"CONFIRMED! ELLE OFFICIALLY BECAME A 12TH GRADE STUDENT"
"Bidadari XI IPA 1, Elle, kini duduk di kelas 12!!"
"Buktikan bahwa tidak hanya cantik, Elle kini membuktikan kecerdasannya!"
"Kronologi lengkap dibalik kenaikan kelas Elle"
Berita tentang Elle memenuhi laman-laman media sosial sekolah. Mulai dari media sosial resmi, hingga akun-akun unofficial yang berisi pemberitaan ataupun gosip panas seputar sekolah mereka, yang adminnya merupakan murid FHS itu sendiri.
Sekolah menjadi gempar setelah mengetahui berita tersebut. Padahal hal itu baru saja terjadi kemarin.
Elle yang saat ini berjalan di koridor, berusaha mengabaikan atensi yang didapatkannya. Hari ini merupakan hari terakhir Elle duduk di bangku kelas sebelas. Seperti kata bu Kamila, Senin nanti dia akan resmi duduk di bangku kelas dua belas.
Seiring dengan langkahnya menuju kelas, telinga Elle menangkap berbagai macam perkataan yang terlontar untuknya. Tetapi yang membuatnya bingung yaitu nama Alvaro yang kerap kali terselip dalam lontaran kalimat mereka.
Elle menajamkan pendengarannya dan semakin bingung ketika mendengar ucapan sinis dari cewek-cewek, lengkap dengan delikan tajam mereka.
"Itu ceweknya Alvaro? Cih, nggak lebih cantik dari gue."
"Ckk, Alvaro deserves better."
"Yakin dia ceweknya? Selera Alvaro nggak mungkin serendah itu."
Ceweknya Alvaro? Nggak mungkin gue kan yang dimaksud? pikir Elle.
Elle mengerjapkan matanya, mengusir pikiran yang muncul di benaknya. Walaupun tatapan serta ucapan tersebut memang untuknya.
Dengan mempertahankan raut datarnya, Elle meneruskan langkah menuju kelas.
Sementara itu Alvaro mendapati Elle yang berjalan di koridor. Ia mendengus kasar ketika menyadari murid cowok menatap Elle terang-terangan. Alvaro tidak suka itu. Alvaro tidak suka melihat cowok-cowok yang tidak bisa dikatakan sedikit itu menatap Elle dengan intens.
Bukannya Alvaro sudah memberi peringatan kemarin? Walaupun hanya di grup kelas, tapi Alvaro yakin hal tersebut sudah tersebar satu sekolahan.
Alvaro juga tidak tau mengapa ia tidak suka Elle menjadi objek pujaan banyak cowok di sekolahnya. Ia tidak suka itu. Dan melihat cowok-cowok masih menjadikan Elle objek pujaan mereka bahkan disaat Alvaro sudah memberi peringatan, membuat cowok itu sangat jengkel hingga mengambil tindakan impulsif.
Kakinya mengambil langkah panjang, membuatnya dengan cepat berhasil menyusul langkah Elle. Tangan Alvaro terangkat merangkul bahu Elle. Sedetik kemudian ia mempertemukan bibirnya dengan pipi Elle. Alvaro mengecup Elle, tepat di pipinya.
"Guten morgen liebling."
Koridor yang ramai menjadi jauh lebih ramai. Cewek-cewek memekik, beberapa membekap mulut tak percaya akan apa yang dilihatnya. Cowok-cowok juga tak kalah terkejut. Suara-suara di koridor menjadi lebih ramai laksana dengungan lebah.
Berbanding terbalik dengan suasana koridor yang sangat ramai, Elle malah terdiam di tempatnya. Terdiam kaku dengan wajah yang memerah.
Orang-orang mungkin berpikir Elle tengah bersemu malu karena kecupan Alvaro. Tetapi yang sebenarnya ialah cewek itu tengah menahan diri. Tepatnya menahan amarahnya yang seketika naik hingga ke ambang batas.
Sementara itu Alvaro menyeringai puas melihat cowok-cowok yang kini tampak segan menatap Elle. Inilah yang diinginkannya.
Alvaro berbalik menatap Elle saat dirasanya tidak ada pergerakan dari cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unforgettable Spells
Teen FictionAccio happiness Obliviate sadness Allohomora love Tanpa sadar Alvaro tersenyum membaca tulisan tersebut. Ini mungkin terdengar gila, tapi rasanya mantra itu berhasil menenangkan perasaannya yang sedang gundah. Rachquelle Valerie. Dan yang lebih gila...