Istri kedua - 2

8 1 0
                                    

Malam itu lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an bergema diseluruh ruangan, Widya duduk di sudut Kasur mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Saat itu Widya sedang haid sehingga dia tidak ikut mengaji seperti yang biasa dia lakukan.

“Besok minggu ada rencana mau pergi ngga?” Tanya Zayyan setelah mengaji.

“Ngga, bang. Dirumah aja deh”

"Oh yaudah, baru jam 9 mau jalan-jalan cari makan ngga? Widya menggelengkan kepalanya.

“Abang duduk sini” pintanya manja dan menarik tangan Zayyan ke atas kasur.

“Kenapa?” Tanyanya dengan lembut lalu mengelus kepala Widya.

“Abang udah kenal Abah lama kan ya?” Tanya Widya.

“Udah lama, berapa tahun ya, Abang agak lupa”

“Ceritain awal mula Abang ketemu Abah dong"

Zayyan mengingat-ingat beberapa tahun lalu “Hari itu beberapa hari setelah Bapak meninggal, Abang sedang galau apa mau lanjut kuliah atau kerja karena masalah keuangan. Yaa saat itu Abang minta petunjuk sama Allah di Masjid ngga jauh dari rumah Abah. Saat itulah Abang ketemu Abah, Abah mungkin kasihan liat Abang yang sedang kalut, Abah tanya ada apa & Abang ceritain kegalauan Abang. Lalu, Abah tawarin Abang jadi Marbot di Masjid yayasan Mustofa, Abah juga yang bantu Abang mencarikan beasiswa untuk kuliah”

“Saat itu apa Abang udah kenal atau ketemu Nadin?”

“Abang ngga pernah ketemu anaknya, hanya Ummi Almarhumah istri Abah yang sempat Abang ketemu. Abah juga ngga pernah cerita tentang Nadin”

“Selama hampir 6 tahun itu Abang ngga pernah ketemu Nadin?” Zayyan menggelengkan kepalanya.

“Abang tiga tahun kerja disana, ya selain bekerja disana Abang juga belajar agama di sana. Setelah itu Abang mendapat tawaran untuk ikut kegiatan dakwah dikampus. Setelah lulus kuliah Abang sering keluar kota untuk dakwah & mengajar terus ketemu deh sama bidadari surga” goda Zayyan sambil mencubit hidung Widya.

“Abang baru ketemu Abah kan setahun belakangan karena kita pindah dikota yang sama dengan Abah. Jadi Abang kunjungi Abah & baru bisa kenalin Ade ke Abah” lanjut Zayyan disambut anggukan Widya.

“Bang…” Widya melembut. “Berarti Abah salah satu orang yang berjasa buat Abang?".

“Tentu aja, de. Abah adalah sosok pengganti Bapak"

“Apa itu artinya Abang akan menuruti keinginan Abah?” Zayyan paham kemana arah pembicaraan Widya.

“Nadin?” Widya mengangguk.

“Mungkin untuk satu itu ngga bisa, de. Abang ngga mau nyakitin hati Ade”

"Kalau Ade setuju gimana?*

“Atas dasar apa Ade setuju?”

“Bukankah poligami boleh bang. Melihat kondisi Abah & Nadin, tentu saja Abah khawatir. Hanya Abang lelaki yang dikenal dengan baik oleh Abah. Dan kenapa Abah minta itu, karena hanya Abang yang Abah percaya dari semua lelaki,"

“De….”

“Ade Insa Allah setuju Abang menikah lagi”

“Bukan poligami nya kan de yang buat Ade setuju tapi……”

“Udah saatnya kan, bang. Abang memikirkan solusi lain untuk mendapatkan keturunan” ujar Widya tersenyum.

Wajah & senyum Widya teduh, Zayyan tahu dilubuk hati Widya mungkin ini pilihan terakhir. Setahun lalu keguguran yang mengakibatkan rahimnya diangkat menjadi alasan Widya untuk memaksa Zayyan menikah lagi.

Istri KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang