BAB 6

154K 5.7K 178
                                    

SIAPAAA YANG NUNGGUIN UPDATE ANNN??

ENJOYYYYY

-------------

Perlahan, Bibir Alex menempel pada bibirku dengan lembutnya. Mataku sudah terpejam, tidak ingin melihat wajahnya yang sangat dekat.

Dengan sigap pula Alex sudah menahan tengkukku agar tidak dapat menghindar.

Hanya menempel, akan tetapi rasanya sangat mendebarkan. Napasnya yang hangat menghembusku dengan kasar, seakan tengah menahan sesuatu di sana.

Tanpa aba-aba, tangannya merambat ke pipiku dan menaikkannya hingga kini aku mendongak. Alex termasuk pria yang tinggi, aku tidak bisa menyamainya.

Tanganku saling bertautan di atas paha, merasa gugup. Rasanya otakku kosong tidak dapat memikirkan apapun.

Tidak ada penolakan, Alex mulai berani untuk menggerakkan bibirnya. Walaupun pelan, masih dapat kurasakan hisapannya pada bibirku.

"R-Rolf, tolong, aku harus bagaimana selanjutnya? Jantungku mau copot," ucap Alex memenuhi pikiranku. Suaranya sangat parau seakan tengah kehabisan napas.

Mendengar pikirannya, spontan aku tersenyum di tengah ciuman ini.

Aku baru menyadari jika Alex adalah orang yang sangat overthinking. Akan tetapi lucunya yang ada di pikiran Alex adalah hal-hal sepele, tentang ku.

Bibirnya terasa gemetar melumatku, begitu pun tangannya yang tremor menyentuh pipiku, membuatku gemas saja.

Entah mengapa aku jadi ingin sedikit menggodanya. Reaksi tubuh Alex selalu membuatku penasaran, semua tingkah lakunya di luar ekspektasi ku.

Dengan ragu-ragu, tanganku naik dan menyentuh bahunya pelan. Meyakinkan diri, tanganku mengalungi lehernya.

Alex yang tidak mengenakan atasan apapun terasa hangat saat aku menyentuh kulitnya. Di tengah dinginnya gudang ini, rasanya aku ingin merapatkan tubuhku padanya.

Terasa ciumannya yang semakin dalam dan lumatannya yang memburu, seakan ingin memakan bibirku.

"Rolf! Rolf! Aku tidak kuat lagi. Ini membuatku gila," pikirnya sekali lagi memanggil Rolf.

Walaupun permainan bibirnya masih berlanjut dengan nafsu yang kuat. Ternyata di dalam sana, Alex tengah gemetaran dan panik. Sama sepertiku.

Jantungku pun rasanya berdegup sangat cepat hingga ku takut Alex akan mendengarnya. Tubuhku terasa melemas hingga untuk mendorongnya saja aku tidak sanggup.

Terbuai dengan permainannya, tanpa sadar bibirku bergerak, mengikuti. Walaupun sangat pelan, aku mencoba menghisap bibirnya seperti apa yang dia lakukan.

Terasa sangat lembut dan memabukkan.

Tangannya turun ke pinggangku dan mencengkram badanku di sana, melampiaskan perasaannya. Dengan sedikit nakal juga terkadang Alex menaikkan kemeja yang ku kenakan.

Meneguk ludah kasar, perasaanku tidak menentu dan mataku semakin berkabut saat terbuka.

Napasku ikut memburu hingga kini kami saling berebutan udara. Aroma napasnya yang wangi mint, membuat pikiranku kalut.

Raungan Rolf di dalam sana terdengar sangat kuat seakan tengah kesenangan. Sejenak dapat ku lihat ekor di belakangnya yang kembali muncul dan bergerak ke kanan kiri.

"Aumm! Tandai dia, Al! Cepatlah, aku ingin Nat menjadi milik kita seutuhnya! Hanya tinggal menggigit lehernya, ayolah!" suruh Rolf, tidak sabar.

Alex semakin mendekatkan badannya padaku dan mengurungku dengan tangannya yang menahan pinggangku. Dada kami sudah menempel hingga dapat kurasakan tubuhnya yang memanas seiring permainan kami.

Pet Me, I'm Your Wolf!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang