Bab 4

163 47 32
                                        

***

Scoopy biru kesayanganku akhirnya udah ada di depan mata. Aku pengin banget lari-lari slow motion di tengah hujan kayak di film India dan memeluk si biru erat-erat seandainya aja nggak ada sosok Candra yang mengekor di belakangku karena vespa kelabunya tepat terparkir di samping motorku.

Kami berdua sama-sama berjalan menuju motor masing-masing. Memakai helm dan aku menoleh lagi, melihat Candra yang sedang mengencangkan tali pada helmnya di bawah dagu. "Makasih, sekali lagi." Aku berucap.

Dia mengangguk. "Minggu berarti jadi, ya?"

Aku nggak tahu sebenarnya dia mau apa di balik kebaikannya ini, tapi karena aku bener-bener butuh untuk Pak Bima, kayaknya segala macam cara memang harus aku lalui. "Tapi beneran, ya, lo bisa mastiin kalau Pak Bima beneran ada di rumah." Jelas aku nggak mau membuang-buang waktuku. Udah mau berduaan sama cowok yang sebelumnya nggak ku kenal, eh ujung-ujungnya nggak ketemu Pak Bima juga. Kan rugi.

"Dijamin." Dia menunjukkan jempolnya sambil tersenyum miring. Dari itu, aku baru sadar kalau pipi sebelah kanannya muncul lesung yang sedikit dalam. Ganteng. Hatiku membatin sendiri tanpa aku mau.

Nggak tahu kenapa, sejak terjun ke dunia Kpop gara-gara dikenalkan sama adikku, aku jadi suka banget sama cowok-cowok berdimple. Contohnya Chanyeol dan Lay EXO, Jaehyun NCT, atau kalau aktor, aku tergila-gila banget sama dimplenya Gong Yoo.

"Entar gue kabarin lagi." Candra berucap dan mengegas motornya. Meninggalkan kepulan asap yang membuatku mengumpat. Motor butut itu seharusnya segera diganti, selain menambah polusi, asapnya benar-benar bisa merugikan orang lain!

***

Tadi kayaknya aku sempat bilang kalau aku mengenal Kpop atau Korea-korean dari adikku, kan? Nah, baru aja motorku sampai depan gerbang, aku udah bisa lihat adikku dan Mama yang lagi tarik-tarikan kerdus. Isinya bisa ditebak, banyak album serta poster-poster dari girl grup beranggotakan empat orang yang sekarang ini lagi naik daun-naik daunnya.

"Plis Ma, ini adek belinya pake uang jajan adek sendiri. Mama udah janji nggak bakal macem-macem." Ku dengar dia merengek. Aku mengerutkan kening sambil melepas helm dan mendekat. Dua orang itu masih tarik-tarikan nggak jelas.

"Tapi kamu janjinya juga bakal giat belajar. Bentar lagi mau ujian, kan? Kalau setiap hari cuma majimak corom-majimak corom ya ini Mama bakal buang." Seperti biasa, setap Mamaku marah, jiwa otoriter serta pelototan mautnya benar-benar nggak bisa buat dilawan. Makanya, aku memutuskan untuk mendekat dengan hati-hati, mencolek lengan Mama dengan kelembutan yang luar biasa supaya aku nggak ikut-ikutan kena semprot.

"Tuh, Kakak juga banyak ngoleksi action figurnya Sakura kenapa nggak dibuang juga." Dan sebenarnya, aku pengin sekali menjadi anak tunggal kaya raya yang nggak memerlukan adik menyebalkan seperti dia. Dia yang dimarahi, kok malah ngajak-ngajak aku.

Ngomong-ngomong, dari tadi aku cerita panjang lebar mengenai adikku ini tapi aku malah belum memperkenalkan dia sama sekali. Nah, sekarang kenalin, adik serta saudaraku satu-satunya, namanya Wirta. Berjenis kelamin laki-laki berusia 18 tahun yang sekarang sedang duduk di bangku kelas 12 SMA. Tingkahnya yang tengil dan selalu menyeret-nyeret aku untuk masuk ke dalam masalah setiap hari bikin aku pengin gibahin dia ke orang lain kalau ada yang mau.

"Kakak kamu kalau tahun ini nggak lulus juga publik figur atau apapun itu bakal Mama buang." Bu Winda memelototi aku dengan seram. Aku yang awalnya mau salim dan cium tangan langsung merengut sebal. Ini juga alasan kenapa aku benar-benar mati-matian ngejar Pak Bima. Aku harus lulus tahun ini dan harus cepat-cepat dapat gelar kalau nggak mau Mamaku mengacak-acak kamarku dan membuang benda-benda berharga yang sudah aku beli pakai jerih payah ku sendiri.

Aku melipir. Kepalang sebal dan membiarkan dua orang itu lanjut rebut-rebutan. Masuk ke dalam kamar dan pandanganku langsung disejukkan sama lemari kaca berisi action figur yang sebagian besarnya didominasi sama warna pinknya Sakura. Iya, Sakuranya Naruto.

Kalau Wirta senang mengoleksi poster dan albumnya Blackpink, kebalik sama aku yang justru gemas mengoleksi action figur dari anime-anime yang aku suka. Dan karena dari kecil aku suka banget sama Sakura, ditambah aku memang suka warna-warna feminim macam pink, aku jadi terobsesi kalau lihat gambar-gambar action figur dia di online shop.

Jadi, biar Bu Winda nggak seenaknya membuang semua koleksiku ini kayak apa yang dia lakuin ke Wirta, mau nggak mau aku memang harus cepet-cepet ketemu Pak Bima. Tahun ini aku harus lulus. Harus pakai topi wisuda dan menyandang gelar Sarjana Sastra Inggris lalu membuat Bu Winda dan Pak Jonat bangga.

Ngomong-ngomong dua nama yang baru aja aku sebutkan itu nama Mama sama Papaku. Tolong jangan heran karena aku emang sering manggil kedua orangtuaku begitu biar terasa lebih akrab aja di telinga.

Selain sama action figurnya Sakura, aku juga terobsesi banget sama yang namanya kerapihan. Aku nggak suka kalau ada barang di dalam kamarku ada di tempat lain yang nggak di tempatnya. Jadi, mungkin ini juga salah satu yang bikin aku sama Bu Winda sesekali bisa klop banget dibandingkan sama Wirta, karena tanpa disuruh bersih-bersih pun, kadang aku melakukannya sendiri terlebih dahulu.

Baru aja aku mau menyambar handuk dan masuk kamar mandi, aku dikejutkan sama ponselku yang lagi ku charger di atas nakas. Dari Candra. Kami memang sempat bertukar nomor tadi pagi.

Candra.
Minggu fiks gue jemput, ya. Udah gue pasti in si Pak Bima yang terhormat ada di rumah.

Keningku masih berkerut bingung. Ini dalam sehari, kayaknya udah banyak kebaikan yang dilakukan Candra buat aku. Padahal, kami bener-bener baru pertama kali ketemu dan nggak sempat kenal. Kira-kira, sebenernya apa sih, yang dia mau dari aku?

***

Pertanyaan kita kayaknya sama deh Pet—eh, maksudku, Ra. Apa kalian penasaran juga sama Petra? Sama tingkahnya Si Mas-Mas vespa yang nggak jelas?

Kalau di rl, kalian langsung mau nggak diajak jalan sama cowok random yang baru aja kalian kenal? (Tapi cowok randomnya macam Chanyeol gini?) 🤣

Kalau di rl, kalian langsung mau nggak diajak jalan sama cowok random yang baru aja kalian kenal? (Tapi cowok randomnya macam Chanyeol gini?) 🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vidia,
26 Mei 2023.

My Beloved BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang