Acara 1000 Hari

538 2 0
                                        

"Mas... Ntar minta tolong kami diantar ke tempat rumah mertua ya" Chat Dina.

Dan pagi harinya, suaminya Dina meminta tolong ke aku, untuk mengantar keluarganya ke rumah orang tuanya karena ada acara 1000 harinya.

Jam 10 pagi , saya datang ke kantor untuk mengadakan rapat bersama tim marketing dan kepala cabang. Itupun rutin karena aku ingin mengetahui kurangnya apa dan bagaimana perkembangan setiap marketing. Entah itu disosmed atau platform yang lain.

Setelah sampai kami memulai rapat kecil.

"Dari tim digital marketing, setiap hari kami menimal membuat 7video dan 6foto untuk di sebar ke IG dan tiktok" Kata Wahyu.

"Lalu ada kendala ndak? " Tanyaku.

"Ya gak ada sih pak untuk sementara"

"Dari kepala cabang, apakah ada kendala? "

"Ya yang kemarin sih pak, ada fitnah katanya saosnya kecut"

"Tapi sudah di perbaiki ya? " Tanyaku.

"Sudah pak, kan kemarin bapak juga ngecek jadi gak ada masalah juga kan? "

"Ya sih, rencana aku mau meliburkan setiap cabang. Karena aku pingin kita semua bisa piknik atau wisata dan kita bisa deket satu sama lain"

"Boleh tu pak, ide bagus" kata semuanya  .

"Tapi kita kemana? " Tanya wahyu.

"Rencana pingin ku cuma ke Jogja saja, jadi kita main di pantai. Sorenya jalan-jalan ke malioboro atau kita ke wahana permainan? "

"Ya manut sih pak, yang penting kita piknik' jawab Wahyu.

" Gini ku kabarin ya, kemananya. Biar bisa main semua. Ok? "

"Siap" Jawab mereka serentak.

Rapat mulai jam 10 hingga jam 1, dan itu pun membuat kinerja kami menjadi bagus dan membuat kita akrab, paling rapat cuma 1 jam/2 jam sisanya makan siang.

Sampai dirumah, Bibi sudah masak buat makan malam.

"Gak makan mas? " Tanyanya.

"Udah makan kok, paling ntar buat makan malam masakannya bibi"

"Mas.. Boleh tanya? " Kata Bibi.

"Nha kenapa Bi? " Tanyaku penasaran.

"Soalnya suamiku mulai sakit-sakiten mas, sejak kejadian dulu ini belum sembuh dan malah sakit-sakiten"

Memang sih, dari dulu bibi resign karena suaminya yang sakit-sakiten. Kejadiannya itu ketika suaminya berangkat kerja, lalu di tabrak oleh motor dan paling brengseknya lagi yang nabrak kabur, sehingga suaminya di tinggal oleh tersangkanya. Dan dari critanya keluarga memang yang sering kumat itu punggung hingga ke bawah. Dari pihak keluargaku juga sudah membantu untuk chek dan rontgen tapi dokter menyatakan baik-baik semua.

"Ya kalau bibi pinginnya gitu gak masalah, aku gak nglarang. Tapi aku bakal nglarang kalau aku ngasih uang 2 juta perbulan buat Bibi sekeluarga. Karena bibi gak kerja dan sudah tak anggap ibu sendiri"

"Mas! Jangan gitu, aku sungkan. Karena aku gak kerja mas"

"Sudah ku bilang kan, jadi tolong ditrima" Kataku sedikit memaksa.

"aku berterimakasih dengan keluarganya mas, dan mohon maaf jika selama ini saya banyak salah dalam bekerja"

"Gak papa bi,, saya juga senang sudah di bantu oleh bibi. Semoga cepet sembuh dan kalau bisa jaga suaminya" Kataku.

Lalu kami berpelukan dan untuk terakhir kalinya, bibi kerja disini. Memang cepat tapi mau gimana? Ada halangan yang harus di lewati.

Pukul 6 sore, kluarganya Dina datang ke rumah ku untuk pergi ke acaranya.

Dina TetanngakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang