•°Tersindir•°

11 2 0
                                    

Happy reading!
Vote+komen juseyoo

•••

Hari ini seperti hari-hari biasanya, warga sekolah yang selalu tergila-gila dengan Brian and the geng dan ChaeRa di setiap mereka lewat.

A.K.A Chaeza Clara.

Tetapi saat ini mereka sedang bercanda santai di dalam kelas, karena sedang jamkos.

Ada yang membawa dan memainkan gitar, ada yang bergibah, ada yang tidur, ada yang mabar, dan lainnya.

Yang sedang bermain gitar adalah Brian. Ia memiliki suara yang bagus, dan semua teman serta kekasihnya pun memiliki suara yang uwahh.

Kurang apa lagi? Kaya 1 sirkel? Iya! good looking? Jelas! Bersuara bagus? Semuanya bagus! Dikenal banyak orang? Jangan di tanya lagi.

Jadi mereka semua termasuk Chaeza dan Clara di juluki sebagai tujuh.

Ya, hanya tujuh. Karena mereka bingung mau memberi julukan apa, jadinya angka saja.. pas sama isi sirkel nya.

Baru saja Brian berhenti memainkan gitar nya,...

"TUHAN MEMANG SATUU, KITA YANG TAK SAMA~!!" Tiba-tiba Brian bernyanyi dengan keras, seperti orang kesurupan.

Yang ada di kelasnya hanya menatap seakan berbicara "Sudah biasa.."

"Heh! kalau mau nyindir diri sendiri, mikir dulu dong! gue juga kesindir nih!" Sahut Chaeza sambil berkacak pinggang.

"Siapa suruh beda iman, kesindir kan." Ucap Brian.

"Kutil anoa! Kan elu pasangan gue yang beda iman!"

"Lah iya..."

"GOBLOQ SIA!"

Haresh menoyor kepala Brian kencang, sampai kepalanya hampir terbang ke mas..

"Selaw dong, kepala gue ini!" Sungut Brian.

"Ga ada yang bisa selaw ye Bri! Lagian bego nya murni dari lair banget emang!" Sahut Crist sambil melirik Brian sinis.

"Gue anggap itu pujian." Brian mengambil kacamata hitam dari saku celananya dan bergaya seolah-olah dia yang ter keren, walaupun emang.

Chae hanya tersenyum masam, pacarnya memang berbeda.

ELO JUGA BEDA DARI YANG LAIN CHAE ASTAGHFIRULLAH!

"Chae, lo kalau capek angkat tangan aja dah, biar gue bisa gendong lo terus bawa kabur." Celetuk Haresh kelewat santai.

"Sebenarnya gue capek, Resh. Tapi kalau lo yang bakal bawa gue kabur, capek gue hilang seketika! Daebak!" Ucap Chae yang di akhir tidak di mengerti oleh para anak cowok hanya Clara yang mengerti artinya.

"Hah? Debak? Dede bakul?" Tanya Brian.

"Bukan any*ing! Daebak! Keren!!" Clara yang sedari tadi diam pun menyemprot Brian dengan sedikit ngegas.

"Oh gue emang keren, makasih." Brian menaikkan kacamata nya sampai di atas alis nya.

Jiro mengelus pundak Clara agar sabar menghadapi jelmaan onta itu.
Kemudian JiRa pergi menuju kantin untuk merefresh kan pikiran karena menghadapi Brian.

"Ya Allah, pengen jual ke pasar loak, tapi ntar ga ada yang nyetok susu untuk Chae." Ucap Chae dramatis.

"Gue kan ada. Mau berapa dus? Atau mau pabriknya langsung?" Tanya Crist sambil menaik turunkan alisnya.

Brian memiringkan kepalanya dan melotot kearah Crist.

"Gue mau pabriknya di samping rumah gue, Crist. Biar ga perlu jalan jauh ke indodesember." Balas Chaeza, membuat mata Brian semakin melotot.

BrizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang