「17:30」
"huh? ini anak ibu?" tanyamu sambil menunjuk bachira yang tengah sibuk bermain bola sendiri.
"ah... ibu belum cerita ya tentang meguru?" tanya yuu, wanita dewasa itu tersenyum kikuk.
"ma, memang dia siapa?" tanya lelaki itu sambil menunjuk dirimu.
kamu melirik bachira dengan sudut matamu, kalau dilihat dari wajah, bachira memang sangat mirip dengan ibunya.
"oh iya, perkenalkan ini nagi [name], salah satu murid les mama." ucap yuu memperkenalkan dirimu pada bachira.
bachira sedikit mendongakkan kepalanya untuk menatap dirimu, kamu cukup tinggi untuk ukuran seorang perempuan.
kamu hanya menatap bachira secara sekilas sementara bachira terus menatap dirimu.
"megu mainnya diluar dulu aja ya, lesnya udah mau mulai nih." ucap yuu mengajak bachira keluar karena sebentar lagi les akan dimulai.
bachira hanya mengangguk kecil, namun pandangannya sedari tadi tak lepas dari sosokmu yang kini tengah sibuk berkutat dengan peralatan melukis yang akan kamu pakai.
entah apa yang ada di pikirannya sekarang, namun bachira terus saja menatap dirimu dengan tatapan yang berbinar kagum.
kedua maniknya memang selalu cerah, namun kali ini lebih cerah lagi ketika menatap sosok dirimu.
sepertinya lelaki itu sudah menemukan ketertarikan cintanya sendiri.
「18:00」
bachira merupakan tipe lelaki ekstrovert dan energik, apa jadinya jika bocah sepertinya dipertemukan dengan gadis introvert dan low energi seperti dirimu.
seperti contohnya kalian saat ini.
"ck, pulang aja sana!" suruhmu dengan ekspresi kesal. bagaimana tidak, kemanapun kamu pergi sedari tadi pasti bachira akan selalu mengikutimu.
"gamau." balas bachira masih sambil mengikutimu dibelakangmu.
itu semua berawal dari ia tadi tak sengaja bertemu dengan dirimu di jalan saat kau tengah menuju ke sebuah toko besar yang berisi perlengkapan lukis.
dan berakhir bachira yang selalu mengikutimu pergi kemanapun.
kamu menatap kesal bachira, kamu merasa waktu menyendirimu terusik karena bachira.
padahal hari minggu adalah hari yang kami nantikan untuk waktu menyendiri.
"pulang."
"gamau."
"kalau begitu menjauh lima langkah dariku." suruhmu pada bachira dan ia langsung menurut begitu saja.
"lagi, satu langkah." ucapmu menatap bachira dengan mata sayu khasnya.
tanpa mengeluarkan sepatah kata, bachira menurutinya dengan mundur satu langkah lagi.
kini jarak kalian udah lumayan jauh, bachira hanya menatap dirimu dengan tatapan polosnya.
kamu mengalihkan pandanganmu untuk kembali memilih cat warna akrilik di sebuah rak display didepanmu.
kamu nampak berpikir sesaat untuk memilih cat warna yang akan kau gunakan untuk karya barumu.
"hei kak!" celetuk bachira agak berteriak karena jarak kalian lumayan jauh.
"diam." balasmu tanpa mengalihkan pandanganmu.
"kakk! ambil warna itu aja kak!" teriak bachira yang membuat pengunjung toko di sekitarnya merasa terkejut karena teriakan bachira.
namun kamu dan bachira nampak tidak memedulikan tatapan di sekitar kalian, kamu malah sibuk mencari warna yang dimaksud bachira.
"mana?" tanyamu mencari cat warna akrilik di deretan warna biru yang bermacam jenisnya.
"itu kak! warna aquamarine!" seru bachira masih menunjuk warna yang dimaksud, namun kamu tetap tidak menemukan warna yang dimaksud bachira.
karena kesal tak kunjung menemukan warna yang dimaksud bachira, kamu berniat untuk menyuruh bachira mendekat.
"ck, sini mendekat." suruhmu yang membuat bachira tersenyum senang, ia dengan riang berjalan mendekat kearahmu.
setelah menunjuk warna yang dimaksud, kamu mengambil warna aquamarine yang sedari tadi dimaksud bachira.
"nah itu bagus tuh kak kalau misal mau bikin gradasi pantai." jelas bachira, kamu hanya mengangguk paham.
sebelumnya bachira memang bertanya tentang karya lukis yang akan kamu buat nanti, temanya adalah pemandangan pantai.
tanpa berkomentar apapun, kamu langsung memasukkan cat akrilik tersebut ke keranjang karena setuju dengan saran dari bachira.
melihat hal itu, bachira membelalakkan matanya dengan rona merah tipis di wajahnya.
"kak!" seru bachira yang membuatmu menoleh kearahnya.
"kakak butuh barang apalagi? pensil? kuas? cat? biar megu carikan!" seru bachira bersemangat dengan suara cempreng khasnya.
kamu menatap wajah bachira yang nampak bersemangat, melihatnya selalu antusias begini terkadang membuatmu tak tega untuk mengabaikannya.
"yah.. mungkin pensil 4b saja" ucapmu dengan suara pelan seperti biasanya.
"okie dokie!" seru bachira bersemangat setelah itu membalikkan badannya untuk pergi mencari pensil yang diminta dirimu.
kamu hanya menatap kepergian bachira, jujur saja kau agak heran dengan tingkah laku bachira yang menurutmu sangat unik.
kamu tak pernah bertemu seseorang seperti bachira sebelumnya.
kamu mengalihkan pandanganmu sebentar, "kak!" seru bachira yang sudah berdiri dibelakangnya.
kamu pun langsung tersentak kaget karena seruan bachira.
kau lalu menoleh ke bachira yang sedang menyodorkan sebuah pensil ukuran 4b yang dimaksud olehmu.
"benar ini kan kak?" tanya bachira dengan senyuman manisnya.
kamu berkedip beberapa kali sebelum memeriksa pensil yang tengah disodorkan oleh bachira, dan benar pensil itu merupakan pensil yang dimaksud olehmu.
"... makasih" ucapmu, ia menepuk pelan pucuk kepala bachira sekali setelah itu kamu membalikkan badan untuk menuju ke kasir.
bachira terdiam beberapa saat sambil meraba pucuk kepalanya yang barusan ditepuk olehmu.
"ahh..." manik bachira berbinar serta wajahnya mulai memerah.
"kakk! biar aku aja yang ngantri!"
'to be continued..
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
∘˙thanks for reading @jikeisu story˙∘
﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏﹏
KAMU SEDANG MEMBACA
๑˒「ɢʟᴜᴇ」⧽ b. meguru
Fanfic★Ꮺ ❛❛ 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙗𝙤𝙘𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙧𝙚𝙙𝙚𝙧𝙚 𝙟𝙖𝙩𝙪𝙝 𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙖𝙢𝙪 ❜❜ ☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰ M: "kak, pacaran yuk" N: "kapan-kapan" ☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰☰ sᴘᴇᴄɪᴀʟ ᴄᴏʟʟᴀʙ ᴡɪᴛʜ: @dachaaan, @kiechaan, @FRYAKA, @lovamochaa, @binda404 ...