aerin menatap pintu tempat khusus para pangeran itu dengan raut wajah gugup. semenjak kejadian dimana mereka mengetahui adanya pajak ilegal itu mereka tidak keluar dari ruangan tersebut sama sekali. bahkan saat para pelayan membawakan mereka makanan mereka hanya memakannya sedikit, atau malah tak tersentuh sama sekali.
bagaimanapun, dia adalah pelayan pribadi mereka. dia sudah di tugaskan untuk menjaga mereka secara langsung oleh raja, dan ini adalah salah satu tugas nya.
menjaga pola makan para pangeran.
"apa yang kau lakukan nona?".
baru saja ia ingin masuk kedalam ruangan itu, sebuah suara bariton menginterupsi tindakannya.
aerin terkejut, lantas kepala nya menengok ke asal suara. disana terlihat seorang pria yang dengan setelan jas formal. sebuah kacamata dengan rantai kecil yang menjuntai di kedua sisi wajah nya menjadi perhatian aerin saat pertama kali melihat pria tersebut.
"ini adalah ruang khusus para pangeran, aku harap kau punya alasan yang cukup penting untuk menemui mereka."
aerin membeku. suara nya sangat halus dan lembut tapi alih-alih menyerupai wanita, suara nya terdengar sangat sopan dan berwibawa. "a-a... maafkan aku...". alis pria itu terangkat. "kau... apakah pelayan pribadi pangeran ? aku selalu melihat mu bersama mereka akhir-akhir ini"
aerin pun mengangguk dan membungkukkan badannya. "nama saya aerin fleur, salam kenal tuan..."
"Liam, panggil aku Liam nona"
"senang mengenal anda tuan Liam."
setelah perkenalan singkat itu, seorang pelayan keluar dari ruangan itu samari mendorong troli yang berisi makanan para pangeran. "mereka menolak untuk makan lagi?" tanya Liam yang di jawab dengan anggukan oleh pelayan itu. lantas Liam pun mendecak.
"selain memeras rakyat mereka sangat suka membuang-buang makanan rupanya."
kening aerin menyerengit mendengar perkataan pria yang ada di sampingnya. "aku tak tau apa yang akan terjadi jika Helios benar-benar jatuh ke tangan putra mahkota yang bodoh itu. huh, mungkin kerajaan ini akan hancur dalam sekejap mata."
tangan aerin mengepal. entah kenapa ada rasa kesal yang meledak-ledak di dalam dirinya begitu mendengarkan ocehan pria ini. aerin pun menghadapkan dirinya ke arah Liam dan menatap nya tajam. membuat LIam yang awalnya fokus melihat jam tangan mewah nya pun teralihkan.
"anda tak berhak mengatakan al seperti itu ke pada para pangeran tuan"
Liam mengerjap. "apa?"
"aku yakin para pangeran tengah melakukan hal yang sangat penting di dalam sana sampai mereka tak mempedulikan diri mereka sendiri"
pelayan yang tadi nya bertugas mengantarkan makanan para pangeran pun berusaha menarik aerin menjauh namun gadis itu masih bersikukuh untuk tetap pada tempatnya.
Liam tersenyum miring. "apa yang kira-kira mereka lakukan? menghitung uang jarahan rakyat?"
"mereka tak akan berbuat serendah itu tuan Liam"
"lalu apa? apa yang mereka lakukan selama 3 hari mengurung diri di dalam sana. yang mulia raja sedang sakit keras saat ini dan mereka malah membiarkan kerajaan terbengkalai tak terurus seperti ini. sebenarnya apa yang mereka lakukan di dalam sana..."
"tuan-"
"apa jadinya jika kerajaan ini benar-benar jatuh dalam tangan mereka. akh... aku kasihan dengan anthony. dia bersusah payah membangun kerajaan ini tapi putra nya sendiri yang akan menghancurkannya..."
"tuan liam, kau-"
"kudengar seorang jalang berhasil masuk ke dalam istana dan menggoda keempat pangeran sulung. selain seseorang yang rakus akan harta ternyata mereka juga seorang bajingan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐊𝐈𝐍𝐆𝐃𝐎𝐌] || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬
FanfictionSebuah peristiwa besar yang mengubah seluruh alur sejarah kerajaan Helios.