Chapter 2. Unexpected Reality

55 21 8
                                    


Hidup itu penuh teka-teki yang terkadang membuat kita berpikir exstra untuk memecahkannya.”

                     •••♡♡♡•••

Seorang pria tanpan yang baru saja keluar dari kamar mandi yang hanya menggunakan handuk yang dililitkan ketubuhnya sambil menggosokan rambut yang basah dengan menggunakan handuk kecil.

Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dia pun berjalan membukakan pintu tanpa berniat berganti baju terlebih dahulu.

“Maaf sebelumnya, kalau ke datangan saya mengganggu  istirahat, Tuan,” sapa pria berpakaian serba hitam.

“Ada apa, Jas,” sahut pria yang masih sibuk mengerikan rambutnya.

“Saya hanya ingin memberi tahukan kalau Queen sekarang sudah kembali ke Indonesia,” ujar pria itu dengan kepala menunduk.

Pria bernama Jason Ramos itu terlihat ketakutan. Terlihat jelas dari mimik wajahnya. Takut bosnya itu akan marah.

“Apa kamu tidak salah mengasih informasi padaku, Jas.” Pria memastikan bawah infomarsi yang diberikan anak buahnya tidak salah.

“Tidak Tuan. Saya tadi dapat laporan dari anak buah bayangan kita kalau Queen pergi ke Indonesia kemarin lusa,” jelas Jason kembali.

“Apa kamu tahu tujuan dia ke sana?" tanya pria itu.

“Saya rasa Queen merindukan rumah masa kecilnya, Tuan,” ungkap asistennya.

“Terus awasi dia dari jarak jauh jangan sampai ketahuan kalau kita memantaunya,” pinta sang atasan Jason.

“Baik, Tuan. Saya permisi dahulu. Selamat beristirahat.” Jason berpamitan setelah selesai melaporkan kepada bosnya.

“Hmm ….”

Setalah asisten kepecayaan pergi dia pun segera masuk. Mengambil handphone yang tergeletak di atas tempat tidur. Menggeserkan layar handphone melakukan sebuah panggilan.

Sudah tiga kali dia menghubungi, tetapi tidak diangkat. Dia pun mencoba keempat kali baru diangkat. Rasa khawatir yang sempat menghampir kini sirna setelah mendengar suara dari sebrang sana.

“Yeah, Brother, ” sapa suara yang di seberang sana.

“Queen, are you ok?

“Yes, I am fine.”

“Where are you now?

“Eem... I'm at home.

“Tapi aku tidak melihat kamu di rumah”. Sebenarnya pria itu sudah tahu tapi dia hanya ingin memastikan saja. Apakah adiknya itu mau jujur atau bohong padanya.

“Aku ada di gubuk reyotku, Kak,” jawab seseorang yang di seberang sana.

“Kamu ada di Indonesia. Kenapa kamu tidak bilang kalau pergi ke sana. Kakak pasti akan meluangkan waktu untuk menemanimu,” papar pri itu

“Tidak apa, Kak. Aku tidak mau merepotkan Kakak. Aku tidak mau merepotkan kalian.” Suaranya terdengar sendu.

Hhuuusstt...!

THE BEAUTY of POISONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang