Jennie POV
Aku membuka pintu unit apartemenku dengan sedikit kasar dan langsung membuka sepatu yang aku gunakan, jangan ada yang bertanya bagaimana suasana hatiku sekarang karena jawabannya adalah sangat buruk!
"Oh.. Jennie.. apa yang kau lakukan? Kenapa membanting pintu sperti itu? Aku pikir ada orang yang menerobos masuk."
Itu suara Lily, kakak angkat yang aku ceritakan, dia sepertinya baru keluar dari kamar dan berjalan menuju arah dapur.
Aku bahkan tidak menghiraukan ucapannya dan langsung menjatuhkan diriku di sofa, baru kali ini aku pulang dengan tubuh yang begitu lelah juga marah, menyebalkan rasanya, padahal aku sudah berusaha menaikkan suasana hatiku dengan terus tersenyum kala berhadapan dengan pasien-pasien kecilku, tapi di perjalanan pulang tadi, aku kembali merasa kesal kala mengingat pertengkaranku dengan dokter berponi itu! Huh.
Dia pikir poninya bagus? Sama sekali tidak! Pasti dia memakai poni karena ingin menutupi dahinya yang besar atau bahkan menonjol, aku yakin itu, kalian harus setuju denganku.
"Ada apa denganmu hem? Ada masalah di rumah sakit? Tidak biasanya kau pulang seperti ini." Aku bersandar sambil menatap langit-langit sekarang, untuk berbicara dengan Lily saja rasanya aku tidak memiliki tenaga karena aku sangat kesal mengingat ucapan-ucapan Lisa.
"Minum terlebih dahulu." Lily menghampiriku dan aku menerima segelas air putih dari tangannya, dia mengulurkan tangannya untuk merapikan rambutku, sebenarnya sebutan kakak terkadang tidak cocok untuknya, dia lebih terlihat seperti seorang ibu untukku.
Aku mengenal Lily sudah lama sekali, bahkan saat aku belum menjadi dokter, dulunya, dia bekerja di perusahaan ayahku yang berada di Los Angeles, ayahku memiliki sebuah agensi permodelan dan dia salah satu model disana.
Namun bisnis Appa yang satu itu tidak berkembang baik, hanya berjalan tiga tahun sebelum akhirnya gulung tikar, namun aku dan Lily yang berbeda hampir sepuluh tahun tetap berteman baik, sampai...
Kedua orang tuaku pergi meninggalkanku untuk selamanya, saat itu mereka hendak kembali ke Korea dari Los Angeles namun tragedi yang tidak dapat aku lupakan merenggut nyawa keduanya, kecelakaan pesawat itu terjadi begitu saja, meski hanya kecelakaan kecil, namun ada dua puluh dua orang yang tewas dan orang tuaku termasuk dua orang di dalamnya.
Saat itu juga, Lily tenang dari Los Angeles ke Korea hanya untuk menemaniku, dia bahkan pindah selama dua tahun kemari dan merawat ku dengan baik, saat itu aku masih memiliki Halmeoni atau nenek dari pihak Eomma, namun karena faktor usia, dia juga pergi dua tahun setelah kepergian orang tuaku.
Lily menggantikan posisi ibu untukku, dia benar-benar menguatkanku dari hari pertama, bahkan sebenarnya aku sudah tidak ingin melanjutkan pendidikan ataupun meraih mimpiku menjadi seorang dokter seperti apa yang diharapkan Eomma, tapi Lily, dia yang mendorongku untuk terus melanjutkan kehidupanku.
Lily adalah orang yang sangat baik dan bijak, aku pernah bertanya padanya kenapa dia mau mengurusku padahal kami hanya berteman, namun dia mengatakan jika orang tuaku sudah sangat baik dengannya, ini cara kecil yang bisa dia lakukan untuk berbalas budi, well, karena ucapannya yang satu itu, aku jadi mempercayai pribahasa "apa yang kau tabur, itu yang kau tuai."
Ayahku memiliki sebuah perusahaan di Korea yang kini di urus oleh orang kepercayaannya, sesekali aku juga masih memantau meski Lily sendiri banyak membantu, dan beberapa tahun yang lalu, Lily kembali membangun agensi permodelan yang sempat gulung tikar, tetap berlokasi di Los Angeles, itu kenapa dia tinggal berpindah-pindah tempat.
Itu kenapa aku mengatakan jika aku muda, seksi dan kaya, aku tidak main-main mengatakan hal itu, selain menjadi dokter, ada banyak harta yang ditinggal oleh mendiang orang tuaku untukku seorang karena aku adalah anak tunggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVENEMIES - JENLISA [G×G]
Fiksi PenggemarProfesi keduanya mungkin sama, tapi pasien mereka tidak akan ada yang menyangka jika kedua dokter hebat ini membenci satu sama lain. Tanpa alasan, Lisa tidak menyukai Jennie yang selalu bersikap sinis dengannya, sebaliknya, Jennie juga membenci Lisa...