(Chapter 1-140) Long Wind Crossing (Destined)

Chapter 72 - Looking Back

Sebelum Zhang Huaili menjadi terkenal, dia memberi ceramah di Yangzhou, Gu Jiusi serta Ye Shian adalah muridnya. Saat pertama kali mendengar berita kematiannya, apalagi dengan cara seperti itu, Gu Jiusi merasa sedikit bersalah. Meskipun tidak ada bukti visual, dia masih tidak bisa tidak berkata, "Apakah itu Luo Zishang?"

Ye Shian menggelengkan kepalanya: "Sulit dikatakan."

Semua orang terdiam, dan semua orang mempertimbangkan informasinya. Setelah beberapa saat, Liu Yuru berkata: "Semuanya, berhentilah memikirkannya. Penting bagi Ye gege dan Yun'er untuk pulih dari luka mereka. Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, mari kita bicara pelan-pelan saat kita kembali ke Wangdu."

"Yuru benar." Gu Jiusi mendengar ini dan buru-buru berkata, "Aku tidak berpikir dengan hati-hati, jadi aku menyuruh Ye Xiong pergi untuk beristirahat."

Persahabatan Ye Shi'an telah tiba, dia tidak memaksakan diri, jadi dia didukung oleh Gu Jiusi, kembali ke kamar bersama Liu Yuru dan Ye Yun.

Ye Yun sendirian di kamar lain, dan Liu Yuru membantunya masuk ke kamar. Dia menjaga tubuhnya tetap kaku, Liu Yuru memperhatikan gerakannya dan tidak berbicara, dan ketika dia memasuki ruangan, Liu Yuru menutup pintu dan merapikan tempat tidur untuknya, seperti ketika dia masih muda, dia menyuruhnya untuk memperhatikan ketika akan menemuinya.

Mereka dulu seperti ini, Nona Ye Yun memiliki temperamen, dia tidak memperhatikan banyak hal, Liu Yuru merawatnya.

Dia dulu selalu menjawab dengan senyuman, tapi sekarang dia berdiri di samping Liu Yuru, menjawab kata-kata Liu Yuru dengan tenang, terlihat sangat hormat. Liu Yuru kehilangan suaranya saat dia berbicara, Ye Yun mengangkat matanya untuk melihatnya, dan bertanya dengan bingung, "Ada apa?"

Liu Yuru memunggungi dia, setelah sekian lama, dia akhirnya menelan semua kata-katanya, dan menghela nafas, "Bukan apa-apa, aku hanya merasa kamu kurang bicara."

"Lagipula, tidak seperti dulu lagi." Ye Yun tersenyum dan berkata dengan getir, "Statusnya berbeda, dan orangnya juga berbeda."

"Kamu dan aku selalu sama."

Liu Yuru menjawab, dia menatap Ye Yun, dan berkata dengan serius: "Kamu akan selalu menjadi temanku."

Ye Yun tercengang, setelah beberapa saat, dia menundukkan kepalanya dengan senyum masam dan berkata, "Yuru, aku benar-benar tidak pernah menyangka kamu akan mengatakan itu padaku."

Saat dia berbicara, dia menghela nafas: "Untung kamu bersama Gu Jiusi."

"Mengapa kamu mengatakan itu?"

Liu Yuru sedikit bingung. Ye Yun duduk dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Dia melihat ke luar jendela dan berkata dengan damai, "Kami berdua bermain bersama ketika kami masih muda. Setelah kamu menikah, kamu menjadi lebih bijaksana. Sebenarnya, aku tahu dalam hati bahwa kamu memiliki sesuatu untuk diminta dariku dan beberapa dari keluarga Ye. Kamu adalah orang yang penuh perhitungan dan tidak cukup jujur. Bagiku, juga karena temperamen burukku sehingga aku tidak punya banyak teman, jadi kami berdua berkumpul dan mendapatkan apa yang kami butuhkan. Hanya saja kita sudah berteman lama, dan kita memiliki ketulusan. Aku terkejut kamu menyelamatkanku, tetapi sekarang kamu adalah istri dari keluarga resmi, dan aku," Ye Yun tersenyum, mengangkat matanya dan berkata, "Itu saja untuk sisa hidupku. Aku sangat berterima kasih kamu bersedia berbicara denganku seperti ini."

"Ketika kamu menikah dengannya, kamu akhirnya terlihat sedikit seperti saat kamu masih kecil. Aku pikir jika seseorang dapat menjalani penampilan aslinya, dia harus menjalani kehidupan yang baik."

"Aku ... benar-benar menjalani kehidupan yang baik."

Liu Yuru dengan enggan menjawab, dia mengangkat matanya untuk melihat Ye Yun, dia tahu simpul Ye Yun di hatinya, menjadi selir Wang Shanquan, adalah rintangan yang tidak bisa dia lewati selama sisa hidupnya. Dia ingin membujuknya, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa, sampai suara Gu Jiusi terdengar dari luar, memanggilnya: "Yuru, maukah kamu kembali bersamaku, atau menunggu?"