mentari masih belum muncul tapi aerin sudah lebih dulu bangun mendaului sang matahari. ia menatap penampilan nya di cermin. "ok sudah rapi"
ia meraih kertas-kertas yang ada di nakas. itu adalah beberapa catatan dan jadwal para pangeran setiap hari nya. aerin menggelengkan kepala nya ketika melihat jadwal mereka yang begitu padat. ia menutup pintu kamar nya diringi helaan napas pelan.
"hari pertama, halaman pertama" ujar nya. kaki nya pun melangkah mantap menuju kamar para pangeran. tugas pertama nya : membangunkan para pangeran.
ia melirik sekali lagi kertas yang berisi denah kamar mereka, memastikan jika yang ada di hadapannya adalah kamar sang putra mahkota. pangeran Danny. ia mengetuk pelan pintu raksasa itu. sekali, dua kali, tak ada jawaban. aerin semakin gugup kala tak mendengar sahutan sama sekali dari dalam. ia menatap para penjaga yang berjaga di depan pintu kamar pangeran utnuk meminta bantuan.
mereka bahkan tak menatap balik aerin.
aerin menghela napas, berusaha untuk tetap tenang. ia mengetuk sekali lagi pintu besar itu namun kali ini lebi keras. tak disangka, seseorang menyembul dari dalam sana yang membuat aerin terkejut setengah mati. ia menepuk-nepuk dada nya untuk mentralkan detak jantung nya.
"siapa kau ?' tanya pemuda itu dengan tatapan tajam.
aerin menatap pemuda itu dengan seksama. sebuah jas hitam lengkap dengan dasi nya pun sudah melekat rapi d badan pemuda itu. pin emas dengan berlia yang bersinar itu lah yang menyadarkan gadis itu siapa yang berdiri di hadapannya.
'PANGERAN DANNY !'
"hei, aku bertanya padamu" ucap pangeran danny.
aerin sontak membungkukkan badannya, memberi hormat untuk sang pangeran. saking gugup nya gadis itu sampai menjatuhkan kertas-kertas berisi catatan para pangeran. kedua nya lantas terkejut. gadis itu dengan cepat mengumpulkan kembali kertas-kertas nya. 'habis lah aku...' batin nya. saat merapikan kertas-kertas nya, aerin melihat tangan seseorang yang ikut membantu nya.
tangan pangeran danny.
oke, jantung nya tak aman. aerin segera membereskan kekacauan yang telah di buat nya. ia juga mengambil kertas dari tangan sang pangeran dengan wajah menunduk takut. "maaf pangeran..." cicit nya.
"tak apa, siapa kau ? aku tak pernah melihat mu di istana sebelumnya"
"saya pelayan baru yang mulia sekalian, dan ini... hari pertama saya bekerja"
danny membelalakkan matanya ketika mendengar penuturan gadis itu. ia memperhatikan gadis yang ada di depan nya dari ujung kaki sampai ujung kepala. sudah lama sekali ketika ia dan saudara-saudara nya mendapatkan seorang pelayan pribadi. ya, setidaknya setelah salah satu adiknya menebas kepala pelayan pribadi terakhir mereka.
aerin ingin beranjak dari sana karena ia masih harus membangunkan para pangeran yang lain "t-tuan muda-". "kau ingin membangun kan jun kan ?". aerin terkejut, namun ia dengan cepat mengangguk.
danny tersenyum tipis. ia menunjuk sebuah kamar yang tepat berada di samping kamar nya . "dia sekarang pasti masih tidur dengan nyenyak nya. siram saja dia dengan air jika ia tak kunjung bangun. ngomong-ngomong apa jadwal kami pagi ini". aerin dengan sedikit tergesa membuka lembaran kertas yang ada di tangan nya. "hanya jamuan dengan yang mulia raja dan ratu, yang mulia. kemudian akan ada kelas administrasi saat pukul 10"
danny mengangguk-angguk kecil hingga rambut nya ikut bergerak mengikuti anggukan nya. "lanjutkan tugas mu" ujar danny. aerin pun mengangguk dan berlalu dari hadapan sang putra makota.
danny memperhatikan langkah kecil gadis itu yang menuju kamar saudara nya. ia menatap intens gadis itu. namun ia tak ambil pusing terlalu lama. ia langkah kan kaki nya menuju ruang makan istana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[𝐊𝐈𝐍𝐆𝐃𝐎𝐌] || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬
Fiksi PenggemarSebuah peristiwa besar yang mengubah seluruh alur sejarah kerajaan Helios.