PART 4 (EVERYTHING FEEL MORE COMPLICATED)

71 6 0
                                    

Semua orang di negeri ini sedang sibuk mempersiapkan penyambutan dan pernikahan dari pemimpin negeri yang masih menjadi kekasihku. Ya! Hari ini rombongan Pajajaran akan datang. Dan kekasihku akan menikah dengan orang lain.

Aku sedang melamun menatap jendela, tiba tiba dikejutkan oleh sosok yang sedang ramai diperbincangkan di seantero negeri karena persiapan pernikahannya. Siapa lagi kalau bukan Hayam Wuruk.

"Hei, apa yang kau lakukan disini, Maharaja?"

Aku terkejut ketika dengan cepat ia melompati jendela dan masuk ke kamarku "Untuk mengunjungi kekasihku lah. Panggil aku 'kanda' saja, adindaaaa" ia merengek seperti anak kecil. Sangat tidak terduga dibandingkan sosoknya yang terkenal tegas dan berwibawa dikalangan rakyatnya.

"Semua orang di penjuru negeri ini tengah sibuk mempersiapkan pernikahanmu, Dan lihatlah dirimu!" Hayam Wuruk memandangi tubuhnya sendiri mencari letak kesalahannya.

"Kau malah datang ke kamar seorang wanita yang bukan calon isterimu?" lanjutku.

"Pernikahan itu keinginan mereka. Bukan keinginanku. Untuk apa aku ikut pusing memikirkannya kalau yang ingin aku nikahi hanya dirimu, Dyah Adyne Kusumawardhani"

Tak ayal jika di masa ku, aku banyak menjumpai lelaki yang satu spesies dengan buaya darat. Oh ternyata seperti inilah gambaran kakek moyangnya

"Lalu siapa yang menjemput rombongan Pajajaran?" Hayam Wuruk menaikan bahunya seolah tidak peduli. "Entahlah, mungkin Paman Gajah Mada" jawabnya acuh

Hayam Wuruk mengajakku untuk keluar kamar. Kebetulan halaman di samping kamarku merupakan sebuah tanah yang ditumbuhi rerumputan kecil di seluruh sisinya dan terdapat satu pohon besar yang rindang. Kami pun memutuskan untuk duduk di bawah pohon tersebut, dengan posisi Hayam Wuruk tiduran di pangkuanku.

Kami banyak bercerita tentang hari lalu yang kami lewati tanpa keberadaan satu sama lainnya. Hayam Wuruk dengan urusan politik dan perjodohannya. Serta aku dengan aktivitas di Kadipaten yang hanya membatik dan mengusili raka rakaku.

Tak terasa matahari sudah mulai naik tepat di atas kepala. Dan Hayam Wuruk bergegas kembali ke keraton karena mungkin saja rombongan Pajajaran akan tiba. Dan sangat aneh jika tiba-tiba Sang Raja tidak ada di tempat melainkan asyik berkencan dengan wanita lain.

"Aku akan menemuimu lagi, dewiku. Aku harus kembali ke keraton segera"

"Baiklah calon mempelai pria Dyah Pitaloka" ucapku sedikit menggodanya

"Ah, jangan katakan seperti itu" raja besar Majapahit ini merengek

"iya iya, sudahlah lebih baik kau segera bergegas"

"sampai jumpa, dewiku" ucapnya sembari mengecup keningku

Setelah aku tak lagi melihat sosoknya yang melompati dinding bata kadipaten, aku memutuskan untuk kembali ke dalam kamarku. Dan kemudian memilih untuk tidur.

***

"Bangunlah, Adyne ada yang perlu kau tau" aku mendengar suara raka Wirabraja membangunkanku sambil menepuk pundakku pelan.

"huammmm" aku pun membuka mata dan duduk di ranjang sembari mengumpulkan kesadaranku. kemudian menanyakan apa yang ingin raka sampaikan.

"ada apa, raka?"

"Rombongan Pajajaran tewas. beserta Putri Dyah Pitaloka, beliau melakukan bela
pati" ucapnya perlahan supaya aku tidak terkejut. Tapi tetap saja aku terkejut
mendengar berita tersebut.

"bagaimana bisa, raka? apa yang terjadi???" tanya ku dengan menggoyang goyangkan
tangannya

"Patih Mada melakukan sebuah kesalahan yang menyebabkan rombongan Pajajaran
murka, dan terjadi perang di daerah Bubat. Dan Maharaja serta pemaisurinya
tewas." raka Wirabraja menghela napas

Forgive Me For Leaving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang