PROLOG

8.9K 133 0
                                    

Jangan lupa putar music diatas biar enak bacanya 😉

============================
Untuk kesekian kalinya dalam sehari bumi ini sudah dibasahi tiga kali oleh rintik hujan. Sangat mendukung untuk seseorang yang masih setia di sebuah bangku halte sambil memandangi sebuah Caffe di depan sana.

Hah mendukung ?
Bukankah hujan itu menyebalkan ?

Tentu saja tidak !
Bukan berniat menunggu hujan reda, hanya saja dia memang sudah sengaja mengambil posisi duduk di bangku itu bahkan sebelum datangnya rintik hujan menyapa bumi.

Untuk apa ?
Menyaksikan dua orang yang mampu membuat dunianya tidak baik-baik saja. Sambil mengambil handphone dari dalam tas kecilnya. Dia berniat menghubungi seseorang, satu-satunya harapan.

Meremas ponselnya sambil menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meremas ponselnya sambil menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya.
Asha bertekad akan melabrak dua insan itu seorang diri. Dengan mata yang sudah siap menumpahkan air mata membuat pandangannya sedikit berkabut. Ia menyeberangi jalan untuk menuju Caffe

"Asha..."

Bruukk.................

"Tidak..tidak Tuhan... Jangan... Jangan lagi ..."
Begitu pilu. Kosong, itulah yang dirasakan Aksara. Lelaki yang selalu mengagumi senyum indah Asha

"Aku terlambat lagi ..."

-Aksara Abrisam

================================

================================

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ashakira Larasvati Pradipta

Rintik Terakhir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang