Menurutku memang si Reno tu orangnya gitu " Jawabku.

"Aku di suruh nyinom, di nikahan Reno. Sebagian karang taruna banyak yang gak mau, karena Reno dan keluarga memang sombong, kemarin sih anakku bilang gitu" Kata pak Ahmad.

"Ya gini aja to pak, kalau bisa ya dibantu. Gak bisa bantu ya sudah. Kita hidup gotong royong tu harusnya saling membantu bukan malah dendam-dendaman, gak ikut kegiatan masyarakat di balas, kalau gitu caranya bapak-bapak kesini takut kalau ada acara gak di bantuin? Sekirane kalau bisa di rangkul, kemarin ku juga ngobrol sama bapaknya dan katanya bapaknya mau datang, tapi gak datang. Ya sudah, yang penting saya ngajakin" Jawab Pak RT.

"Pak ni udah selesai acara? Kalau udah saya balik" Tanyaku pada pak RT.

"Sudah kok mas"

"Saya pamit ya pak" Jawabku

Lalu aku pun pulang, dan tak berapa lama Dina kerumahku.

Dina TetanngakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang