Perjodohan

72 1 0
                                    


Linggar tengah memeriksa laporan keuangan yang menumpuk di meja kerjanya saat ponselnya berbunyi.

"Hallo." tanpa menghentikan pekerjaan Linggar menjawab.

"Linggar ini Mama." suara Ibunya terdengar di ponsel.

"Iya Mah kenapa?" Linggar heran. Tidak biasanya Ibunya menelphone saat Ia sedang bekerja.

"Mama mengundangmu makan malam hari ini. Kamu harus datang ya?"

Linggar mengernyitkan dahi mendengar permintaan ibunya

"Ulang tahun Mama dan papa kan masih lama. Kenapa tiba-tiba mengundang makan malam?" Linggar tak bisa menutupi keheranannya.

"Pokoknya datang, Mama kangen." Ibu Linggar terdengar mendesak.

Linggar menghentikan pekerjaannya dan menyandarkan punggung ke kursi kerja.

"Mama ada-ada saja, ngundang makan malam kok mendadak. Nanti kalau Linggar pulang telat kasihan Gita sama adik-adiknya. Mereka pasti nungguin Linggar Mah." Linggar mencoba menolak secara halus

"Mama sudah ke rumahmu dan bicara sama mereka. Mereka ngizinin kok kamu pulang telat hari ini."

Linggar menggeleng tak percaya

"Aneh, nggak biasanya mereka seperti ini." Linggar mengomentari.

"Mama kan sudah kasih hadiah mainan sama anak-anakmu, biar mereka mau tidur ditemenin baby sitter."

Linggar menghela napas panjang

"Mama seharusnya jangan membiasakan memanjakan anak-anak dengan materi, itu tidak akan baik untuk perkembangan mereka." Linggar agak kurang senang.

"Iya, Mama minta maaf. Mama janji hanya kali ini saja." ibu Linggar mengungkapkan rasa bersalahnya sebelum mengakhiri pembicaraan.

Mobil Linggar memasuki halaman rumah orang tuanya. Sebuah sedan telah lebih dulu ada disana.

"Sepertinya ada tamu." Linggar membatin, memperhatikan kendaraan yang terparkir di sebelah mobilnya.

Dengan tidak bersemangat Linggar turun dari mobil, orang tuanya dan Padma menyambut di teras.

"Itu pasti mobil Padma." Linggar langsung bisa menebak pemiliknya

"Mas Linggar apa kabar?" Linggar menerima jabat tangan Padma.

"Baik. kamu sedang ada keperluan?" Linggar tak pandai berbasa basi.

"Kami yang undang Padma kemari." Ayah Linggar memberi penjelasan.

"Linggar masuklah dulu. Ngobrolnya lanjutkan nanti." ibu Linggar memotong.

Linggar menurut, Ia mengikuti langkah Padma dan kedua orang tuanya masuk ke ruang dalam.

Hidangan telah tersaji dimeja makan, orang tua Linggar menarik kursi lebih dulu. Lalu mengisyaratkan pada Linggar dan Padma untuk duduk dihadapan mereka . Linggar melirik ke arah Padma yang tertunduk malu-malu namun tanpa sungkan duduk bersebelahan dengannya

"Linggar, ajak Padma makan." Ibu Linggar menyendokkan nasi dan lauk pauk ke piring suaminya

"Silahkan." Linggar dengan ekspresi datar berbasa basi pada Padma.

"Biar saya ambilkan." Padma berinisiatif melayani Linggar.

"Lain kali tidak usah, merepotkan kamu saja." Linggar merasa tida enak dengan perlakuan manis Padma

"Nggak kok. Padma malah senang bisa melayani mas."

Linggar yang tak mengerti dengan ucapan gadis itu menoleh sekilas pada Padma lalu ganti menatap ibunya minta penjelasan.

Pelacur  Simpanan Duda - Full Story @KaryakarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang