"Jika hadirmu adalah sebuah kesalahan. Maka sampaikan maafku pada hatimu yang telah berani mencurinya."
Dunia terasa begitu sempit dan sesak. Mengenang berbagai rasa yang berbeda dalam satu perpaduan kisah yang menyelimuti dua hati.
Kebahagiaan tampak sirna di ujung hati kala luka berhasil menggerogoti. Menumbuhkan banyak beban dan tekanan yang tak bisa ditinggalkan begitu saja.
Tuhan begitu sangat ingin aku pergi darimu, bukan karena jahat. Tapi memang kau tak pantas untuk menemani sisa terakhir hidupku. Aku hanya diam menyaksikan begitu bahagianya kamu memeluk orang lain di hadapanku. Tersenyum pilu, itulah yang bisa kulakukan.
Menyaksikan betapa elok perbuatanmu di balik semua senyum dan janji manismu. Sandiwaramu begitu apik hingga aku tak pernah menyadari hal itu. Kepuasan dalam diri membentuk sebuah bongkahan nestapa yang menggerogoti tanpa menimbulkan bercak sedikit pun.
Kau adalah pemberi luka yang hebat kala itu, hingga tangisku tak kunjung reda walau sudah bertahun-tahun lamanya. Mencintaimu terlalu dalam adalah sebuah kesalahan yang tak dapat kucegah. Hatiku jatuh terlalu dalam hingga sulit menjangkau permukaan.
Kau memang orang yang tak pantas dicintai. Ucapanmu saja yang manis, tapi caramu memperlakukanku begitu sadis.
#halamanterakhir
KAMU SEDANG MEMBACA
Halaman Terakhir
PoetryTentang kisah kita, yang seharusnya selalu bersama. Tetapi kandas di tengah jalan karena sebuah perpisahan.