O4

571 40 3
                                    

Malam ini, draco merasa tidak enak dengan harry, ia takut harry cemburu atau bagaimana.
Sedangkan harry sendiri tidak ingin mengganggu hubungan draco dengan kekasihnya pansy, ia merasa tidak enak saja dengan keberadaannya yang membuat hubungan draco dan pansy hancur.

Besoknya saat pelajaran potions

Harry hanya sibuk dengan pekerjaannya, tidak diketahui mata kelabu abu-abu sedikit kebiruan draco menatap mata emerald hijau cemerlang harry dari kejauhan, bukannya memerhatikan pelajaran, pemuda berambut pirang itu justru hanya memperhatikan harry dengan memasang wajah serius.
Tampak dari wajahnya yang terlihat sangat serius menatap harry, ia tidak sadar bahwa pansy memperhatikannya sedari tadi draco menatap harry.

"Hey, lihat siapa?"
"Eh? no my dear, aku hanya mendengar professor sedang berbicara"
'"Professor sudah keluar kelas dari tadi! Apa yang kau bicarakan sekarang ini? Mendengarkan professor? Sungguh, aku kesal denganmu!"

Oh merlin, entah apa yang dipikirkan draco saat ini sangatlah kacau, ia hanya memikirkan harry yang seakan akan sudah menjadi candunya.
"oke aku agak sedikit tidak fokus sekarang, maafkan aku, love" ia megenggam tangan pansy dengan lembut dan erat

"Apa aku membuatmu tidak nyaman, love? Katakan saja ya, aku akan membuatmu agar terasa nyaman di dekatku, jangan khawatir dengan cintaku" draco melembutkan suaranya dan tersenyum kepada pansy yang amarahnya mulai mereda saat mendengar perkataan draco.

"Bloody hell Rry, liat pasangan menjijikkan itu, melihatnya saja membuatku merasa ingin muntah darah" ron melihat jijik 2 pasangan itu dari jauh, harry hanya memutar bola matanya saat melihat draco dan kekasihnya sedang bermesraan.
"kau hanya iri ronn, sini bersamaku" goda hermione dan nadanya dibuat main main dengannya yang membuat ron kaget dan shock mendengarnya "apa kau gila? Ya tentu aku akan bersamamu, pakai bertanya" ron menggenggam tangan hermione dan sambil tersenyum.

Harry terasa seperti pajangan yang diam saja, ia bingung apa yang harus ia lakukan lagi jika semuanya terus nge bucin? Harry benar benar muak dengan semua ini, dia pamit kepada mione dan ron untuk pergi ke perpustakaan hogwarts, saat berjalan dikoridor hogwarts, pikirannya berubah drastis,harry heran mengapa ia merasa sedih melihat draco dengan pansy? Cemburu kah? Tidak tahu juga.
Harry merenung sedih, semua yang ia jalani sekarang ia harus lakukan sendiri.
"Malfoy sialan"

Seorang pria hufflepuff yang tampan dan juga tinggi tidak sengaja menabrak harry yang sedang berjalan dengan santai, menabrak membuat harry terjatuh.

Bruk!

"Maafkan aku! Kau tidak apa apa?! Aku tidak sengaja, maafkan aku,eh.. mari kubantu"

pria itu menjulurkan tangannya kepada harry, pria itu membantu harry berdiri dan mengusap usap tangannya ke pakaian harry.
"Ah tidak apa-apa, ini semua kecelakaan tak sengaja"

"Yeah.. sekali lagi maafkan aku, aku tidak melihatmu saat berjalan" pria itu berbicara dengan suara lembut dan berat "oh ya, boleh ku tahu namamu?"
"Harry potter, aku dari gryffindor, bagaimana denganmu?" Ia bertanya sambil tersenyum manis melihat pria itu.

"Cedric diggory, aku dari hufflepuff, kau harry potter? Baiklah potter aku akan pergi, berhati hati ya! Sekali lagi maafkan aku!" Harry terkekeh sedikit mendengarnya berteriak sambil berlari dan melambaikan tangan.

Cedric, pria tampan berumah hufflepuf itu langsung pergi tergesa gesa, ia tampak sangat berburu buru. tidak tahu kenapa, harry terpeson saat pertama kali melihat cedric, hatinya berdegup lebih kencang.

Sesampainya diperpustakaan, harry mengambil buku yang ingin dia baca lalu duduk di meja dekat jendela.
Udara dingin, hujan terlihat deras dari jendela itu, benar benar nyaman rasanya membaca buku saat ini.

Sejujurnya, harry tidak membaca buku, ia memikirkan tentang draco, tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, mengapa merasa kecewa dan kesal.

Lelaki tampan berambut putih datang berjalan ke arah harry dan duduk disebelah nya, harry sadar jika itu adalah draco, karena dari aroma tubuhnya yang harum menyengat itu.
Tetapi dia tidak menoleh ataupun melirik ke arah draco. Draco terheran-heran dengan harry, ada apa dengannya, mengapa wajahnya terlihat sedih?

Draco bertanya kepada harry apakah harry sedang baik baik saja, karena ia tahu, jika harry sekarang terlihat sangat kesal dan jengkel.

"Draco? Aku tidak apa apa, hanya ingin sendiri"
Nada harry terdengar lembut dan sedih, matanya tertuju kepada bukunya yang sedang dibaca dengannya, tidak ingin menatap draco ataupun memperbanyak bicaranya.

"Dengan arti ingin sendiri, kau ingin aku pergi bukan?"

"Bagaimana jika aku bilang ya"

"Baiklah, jika itu mau mu, aku akan melakukan nya."

Draco sekali lagi heran mengapa harry tiba tiba menjadi seperti ini, ingin bertanya, tetapi ia terlalu gengsi untuk bertanya, dia memilih untuk pergi dan membiarkan harry meredakan sebentar amarah nya.

Pria tinggi pirang itu memundurkan kursinya, lalu berdiri dan pergi tanpa bicara panjang lebar.
Harry melihat punggung draco yang besar dari belakang berjalan menuju pintu keluar perpustakaan.

Sialan, apa yang baru saja ku katakan membuatnya sakit hati? Aku sangat menyesal.. bagaimana jika dia akan menjauhiku?
-harry

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Keknya aku bakal lama up ya.
ULANGAN COK, mana besok mtk.
Doain w nilainya bagus, semangat aku.
Bantu vote yaa...
Maaf pendek...

Perjodohan (drarry)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang