Hari ini, hari pertama Nadin tinggal dirumah Zayyan sebagai madu & istri kedua. Setelah membereskan pakaian dan tas nya, Nadin menghempaskan tubuhnya ke kasur. Pakaiannya sudah berganti dengan baju tidurnya, wajah cantik dengan rambut panjang terurai dibenamkan di bantal.
Nadin bukan perawan tua yang tidak memiliki pesona, usianya masih 25tahun wajahnya pun menawan bahkan walaupun dia bercadar aura positif darinya selalu terpancar, banyak lelaki yang ingin meminangnya. Tapi, Nadin tidak bisa menerimanya. Masa lalunya selalu hadir setiap hari menjelang pukul 03.00 pagi.
Nadin terbangun di pukul 03.00 dengan terengah-engah, Nadin duduk di tepi kasur setelah menormalkan alur pernafasannya Nadin ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan menunaikan shalat sunahnya.
Ya Allah entah ini takdir atau nasib, hamba hanya meminta padamu agar hamba diberikan kesabaran, kekuatan & keihklasan dalam menerima cobaan yang terjadi pada hamba. Tapi, hamba memohon maaf bukannya hamba tidak menyukai tentang poligami ini, tapi apa yang terjadi ini adalah kesalahan yang akan hamba perbaiki.
Nadin keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur, Nadin memasak dan mempersiapkan makanan seperti yang biasa dia lakukan dirumahnya. Pukul 04.15 Nadin telah menyelesaikan pekerjaannya.
"Loh Bu Nadin udah bangun? Tanya Bu Ning saat kedapur, Nadin hanya tersenyum.
"Bu Nadin masak?”
“Iya, Bu. Sudah biasa dirumah jadi saya lakuin juga disini, saya ngga tau kesukaan orang rumah apa jadi saya masak nasi goreng & telur, saya juga udah buat kopi & teh tanpa gula saya taruh di termos biar tetap hangat, biar nanti bisa kasih gula sendiri, saya ngga tahu apa orang rumah suka manis atau tidak”.
“Masya Allah, panteslah Pak Zayyan dan Bu Widya mau dipoligami”
“Saya hanya melakukan kebiasaan saya, Bu. Bukan untuk melayani atau menjadi istri solehah”
“Oh iya, Bu Nadin"
“Nadin panggil saya Nadin, tanpa Bu ya” tegas Nadin.
“Baik, mba Nadin. Saya panggil mba di depannya biar lebih halus aja”
“Kalau gitu saya permisi dulu ya, Bu. Saya bersiap-siap berangkat kerja”
“Mba Nadin kerja?”
“Iya, oh ya, Bu kalau jam segini ada ojek di depan gerbang perumahan ngga ya?”
“Ngga ada, Mba. Kalau Mba mau berangkat saya telepon Pak Kusnadi saja biar diantar ”
“Pak Kusnadi siapa, Bu?"
“Sopir pribadi Pak Zayyan & Bu Widya, mba”
"Oh gitu. Disini ada motor ngga ya?”
“Disini ngga punya motor, Mba. Pak Kus ada tuh motor”
“Saya mau minta antar sampe Masjid Al-Kautsar boleh ngga ya?”
“Boleh atuh, saya telepon pak Kus dulu ya”
“Pak Kus jauh rumahnya? ”
“Ngga, 10 menit dari sini ko. Biar saya suruh dia kesini”
“Tapi, ngga apa-apa, Bu?”
“Ngga apa-apa udah biasa mah Pak Kus di telepon suruh datang subuh. Bentar ya, saya ke kamar handphonenya dikamar" kata Bu Ning langsung menuju ke kamarnya.
“Udah, mba Nadin. 10 menit lagi dia kesini. Mba Nadin siap-siap aja dulu” kata Bu Ning setelah menelpon Pak Kus.
“Baik, Bu. Saya ke kamar dulu ya. Terimakasih”
Setelah Nadin bersiap, dia berangkat diantar Pak Kusnadi ke Masjid yang dimaksud Nadin, dari rumah mereka memakan waktu 30menit.
“Terimakasih banyak ya, pak”
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Kedua
RomanceTakdir kehidupan memaksa Nadin menjadi istri kedua, Pernikahan yang dia impikan sesuatu yang Indah menjadi penjara bagi Nadin yang belum selesai dengan traumanya. Segala cara dilakukan dengan harapan suatu saat akan terlepas dari pernikahan & cap s...